Prolog

3.2K 57 0
                                    


Prolog

Langit tampak kelabu, hujan rintik-tintik membasahi tiap sentimeter taman belakan rumah itu, terlihat seorang gadis mungil tengah berdiam diri diatas ayunannya sambil sesekali terisak. Pipi chubby nya sudah basah akibat air mata yang terus mengalir, mata dan hidung gadis itu memerah namun ia masih enggan untuk berhenti. Bagi gadis mungil itu,berdiam diri diatas ayunan dengan ditemani rintik hujan setelah melihat keributan yang terjadi oleh orang tua nya adalah hal yang membuatnya tenang. Ia tidak mau masuk kembali ke dalam rumah jika isakannya belum juga berhenti.

Tanpa gadis itu sadari,seorang anak laki-laki seumurannya datang menghampiri dengan membawa payung dan juga sebatang cokelat yang ia sembunyikan di balik punggungnya. Anak laki-laki itu sudah hafal betul dengan kebiasaan sahabatnya dan ia juga tahu pasti penyebab gadis ini menangis.

Syifa di marahin Mama lagi?” tanya anak laki-laki itu yang hanya dibalas anggukan pelan oleh gadis yang bernama Syifa itu.

“Kan Zikri udah bilang,kalo Mama marahin Syifa, Syifa langsung cari Zikri aja. Jangan malah hujan-hujanan disini” ucap Zikri lagi, yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan.

Anak laki-laki bernama Zikri itu membuang nafasnya pelan.

“ Udah yaa… Syifa jangan nangis lagi. Zikri punya cokelat kesukaan Syifa lho,berhenti ya nangisnya.” Bujuknya lagi dan berhasil.

Zikri sangat tahu kalau hanya cokelat yang merupakan kelemahan gadis mungil dihadapannya. Setiap gadis itu menangis,kesal,dan saat gadis itu sakit , hanya cokelat dan hujan lah yang mampu membuat gadis itu kembali seperti semula.

Syifa mengangkat wajahnya, isakannya mulai berhenti dan sejurus kemudian ia tersenyum. “ Iya.. Syifa berhenti nangis. Mana cokelat buat Syifa.”ucap gadis itu seraya menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.

Zikri menyodorkan cokelat ditangannya itu namun ia kembali menariknya sebelum Syifa sempat menyentuh Cokelat miliknya hingga membuat gadis mungil itu merengut kesal. “ Ayoo.. kalo bisa Syifa kejar Zikri .” Tantang Zikri seraya membuang payung yang dibawa nya dari rumah.

Dan terjadilah aksi saling kejar mengejar dibawah gerimis hujan yang masih setia mengguyur taman belakang rumah tersebut. Dua anak kecil yang bersahabat itu saling tertawa bersama, seolah beban yang mereka simpan hari ini hilang seketika. Syifa masih saja terus mengejar Zikri yang membawa sebatang cokelat.

“ Zikri, tungguin Syifa!” Syifa berseru memanggil Zikri ketika anak laki-laki itu mulai keluar dari pekarangan halaman rumah Syifa. Tetapi anak laki-laki itu malah menjulurkan lidahnya,menantang Syifa supaya gadis kecil itu mau mengikuti lari nya.

“ Syifa ayo dong kejar Zikri,katanya pengen cokelat nya.”

Syifa hanya mencibik bibir mungilnya,kesal karena Zikri sudah keluar dari pekarangan halaman rumah.  Akhirnya, gadis mungil itu tetap berlari mengejar hingga rambut lurus yang dikucir bergoyang seiring kakinya yang berlari.

“ Zikri.. Syifa capek.” Syifa akhirnya memilih berhenti dan duduk di kursi teras rumah Zikri, memilih untuk mengatur nafasnya.

“ Yahh..Syifa cemen!. Masa gitu aja Syifa langsung capek.” Zikri yang sudah hampir masuk rumah , menghampiri Syifa yang duduk di kursi.

“Biarin..” ucap Syifa ketus seraya menjulurkan lidahnya.

Zikri tersenyum mendengar nada ketus tersebut, baginya melihat Syifa yang ketus atau bahkan marah padanya lebih membuatnya bahagia dari pada harus melihat mata gadis dihadapannya itu dengan penuh kesedihan.
“ yaudah, nih cokelat buat Syifa.” Sambil menyodorkan sebatang cokelat itu , Zikri mengacak pelan rambut Syifa.

Syifa tersenyum lalu mengambil sebatang cokelat itu.

“ Syifa harus janji nggak akan pernah ninggalin Zikri ya..” kelingking Zikri terangkat. “ Janji.”

Syifa menatap kelingking Zikri dengan alis bertaut,dan kembali mendongak. Tetapi tak ayal mata bulat itu bersinar dan tersenyum. “Janji.”



Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang