Bab 6: Simbol Love

14.7K 1.6K 115
                                    

Rasanya seperti mimpi.

Naka terduduk diam sambil memandangi kerusuhan yang tengah terjadi di ruang inapnya. Gadis itu bengong, dia masih tidak menyangka bahwa dirinya berhasil hidup setelah dinyatakan meninggal oleh dokter.

Dia mencubit lengannya pelan kemudian meringis. Rupanya ini nyata. Termasuk dengan kecelakaan yang kemarin menimpanya serta kedatangan si malaikat maut jenis Knight itu dan melakukan transaksi nyawa.

Oke. Naka menyebutnya sebagai transaksi sebab ketika dia membuka mata, kehidupan nyaman Naka jadi berubah menyeramkan.

Sudah sejak kemarin Naka terus-menerus menjerit setiap kali dia melirik keluar jendela atau masuk ke kamar mandi, bagaimana tidak? Naka dapat melihat roh gentayangan yang sebelumnya tidak pernah dia lihat!

Gara-gara Knight sialan itu Naka jadi harus menatap mereka tiap hari, bahkan Naka tidak bisa beristirahat karena banyaknya setan yang berlalu lalang. Termasuk mereka ini, yang berdiri di hadapan Naka memakai baju dan bentuk yang aneh.

Ada suster yang lehernya mengecil karena dia mati dicekik, ada dua anak kecil berkepala botak yang selalu pakai seragam rumah sakit karena dia mati dibunuh saat perawatan kemoterapi, ada bapak-bapak berkumis yang selalu membawa cerutu karena dia mati gara-gara keseringan merokok serta anak SMA yang memilih terjun saat dinyatakan HIV yang membuat wajahnya selalu menekuk, tak pernah berekspresi lain.

Semenjak Naka datang ke rumah sakit, para hantu itu menempel padanya karena mereka tahu Naka roh yang diberi kesempatan hidup kembali oleh Knight, para hantu itu berharap jika mereka berada di sekitar Naka maka Knight akan bermurah hati menyelamatkan mereka yang harus menjalani hukuman Tuhan berkelana di antara dua gerbang akhirat dan manusia karena sudah bunuh diri.

Padahal Naka tidak mau tahu soal itu, dia memang tidak takut oleh hantu, tapi Naka juga tak suka kalau kehidupannya jadi terganggu seperti ini. Lagian kenapa sih dia hidup kembali saja harus diberi juga penglihatan pada hantu-hantu ini? Naka kan jadi kesulitan!

"AAARGHHH!!! ENYAHLAH KALIAN SEMUA DASAR BERENGSEK!"

Semua hantu itu terdiam, mereka memandangi Naka yang mengacak rambutnya frustrasi sambil menutup mata. Mereka ingin membalas Naka, tapi tiba-tiba mereka merasakan aura gelap yang hadir di kejauhan, serentak mereka pun mengaburkan diri.

Gorden di samping Naka berembus kencang hingga berderik membuat gadis itu segera membuka matanya kembali. Sesosok pria tinggi membuka penutup kepalanya lalu menelusuri seluruh ruangan, seketika keningnya berkerut dalam

"Bau busuk," gumamnya lantas Naka melihat seberkas cahaya hitam menguar dari tubuh lelaki itu dan berpencar ke penjuru ruang inap. Seulas senyum terbit di bibirnya. "Sudah wangi."

"Wangi palamu!"

Naka melempar satu bantal ke arah Chan yang dengan sigap langsung ditahannya. Bantal itu melayang di udara, ketika Chan melirik sofa benda itu pun segera pindah ke sana.

"Hei, apa kamu tidak pernah mengusir semua hantu di sini?" tanya Chan mengabaikan amukan Naka.

"Kamu pikir aku diem aja? Aku sudah mengusir mereka, tapi tidak ada satu pun yang mendengarkan!" teriak Naka frustrasi. "Kamu tahu nggak? Gara-gara kamu aku jadi bisa melihat hantu, menyebalkan! Sekarang aku nggak bisa tidur dengan tenang bahkan mandi aja nggak berani karena selalu ada yang mengintip!"

Chan melotot. "Apa? Ada hantu mesum di dekatmu?"

"Iya! Dan itu semua karena kamu!"

Chan jadi tak mengerti. Apa hubungannya hantu mesum dengannya?

"Seandainya kamu nggak buka mata batinku, aku nggak akan mungkin bisa melihat mereka!" Lalu gadis itu menunjukkan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. 

Naka's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang