Laura memasuki gerbang SMA Garuda. Sekolah tampak ramai meski bel masuk masih lama. Laura berjalan melewati koridor menuju ke kelasnya.
Tiba tiba ponsel Laura berbunyi. Ia mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan masuk.
Dari nomor misterius itu lagi. Ia pun membuka aplikasi sms dan membaca pesan itu.
Pengirim misterius : Menurut Einstein, energi adalah massa dikali kuadrat kecepatan cahaya. Menurut Britannica, energi adalah suatu kapasitas untuk melakukan kerja. Tapi kalau menurut gue, energi adalah lo, Laura.
Siapa sih tu orang. Sok romantis. Sok misterius. Geli gue. Tanpa Laura sadari, ada seorang pria yang berlari dari arah berlawanan dan-
Brak!
Pria itu tidak sengaja menabraknya hingga Laura terjatuh.
"Aduh!" Laura meringis kesakitan.
"Eh, sorry. Gue ga sengaja." Pria itu mengulurkan tangannya untuk membantu Laura berdiri.
"Lo ga papa kan?" tanya pria itu.
"Ga papa kok," kata Laura berbohong. Jelas jelas dia kenapa napa. Siapa yang baik baik saja saat ditabrak dengan keras hingga terjatuh membentur lantai?
"Ya udah gue duluan ya. Gue buru buru."
"Iya." Laura mengangguk dan memberikan senyuman tipis.
Pria itu pun pergi meninggalkan Laura yang sedang memandangi punggungnya yang semakin lama semakin jauh, lalu hilang saat ia berbelok ke kanan.
Laura kembali terfokus kepada tujuannya, yaitu pergi ke kelas untuk menaruh tas, lalu ke taman belakang sekolah untuk menceritakan tentang Anggerio kepada sahabat-sahabatnya.
Sesampainya di kelas, Laura menaruh tasnya. Lalu ia mencari foto-fotonya bersama Anggerio dan mengambinya setelah menemukannya. Ia memandangi foto foto itu. Laura tersenyum karena teringat saat Anggerio mencium pipinya.
"Foto siapa tuh?"
"Ahh!" Laura terkaget dan ia refleks melempar foto-fotonya.
"Bikin kaget gue aja lo, Di!" Laura menjitak kepala Aldi.
"Sorry." Aldi tersenyum lebar sambil mengangkat kedua jarinya yang menyimbolkan peace.
Laura berjongkok untuk mengambil foto-fotonya. Tetapi Aldi dengan gesit mengambil foto itu lebih dulu.
"Aaa! Balikin foto gue Di!"
"Enak aja. Jawab pertanyaan gue dulu. Baru gue kasih ini foto." Aldi mengangkat foto itu tinggi-tinggi agar Laura tidak dapat mencapainya.
"Dia cuma temen gue. Beneran. Ketemunya aja baru kemarin lusa." Laura berusaha meraih foto dari tangan Aldi.
"Beneran? Jujur aja ga papa. Kan biasanya lo juga cerita cerita ke gue."
"Beneran, Di. Kok lo ga percaya sih sama gue!" Laura cemberut dan memalingkan wajahnya serta melipat kedua tangannya di dada.
"Iya, iya. Jangan ngambek. Gue percaya kok. Nih, foto lo." Aldi menyerahkan foto itu kepada Laura. Laura menyahut foto itu dengan cepat dan pergi ke luar kelas.
Samar samar Laura mendengarkan teriakan Aldi dari dalam kelas.
"Jangan cemberut dong! Nanti muka cantik lo jadi kusut!"
Laura tetap melanjutkan jalannya ke taman belakang sekolah tanpa menghiraukan Aldi. Sesampainya di taman belakang SMA Garuda, Laura disambut dengan hijau dan asrinya taman serta bau bunga mawar yang menghiasi setiap sisi taman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGERIO
Teen Fiction"Mainan gue bukan boneka. Tapi si kembar." - Anggerio Berawal dari bertemu Anggerio di parkiran gedung bioskop, rasa itu mulai tumbuh di hati Laura. Tapi, tanpa ia sadari, Luna, saudara kembarnya, juga mencintai orang yang dicintainya itu. Tak hanya...