Saat ini Nana sedang duduk dibangku taman belakang sekolahnya. Wajahnya terpancar seperti sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba Bima datang mendekatinya dan duduk disampingnya.
"Ekhm." sapa Bima membuyarkan lamunan Nana sdaritadi."Nih." Bima memberikan eskrim cup rasa vanilla campur strawberry kepada Nana.
Nana menerima eskrim dari Bima.
"Makasih." ucap Nana yang dijawab deheman oleh Bima."Ngapain disini?" tanya Bima.
"Nggak papa kok." jawab Nana sambil menundukkan kepala.
"Karena telat tadi?" tanya Bima lagi. Nana menggeleng.
"Enggak juga, gue lagi pengen disini aja." ujar Nana terjeda "Makasih ya Bim." Bima mengerutkan dahi seolah bertanya 'buat apa?'"Makasih karena tadi lo udah nebengin gue. Ya walaupun telat juga sih ujung-ujungnya, tapi makasih banget." jelas Nana sambil menepuk bahu Bima.
"Sama-sama." Bima menoleh kearah Nana yang membuka eskrim darinya lalu memakannya.
"Emm enak." ucap Nana. "Enak ya?" Nana mengangguk.
"Enak banget?" Nana mengangguk lagi.
"Serius ini enak banget, mau coba?" tawar Nana."Boleh deh." Bima mengiyakan.
Nana melihat mulut Bima belepotan setelah menyuapkan dua suapan eskrim. Nana terkekeh geli. "Kenapa?" tanya Bima heran. Nana tertawa lepas melihat Bima yang semakin cemong.
"Itu, muka lo" ucap Nana."Kenapa?" tanya Bima. Nana langsung mengambil saputangan kecil disaku roknya lalu membersihkan eskrim yang belepotan di sekitar mulut Bima.
"Mulut lo cemong, Bima. Kek anak kecil banget lo." Nana tersenyum menahan tawa. "Oh, hehehe. Bilang dong daritadi."
"Udah gue bersihin kok." ujar Nana. "Thanks Na" ucap Bima. Nana mengangguk."Yaudah yuk, ke kelas." ajak Bima. Nana mengangguk lalu berdiri mengikuti Bima yang berjalan mendahuluinya.
Sesampainya dikelas Nana bingung karena Vania duduk dengan Nathan, bukannya dengan dia.
"Loh? Kok Vania duduk sama Nathan sih?!" tanya Nana terkejut.
Nathan berdiri dari duduknya lalu berjalan menghampiri Nana."Tadinya gue nggak tau kalau lo bakalan nggak masuk hari ini, jadi bangku lo gue isi deh." tutur Nathan.
"Pliss gue minta ijin sama lo buat pinjem Vania buat duduk sehari sama gue." mohon Nathan. "Trus kalo lo sama Vania, gue duduk sama siapa dong?" tanya Nana. "Sama Bima lah, kan kalian telatnya barengan." ujar Nathan.*
*
*Nana merebahkan tubuhnya diranjang dengan sprei hello kitty kesayangannya.
Menatap langit-langit kamarnya.
Membayangkan peristiwa telatnya bersama Bima. Lalu menghembuskan nafas panjang. Memejamkan matanya sejenak dalam beberapa detik agar rileks dengan hal yang ada ddipikirannya.Ting!
Nana membuka matanya lagi lalu mengambil ponselnya yang berdering tadi.
Bima Bastian
Na?
Iya, ada apa?
Lagi apa? Gue ganggu nggak?
Nggak kok
Bima hanya meread pesan terakhir dari Nana. Setelah beberapa detik kemudian ponsel Nana berbunyi, tertera nama Bima yang menelponnya.
"Halo." sapa Nana."Hei." timpal Bima.
"Lo ngapain telpon gue?" tanya Nana bingung.
"Emm maaf nih ganggu. Cuman mau tanya, nanti malem ada acara nggak?" tanya Bima."Kayaknya nggak ada deh." Nana mengingat-ingat.
"Ekhm. Nanti malem jalan yuk." ajak Bima."Kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...