Bab 7

16 2 0
                                    

Minho berjalan menuju kamar rawat yura tapi kali ini dia tidak memakai baju pasien lagi, tapi jas putih panjang selutut. Dia terus tersenyum sepanjang lorong rumah sakit. Matanya seakan tak sabar untuk dimanjakan dengan sebuah senyum manis dari yura. Ia mendorong pintu kamar rawat yura.
"Aku yakin kau pasti tidak betah berada di .." Ia seketika terdiam ketika melihat kamar rawat yura kosong!
"Yura!!" panggil minho sembari mendekati tempat yura terbaring. Ada sebuah amplop berwarna biru langit yang tergeletak diatas nakas. Minho membuka amplop itu tergesa-gesa.

Hai.. Kau pasti kesal karena aku meninggalkan rumah sakit tanpa memberitahumu dulu. Aku ingin kau tidak salah paham dengan ucapan aku waktu itu saat kau memelukku. Aku terbawa suasana jadi aku mengatakan hal yang bodoh. Bahagialah bersama nayoung dia sangat mencintaimu. Berjanjilah

Yura

Minho merobek surat dari yura. Wajahnya seketika mengeras.
"Sebenarnya apa yang membuatnya begitu peduli pada nayoung??"
"Nayoung bahkan tidak pernah meperdulikannya sama sekali!!"
"Dia bahkan merelakan cintanya demi orang lain!!!"
Pertanyaan itu terus berputar-putar dikepalanya.
"Minho??"
Sontak minho mendongak dan mendapati nayoung yang entah kapan sudah berada didepannya.
"Apa yang kau katakan pada yura ??? Huh!!" Minho menatap tajam gadis didepannya. Nayoung tertegun.
"Apa kau memanfaatkan kebaikannya!!?" suara minho bergema mengisi kamar rawat.
"Iya!!!" Jawab nayoung kesal.
"Apa?" tangan minho mengepal kuat. andai yang dia hadapi sekarang seorang pria ia bahkan tidak yakin apa dia bisa pulang hidup-hidup.
"Aku mencintaimu! Dan kim yura, aku katakan padanya kalau aku mengidap penyakit kanker dan aku ingin di saat-saat terakhirku hanya bersamamu" nayoung tersenyum licik.
"Dasar gadis licik!! Pergi dari sini!!" teriak minho geram.
"Aku akan lakukan apapun untuk mendapatkanmu!" ancam nayoung.
"Lakukan apapun yang kau mau!! Aku tidak peduli!"
**********
'You have a message, you have a massage'
Yura meraih smartphonenya.

From : Choi minho
To : Kim yura

Temui aku ditaman sekarang!

"Dia selalu saja meminta bertemu secara tiba-tiba!!" batin yura. Ia mengambil mantel berwarna abu-abu dan pergi menuju taman.
*Taman
Yura mengedarkan pandangannya, tatapan terhenti pada seseorang yang tengah berdiri gelisah dibawah pohon.
Ini sudah larut malam tapi lampu-lampu ditaman benar-benar tak mampu menerangi taman sepenuhnya. Yura mendekat kearah sosok yang tengah berdiri itu. Matanya semakin jelas melihat siapa sosok itu dan dia sedang menatapnya sekarang.
"Ada apa? Ini sudah larut malam! Apa kau tidak punya jam tangan?" omel yura.
"Menikahlah denganku" minho menatap lekat mata yura.
"Apa?"
"Menikahlah denganku" ulang minho tapi kali ini lebih lantang.
"Apa aku sedang bermimpi!!?" batin yura.
"Menikah??"
"Ya! Menikah!"
"Tapi nayoung ..?"
"Dia gadis licik! Dia berbohong padamu soal penyakitnya"
mulut yura setengah terbuka. Shock? Tentu saja! Ia merasa geram telah dibohongi bertahun-tahun.
"Yura.. Kau mau kan menikah denganku ?"
Yura mengangguk mantap.
"Horeee!!!" minho melompat kegirangan. Yura tertawa melihat tingkah lucu minho. Seakan kini kebahagiaan berpihak padanya.
******
Voteee

love has goneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang