hari itu, minggu pagi ketika hujan perlahan jatuh dari langit dan berhenti membasahi tanah membawa aroma yang menghipnotis penikmatnya, melepaskan rasa penat yang mereka alami selama satu minggu terakhir, termasuk gadis bersurai obsidian yang berdiri di depan balkonnya dengan jendela yang dia biarkan terbuka lebar. angin menyapu lembut kulit wajahnya, begitu pula dengan senyum yang terukir di bibirnya.
waktu seolah berhenti saat itu juga, hanya hujan dan dirinya. ruangan yang semula adalah kamarnya kini telah kosong, menyisakan langit-langit dan tembok biru pucat yang menjadi saksi bisu kenangan masa lalunya.
"yoona," panggil seseorang yang memiliki suara sangat familiar di telinga gadis itu, suara lembut dan penuh kasih sayang yang selalu menyapanya di pagi hari, dan kalimat selamat malam yang selalu mengalir sebelum tidur.
"ya?" gadis itu memutar tubuhnya yang tadi hampir enggan untuk melihat ke arah lain, berpaling dari pesona alam yang terhampar di hadapannya dan menatap sang ibu yang mulai ringkih bersandar di bingkai pintu kamarnya.
senyum tipis terukir di wajahnya yang mulai berkeriput ketika matanya berkeliling menatap ruangan kosong itu dan berhenti ketika kedua mata mereka bertemu, "aku tidak pernah membayangkan, kita akan pindah dari sini dan memulai lembaran baru yang lain," jelas sang ibu.
gadis itu menggangguk mengerti, tidak ada seorangpun dapat memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidupnya, begitupun mereka. meninggalkan bangunan yang telah menjadi tempat mereka tinggal selama separuh hidupnya bukanlah sesuatu yang mereka harapkan, namun harus mereka lakukan.
yoona menghela nafasnya berat, aroma hujan masih bisa ia rasakan memenuhi rongga paru-parunya seolah meringankan beban pikirannya. dilangkahkannya tungkai jenjangnya merengkuh tubuh hangat sang ibu ke dalam pelukannya.
"tapi kalau kita nggak pergi, sampai kapan ibu akan nangis, inget ayah?" suara yoona kini terdengar serak, nafasnya tercekat ketika bayangan ayahnya tergambar dalam memorinya, tapi air matanya sama sekali tidak mengalir dari matanya. kalau dia menangis sekarang di depan ibunya, ibunya akan terus merasa sedih, dia tidak ingin itu terjadi.
"kau benar," bisik sang ibu lemah, merangkup wajah anaknya dengan kedua tangannya, membelainya halus dengan ibu jarinya.
keduanya kemudian berjalan menuruni tangga bersama, deretan kardus yang ditumpuk bersama-sama memenuhi pandangan mereka, kecuali satu, lukisan sang ayah yang masih bertenger manis di tembok, ditutupi sehelai kain putih. mereka sengaja melakukan itu, dengan alasan agar sang ibu dapat kembali 'hidup' dalam lembaran barunya nanti.
"udah semua kan?" tanya yoona memastikan, sang ibu mengangguk pelan sebelum mengangkut beberapa kardus ditangannya dan membawanya keluar disusul yoona di belakangnya.
"wah, wah, jadi pindah?" suara paman lee, tetangga akrab mereka menganggetkan keduanya.
"i i iya," jawab nyonya choi dengan berat hati.
paman lee tersenyum tipis sambil berjalan mendekat, membantu mereka mengangkut sisa kardus yang tertinggal di dalam rumah dan menaruhnya dibagian belakang mobil hitam kepemilikan tuan choi.
"kalau begitu sampai bertemu lagi, nyonya choi," katanya sedikit pelan, lalu menatap yoona yang tidak bergeming dari tempatnya berdiri, "yoona, jaga dirimu dan ibumu ya?" lanjutnya dan memberikan sebuah kalung emas putih kepada gadis itu.
yoona mengangguk mantap, mengalungkan kalung tersebut di lehernya, "pasti!" jawabnya sambil mengacungkan ibu jarinya kepada paman lee.
air wajah paman lee berubah sedih, bagaimana tidak? keluarga choi sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri sekarang harus pindah, meninggalkannya sendiri.
"paman lee," panggil yoona, menurunkan kaca mobilnya.
sang pemilik nama mengangkat wajahnya lagi, menatap yoona dengan tatapan heran.
"sampai bertemu lagi!" pamitnya, tersenyum, menunjukan deretan giginya.
kedua ujung bibir paman lee seketika terangkat, membalas senyuman yoona, dan melambaikan tangannya tinggi di udara ketika mobil itu perlahan melaju ke arah selatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
get out » theboyz
Fanfictionkalian yakin mau percaya sama juyeon? © kysjuseyo storyline, 2017