(Pov.Ninda)
Cinta merupakan perasaan lumrah yang dimiliki setiap insan tanpa terkecuali. Namun, dibutuhkan hati yang bersih untuk dapat menaikkan derajat cinta agar lebih berkelas. Ninda, seorang remaja berumur 16 tahun, tengah terbuai dengan perasaannya terhadap laki-laki yang beberapa bulan ini ia kagumi."Kamu serius suka sama dia, Nin?" tanya Kirana, teman Ninda.
Perempuan berambut sebahu itu hanya membalasnya dengan senyuman, tanda mengiyakan.
Semenjak Ninda kenal dengan lelaki itu, Fahri namanya, ia seringkali ditemukan melamun, entah apa yang dipikirkannya. Kirana pun tak tahu-menahu. Sebagai seorang sahabat, Kirana hanya berusaha terus berada di dekat Ninda apabila sewaktu-waktu gadis itu membutuhkannya untuk berbagi cerita. Kirana pun mengetahui identitas Fahri baru-baru ini, karena sahabatnya itu menceritakannya beberapa hari lalu.
Dari yang diceritakan Ninda, Kirana tahu bahwa Ninda mengenal Fahri sejak tiga bulan yang lalu, saat mereka bertemu di koridor sekolah. Hanya sekadar melihat wajahnya, Ninda langsung jatuh cinta. Kirana tahu, sahabatnya itu merupakan sosok yang mudah jatuh cinta pada pandangan pertama, terlebih lagi jika orang yang ditemuinya memiliki penampilan dan wajah yang menarik. Seorang sahabat yang baik tentu akan mendukung apapun untuk sahabatnya terutama untuk hal-hal yang baik. Namun, yang Kirana takutkan adalah tindakan tidak wajar Ninda jika perempuan itu tahu bahwa orang yang disukainya ternyata tidak memiliki perasaan terhadap Ninda. Seperti kejadian yang sudah-sudah.
"Kamu tau gak, Na? Hampir setiap malam aku chattingan sama Fahri! Dia tuh seru orangnya!" ucap Ninda berapi-api, memulai percakapan.
"Oh ya? Memang kamu dapat nomornya dari mana?" tanya Kirana.
"Dari teman sekelasnya. Hehehe. Keren kan aku, langsung dapat nomornya!" sahutnya gembira.
Kirana bersyukur jikalau mereka sudah sedekat itu. Dan Kirana lihat dari isi pesan mereka, Fahri terlihat merespon baik pesan yang dikirim Ninda . Berarti tak butuh waktu lama Fahri mengetahui isi hati gadis yang setiap hari mengirim pesan padanya, harap Kirana.
"Oh iya, Na! minggu nanti dia mau ngajak aku jalan, loh! Ih, seneng banget pokoknya! Jadi hari ini aku traktir kamu deh!" ucap Ninda lagi penuh semangat. Sahabatnya hanya menggelengkan kepala, tak habis pikir. Sebahagia itukah orang yang jatuh cinta?, batin Kirana.
Hari itu, senyum Ninda tak pernah terlepas dari bibirnya. Kondisi hati yang tengah berbunga-bunga turut memancarkan kebahagiaan di wajahnya. Kirana berharap semoga Ninda begitu seterusnya, juga berharap Fahri merupakan lelaki yang tepat untuk sahabatnya.
***
Minggu pagi, Ninda sudah memilah-milah baju sedari tadi. Ia selalu merasa tak cocok dengan pakaian manapun. Biasanya, remaja sepantaran Ninda, akan meminta bantuan kepada ibunya untuk dicarikan pakaian yang pantas untuk pergi bersama lelaki yang disukainya, tetapi tidak dengan Ninda. Ia tak begitu dekat dengan kedua orang tuanya, terutama ibunya. Sebab ibunya sekarang bukanlah ibu kandung, melainkan ibu tiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepeninggal Senja
Short StorySaat separuh bumi gelap, langit menyisakan sedikit cahaya jingga untuk kita. Kita bisa memandanginya bersama, berdua, sendiri atau malah berlalu begitu saja tanpa pernah tau artinya. Mohon maaf atas revisi namanya 🙏