Genre: Young Adult
Pagi hari suasana kampus masih tampak lenggang. Carissa memilih datang lebih awal untuk mencari sumber pustaka sebagai bahan penelitian skripsi. Sebelum jadwalnya bertemu dengan pak Ferdy, dosen pembimbing akademik. Dosen muda yang mencuri hatinya akhir-akhir ini. Bukan tanpa alasan, Ferdy, lelaki tampan dengan postur tubuh tinggi, tegap. Sudah banyak mahasiswi yang mencoba menarik perhatian lelaki bermata elang itu. Namun, sebagai dosen yang dikenal cerdas dan tegas Ferdy membatasi diri dekat dengan mahasiswa yang berjenis kelamin wanita termasuk Carissa.
Gadis manis berkacamata itu masuk ke ruang perpustakaan. Ia menggeret kakinya dan menjatuhkan tubuh lalu duduk di kursi yang ada di sudut ruangan. Tempat favorit Carissa selama hampir 4 tahun sejak dirinya diterima sebagai mahasiswi di kampus itu. Carissa menarik napas dalam lalu membuangnya perlahan. Ia membuka ransel dan menyalakan laptop. Perpustakaan ini masih sepi. Hanya ada satu, dua mahasiswa yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Ponsel di tas ranselnya berdenting, sebuah pesan masuk,
"Lo dimana Riss ?!" Sms dari Olivia sahabatnya. Carissa sebenarnya malas diganggu jika sedang di perpustakaan. Ia lebih menikmati kesendirian dibalik buku maupun data-data penelitian."Perpus." Balas Carissa singkat. Gadis berlesung pipi itu kemudian melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti.
Setengah jam kemudian Olivia menghampirinya, "Eh Riss, ternyata lo disini. Dari tadi gue cariin loh." Olivia menarik kursi lalu duduk di hadapan Carissa, sahabatnya.
"Gue lagi sibuk nih," jawab Carissa enggan. Matanya masih menatap layar laptop dan jarinya sibuk memainkan keyboard.
"Tau ga sih Riss, gue itu nyariin lo karena lo di cariin sama pak Ferdy!" Ungkap Olivia kesal merasa dicuekin oleh Carissa.
"Oh ya !" Mata Carissa membulat saat Olivia menyebut nama Ferdy. Bukannya jadwal ketemu dosen pembimbing akademiknya itu siang hari, jam satu. Kenapa tiba-tiba, lelaki itu mencarinya. Pikiran Carissa melayang beberapa hari lalu saat mamanya hendak menjodohkannya dengan seorang lelaki, anak dari tante Mia, sahabat mamanya. Ini zaman sudah modern tapi masih saja ada perjodohan. Mama memaksa mengajaknya makan malam di restoran yang telah di pesan khusus untuk mengenalkannya pada lelaki itu. Dan tanpa ia sadari ternyata Ferdy adalah anak tante Mia.
"Hey, hellooo, malah melamun!" Olivia menyentak bahunya, sontak Carissa terkejut.
"Oh, eh ... enggak!" Sahut Carissa tergeragap. Seketika matanya tertuju pada sosok lelaki yang sedang mereka bicarakan. Lelaki itu menghampiri mereka lalu ikut duduk bersama.
"Boleh saya duduk disini," ucap Ferdy ramah.
"Eh, Pak Ferdy, maaf Pak, saya lupa ngabari nih kalau Carissa ada disini." Sambut Olivia sedikit gemetar. Ia berdiri lalu memohon izin untuk tidak menganggu Carissa, mengingat Ferdy adalah dosen pembimbing Carissa.
"Gue cabut dulu ya Ris! Nanti temui gue di kantin ya." Pamit Olivia dengan sorot mata cemburu pada Carissa. Pasalnya Olivia juga menaruh perhatian pada dosennya itu.
Degup jantung Carissa mulai tak berirama. Baru kali ini lelaki itu yang mencarinya. Andai Olivia juga tahu jika lelaki yang berada di hadapannya ini adalah calon suaminya, apakah Olivia akan memutus persahabatan dengannya.
Ah, hatinya bimbang, apakah dirinya harus menerima tawaran mama untuk mulai membuka hati. Carissa bahkan belum pernah pacaran sekalipun. Sejak SMA hingga kuliah, ia lebih asyik menikmati kebebasan melakukan kegiatan yang disukainya. Ia lebih suka bergabung dengan organisasi kampus ketimbang memikirkan pacaran.
"Hmm, maaf pak, saya ingin membatalkan perjodohan kita. Saya masih ingin lanjut S2." Carissa berkata sambil menundukkan wajahnya. Ia tak berani memandang wajah Ferdy.
"Nanti saya temui Bapak di ruangan dosen. Saya pamit dulu Pak." Sambil merapikan tasnya, Carissa berlalu dari hadapan Ferdy yang melongo ditinggalkannya. Gadis itu tak ingin menimbulkan gosip baru di kampusnya.