THREE

36 3 1
                                    

malam mulai merangkak naik, bulan sudah menduduki singgasananya di langit biru gelap ditemani taburan bintang membentuk rasi-rasi sama seperti hiasan langit kamarnya yang pernah dibuat ayahnya dulu sebagai kado ulang tahunnya yang ke 10.

yoona bersandar pada salah satu bangku taman, membiarkan malam menelan dirinya dalam diam, membelai lembut kulitnya, seolah angin menceritakan sesuatu padanya, ditemani dengan lampu taman yang bercahaya pendar sampai seseorang berinisiatif untuk duduk di sebelahnya.

"angin mana yang ngebawa lo kesini?" tanya sosok itu.

"angin mana juga yang nyuruh lo buat ngomong sama gue?"

kevin menggelengkan kepalanya pelan, seolah dapat memprediksi kalimat yang akan terlontar dari bibir gadis itu.

"kenapa sih lo kayaknya nggak suka banget sama gue? emang salah gue apa? lagian kita kan baru ketemu."

"karena semua cowok itu sama aja," jawab yoona datar, "gue nggak suka."

kevin menatap yoona dengan tatapan serius, "kok bisa?"

gadis itu mendelik ke arah laki-laki disampingnya, "bukan urusan lo."

berseling 2 menit kemudian, yoona berdiri, melangkahkan kakinya menuju apartement, seperti dirinya sudah muak mendengarkan cerita angin yang ditorehkan kepadanya.

"eh mau kemana?" tanya kevin sambil berlari mengikuti langkah cepat yoona. namun pertanyaan kevin sama sekali tidak digubris oleh gadis itu, justru gadis itu lebih mempercepat langkahnya dan menghilang dibalik pintu kamarnya.

yoona duduk di tepi kasur kamarnya yang kini sudah mulai terisi dengan barang-barang pribadinya terkecuali foto yang dia biarkan berada di dalam kardus. foto itu, foto ayahnya dan dirinya.

"yoona, yoona!" panggil seseorang.

gadis itu terlonjak kaget karena suara tersebut berasal dari balkon kamarnya. penasaran, gadis itu akhirnya membuka pintu balkon dan mendapati sosok kevin bertenger manis di railing balkon kamar sebelah.

"lo lagi," desis yoona malas.

kevin terkekeh, "lupa ya? kamar kita kan sebelahan."

"lo kenapa nggak suka sama cowok? pernah diselingkuhin?"

"nggak," jawabnya singkat, karena pada dasarnya, gadis itu belum pernah ada hubungan spesial dengan laki-laki.

"terus kenapa?" tanya kevin lagi.

"gue bilang bukan urusan lo."

"sekali ini aja, please, gue penasaran. abis ini gue nggak bakal ganggu lo lagi deh," mohon kevin yang akhirnya mendesak yoona untuk membuka suara.

gadis itu menarik nafas panjang dan membuangnya kasar, kesal karena kevin memaksanya untuk mengingat masa lalunya dengan ayahnya.

"ini ada hubungannya sama masa lalu gue," suara gadis itu melemah, matanya menatap dalam kevin.

"dulu, keluarga gue itu keluarga yang selalu gue anggap sempurna
nggak akan ada masalah sedikitpun, setiap pagi, gue liat orangtua gue di meja makan harmonis banget, sampe akhirnya ayah gue selingkuh sama cewek lain, abis itu, dia ilang dan nggak ada kabar sedikitpun.

akhirnya gue benci sama cowok, kecuali satu― paman lee tetangga gue dulu yang setiap hari rela bantuin gue sama ibu gue."

kevin terdiam mendengarkan penjelasan yoona, gadis itu rapuh karena ayahnya sendiri.

"maaf," bisik kevin lemah.

"udah puas kan?" bentak yoona membuat laki-laki itu benar benar merasa bersalah karena memaksa gadis itu membuka kembali lembaran pahitnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

get out » theboyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang