matahari mulai menyembul dari balik tebalnya awan abu-abu kumulus pagi tadi, hamparan ladang gandum yang mulai menguning terlihat jelas sepanjang jalan di kanan kiri mobil, yoona menurunkan kacanya lagi.
matanya seolah tidak rela melewatkan pemandangan indah di depannya, begitu pula dengan paru-parunya yang terus menerus menghirup udara segar perdesaan yang sayangnya sebentar lagi akan digantikan dengan pemandangan senyap perkotaan yang selalu sibuk.
"yoona, masukkan kepalamu!" tegas sang ibu seraya fokus mengemudi, yoona terkekeh pelan dan memasukkan kepalanya kembali, namun tetap membiarkan kacanya terbuka lebar dan mematikan pendingin, membiarkan udara segar mengganti udara di dalam mobilnya.
2 jam telah berlalu, pemandangan ladang gandum berubah menjadi bukit bukit kecil dan beberapa lampu jalan untuk menerangi jalanan pada malam hari.
"masih jauh?" tanya yoona, melirik sang ibu dari ujung matanya.
"nggak," jawab ibunya singkat.
gadis itu bersandar kembali di joknya, menghembuskan nafas kasar sesekali sambil memilin kalung yang berada di lehernya sebelum akhirnya bangunan-bangunan tinggi menjulang ke langit menyapa indera penglihatannya.
papan-papan reklame warna warni berdiri berdampingan, memberi sedikit warna pada deretan bangunan berwarna abu-abu kelam. meski begitu, tatapan yoona tidak pernah sedetikpun lepas menatap ujung bangunan-bangunan menjulang tersebut.
atmosfir berubah menjadi sedikit lebih penat, sesak. pemandangan lautan manusia sibuk bersimpang siur di trotoar, sebuah pemandangan yang tidak pernah dilihatnya dulu akan menjadi pemandangan biasa untuknya.
"kita makan dulu yuk," ajakkan sang ibu lantas disambut baik oleh anak semata wayangnya. mobil hitam itu kini terparkir di depan salah satu bangunan restoran cepat saji.
ketika keduanya sedang menikmati makan siangnya, seseorang tiba-tiba menarik bangku dan menempati bangku kosong meja mereka, penasaran yoona melirik sedikit ke arah sosok asing yang kini ia cap sebagai aneh duduk berdampingan dengannya. berbeda halnya dengan sang ibu yang menyambut sosok tersebut dengan jabatan tangan.
"siang, nyonya choi," sapa sosok itu bersemangat dengan senyum manis tertampang di bibir tipisnya.
"siang, kevin." balas nyonya choi kepada sosok laki-laki yang yoona perkirakan tidak jauh atau bahkan sebaya dengannya.
yoona menautkan kedua alisnya dan menatap sang ibu dengan tatapan yang mengisyaratkan 'dia siapa?'
mengerti, sang ibu akhirnya memperkenalkan kevin pada yoona begitupun sebaliknya.
"hai, salam kenal!" ujar kevin yang hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh gadis di sampingnya yang masih sibuk mengunyah makan siangnya.
"kevin ini anak tetangga apartement kita yang baru, aku bertemu dengannya waktu sedang mencari apartement, dia yang membantuku." jelas sang ibu, berharap sang anak tidak berlaku terlalu dingin terhadap kevin.
"oh terima kasih," yoona menyinggungkan senyum tipis, meski begitu, kevin yakin hanya untuk sekedar formalitas di depan ibunya.
kevin mendengus, menghiraukan yoona dan kembali bercengkrama hangat dengan nyonya choi sampai mereka akhirnya harus kembali ke tujuan awal mereka; apartement.
"kevin, kamu kesini naik apa?" tanya nyonya choi ketika ketiganya melangkahkan kakinya keluar dari gedung restoran cepat saji yang terletak di pinggiran kota.
"oh aku? aku naik bus hehehe," kevin terkekeh, menunjukkan deretan giginya yang putih.
"kalo gitu bareng sama kita aja ya? kita kan tetangga," tawar nyonya choi, namun sebelum kevin sempat menolak, yoona menyela.
KAMU SEDANG MEMBACA
get out » theboyz
Fanfictionkalian yakin mau percaya sama juyeon? © kysjuseyo storyline, 2017