You and I - Zayn Malik

1.5K 83 10
                                    

“Zayn, aku mau cerita.”

“Aku mendengarkan.”

Dyandra menarik nafasnya lalu menopang tangan kanannya dengan tangan kiri, “banyak temanku yang bermasalah dengan kekasihnya, dan berakhir dengan keterpisahan. Ya, kau tau. Kebanyakan mereka bertengkar di akhir karena saling menyembunyikan hal masing-masing, saat ketauan, putus.”

“Sudah biasa. Lalu?”

“Aku hanya takut jika aku berhubungan dengan seseorang, ia akan menyakitiku atau menyembunyikan sesuatu dariku. Bukannya dalam satu hubungan harus saling mempercayai? Bagaimana menurutmu?”

“Tentu saja sama sepertimu.”

Aku bangkit dari sofa dan berjalan ke arah jendela, “well, ini sudah malam.”

“Kau mau pulang?”

Kepalaku mengangguk. “Oh ya. Besok kau ada acara atau tidak?”

“Biar kuingat..” ucap Dyandra membawa telunjuknya ke pelipis. “Tidak, kenapa?”

Aku mengulas senyum untuknya lalu mengambil tasku dari atas tempat tidur Dyandra, “kujemput kau pukul tujuh pagi. Temani aku ke lokasi syuting pembuatan video klip You and I, ya ya ya?”

“Oke, baiklah. Selamat tinggal.”

***

“Kau serius ini tempatnya? Clevedon Pier?” tanya Dydy sumringah sambil berlari di sepanjang jembatan. Aku tertawa melihat Dydy yang sudah berlari sehingga jaraknya jauh sekali denganku.

“Udaranya masih dingin karena ini pagi sekali.” komentarku, menyandarkan sikuku di pembatas jembatan. Dydy mengangguk setuju dan ikut berdiri di sampingku.

“Dimana yang lain?”

“Mereka akan datang sebent—oh itu mereka.” Aku menunjuk satu mobil hijau tua yang kuyakini dalamnya berisi Niall, Louis, Liam dan Harry. Kulihat mereka berebut turun dan langsung berlari menghampiriku dan Dyandra.

“Zayn! Kau harus tau rambutku langsung berantakan diterpa angin disini. Wow, jambulmu bergoyang.” ujar Niall sedikit curhat sambil menepuk-nepuk punggungku. “Hello, Dydy! You look stunning, padahal kami yang mau syuting..”

“Ni, kau kesini hanya memakai.. tank top? Masuk angin kau nanti.” Kekeh Dyandra.

“Kukira anginnya tidak sebesar ini. Sudah ya, aku harus ganti baju sebelum masuk angin.” Niall berlari ke arah para kru-kru dan berbicara dengan Paul. Aku menggenggam tangan sahabatku ini lalu mengajaknya masuk ke dalam satu bangunan seperti rumah di ujung jembatan. Yah, aku juga harus ganti baju.

“Woohoo, aku sudah lama tidak bertemu denganmu, Dy. Tapi tenang saja, Zayn setiap hari bercerita tentangmu kok.” sapa Louis yang sudah mengenakan sweater abu-abu, kontan aku langsung menginjak kakinya.

“Sesering itu?” tanya Dyandra, kepalanya menoleh kepadaku dengan cengiran di wajahnya. “Wah, Zayn sudah jadi penggemarku rupanya.”

“Kau benar, kau benar.” tanggap Louis mengangguk-anggukan kepalanya. “Kau mau kemana, Dy?”

“Mau mencari Liam, aku rindu pada daddy.” Dengan itu kemudian Dyandra meninggalkanku dengan Louis yang sedang di make-up. Louis menyunggingkan cengirannya padaku lalu tertawa.

“Kau jadi mengatakannya pada Dydy?”

Pertanyaannya membuatku merenung sebentar. Beranikah kau, Zayn? Sudah bulatkah keputusanmu? “Kuharap begitu, lihat saja nanti.”

“Well, kurasa kau harus. Gugup?”

“Sangat, Lou. Sangat.”

Louis tertawa di tempatnya, “anggap saja ia pasti akan menerimamu. Berpikirlah bahwa ia menyukaimu juga, walaupun belum tentu.Setidaknya itu yang kulakukan saat ingin menyatakan cintaku pada Eleanor, kau bisa mencobanya.”

One Shot [by request]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang