Senyum Bima sedikit mengembang mengetahui penjelasan yang diucapkan Nana. Mungkin 50% ia memiliki peluang untuk Nana mau menerimanya, sedangkan 50% lainnya memiliki peluang untuk Nana menolaknya.
"Jadi lo mau jadi cewek gue?" tanya Bima memastikan. Namun Nana hanya diam saja menatap Bima dengan mata yang berbinar-binar.
"Terima terima terima terima terima." itulah suara banyak orang yang saat ini sedang menyaksikan Bima dan Nana. Nathan yang mengawalinya, diikuti Vania dan beberapa orang yang lewat lalu semakin banyak orang yang melihat hingga mengucapkan kata 'terima' berulang-ulang agar sang wanita pujaan hati mau menerima dang pria.
"Lo tau? Lo adalah cewek yang gue maksud dalam seseorang yang udah gue sukain dari lama, Na"
"Dan boneka ini gue persembahkan buat lo, orang yang selama ini gue inginkan. Jika lo menerima gue, lo bisa ambil boneka ini. Dan jika lo nolak gue, lo bisa ambil boneka ini lalu membuangnya." lajutnya memberi penjelasan."Setelah gue pikir pikir dan setelah gue rasain masa-masa sama lo. Gue nyaman sama lo. Tapi-" ucap Nana menggantung.
Membuat degup jantung Bima semakin kencang."Gue nggak bisa, Bim" ucap Nana dengan gelengan lemah. Membuat Bims mematung sedikit menganga. Bima tidak percaya Nana menolaknya.
Nana merubah posisinya membelakangi Bima sambil tersenyum. "Gue nggak bisa nolak lo, Bima."Bima yang menunduk pun mengangkat kepalanya lagi sambil tertawa tak percaya. Nana kembali membalikkan badannya menatap Bima dan tersenyum manis serta matanya berkaca-kaca, terharu.
Dipeluknya Nana erat seakan tak mau kehilangan. Nana menenggelamkan wajahnya didada bidang Bima sambil menangis terisak, menangis bahagia. Bima tertawa bahagia atas hari ini, menjadi hari yang spesial baginya dan Nana.
"Kok nangis?" tanya Bima. "Gue bahagia." Bima mengusap air mata yang mengalir dipipi mulus Nana. Lalu memberikan boneka teddybear tersebut.
"Nih bonekanya." Nana menerimanya lalu memeluk dan menciumnya."Dijaga ya. Kalau lo lagi kangen gue, atau pengen gue dideket lo. Lo bisa peluk boneka itu sesuka lo." pesan Bima berkaca-kaca. Nana hanya mengangguk lalu tersenyum manis hingga terlihat lesung pipinya.
Semua orang yang menyaksikan itupun bertepuk tangan riuh, seakan ikut bahagia atas kebahagiaan Bima dan Nana telah bersatu.
"Cie cie udah jadian." goda Nathan.
"Selamat ya kalian, semoga langgeng sampai kapanpun." ucap Vania tersenyum bahagia.
"Kalian juga ya. Dan khusus Nathan."
Nathan menoleh ke Nana.
"Selamat lo gue anggep berhasil mendapatkan hati Vania. Lo berhasil." Nathan tersenyum kemenangan sambil merangkul Vania mesra."Sekarang, untuk merayakan hari jadian kalian, foto dulu dong."
Ujar Nathan mengambil ponselnya yang ada disaku celananya lalu memotret Bima dan Nana. "Deketan." perintahnya.Satu...
Dua...
Tiga...Cekrek!
Bagus, itulah hasil jebretan dari ponsel milik Nathan.
Bima dan Nana berpose berpelukan. Bima memeluk Nana dari belakang lalu Nana dan Bima saling bertatapan bahagia atas hari ini mereka telah menjadi pasangan kekasih.Ditambah latar foto mereka yang hanya tembok mereka yang berwarna putih senada dengan warna baju Bima yang juga berwarna putih dan celana jeans hitam kehijauan dan memakai topi hitam polis terbalik. Hanya saja kaus yang digunakan Nana berwarna sedikit keabu-abuan dan terdapat tulisan 'FAVORITE' warna hitam dan menggunakan celana hitam dan sepatu adidas putih bergaris hitam disisi kanan dan kirinya. Serta yang rambutnya dikuncir kuda terkesan cantik dan sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...