Twenty One

439 66 8
                                    

Suasana di kelas cukup.. bukan bukan cukup tapi sangat mencekam, try out yang sebentar lagi akan dilaksanakan membuat semua murid harus mengulang ngulang materi.

Ketidakhadiran Pa Tarno selaku guru Matematika membuat para murid resa pasalnya sudah 1 bulan beliau tidak masuk. Hal ini membuat Pa Kosmos lah yang menggantikannya.

Tepat pada saat ini Kelas Viny saatnya jam matematika, yang berarti Si kumis lah yang masuk.

"Itulah kalian hanya mencatat saja yang tahu, jika sudah diganti angkanya maka lupa. Malahan sama saja jika diganti menjadi sin lapet dan cos lapet, amango yamang"

Begitulah celotehan beliau saat Viny dan teman temannya kebingungan dalam menjawab soal.

"Pura pura kalian, hanya pura puranya kalian menulis, biar di tampak bapak itu nulis"

Hadehhhh.

***

Gue bersyukur bel akhirnya berbunyi, menandakan rantai menuju kematian telah putus, coba kalian bayangkan, meskipun tersisa 1 menit bisa aja 1 kelas dihajar kan?

Makanya bersyukurlah saat guru terkiller seantro sekolah kalian masuk ke kelas dan bel cepat berbunyi.

Siang ini gue jalan dari depan kompleks ke rumah, lumayan sih, lumayan buat pegel.

Dari kejauhan gue melihat sekumpulan manusia gabuts yang duduk di pondok pondok nih perumahan.

"WOII!!!" Teriak gue pada mereka, yang langsung noleh semua.

"Sini lu Viny, ada film nih" Kata Mala, gue pun ikut duduk.

"Film apa? Ada naenanya ga?"

"Tayk. Otak lu cuci sana" Kata Siska. Gue heran sih, tumben nih manusia serius, karna belum tentu jadian, lah.

"Udah udah ribut amat lu kecambah, buruan El" Kata Icha melerai perdebatan unfaedah ini.

Oya guys for your information eseh udah kayak vlogger aja gue, sebenarnya disini sekumpulan kids kids gabuts ada banyak tapi pada tau kemana.

"Mulai mulai guys" kata Orel yang udah siap dengan hapenya buat ngesnap.

Selama 2 jam nonton berbagai teriakan, seruan dan erangan oke salah, terdengar, tak jarang beberapa penghuni komplek yang lewat ngeliatin kita sampe matanya mau keluar. Waw.

Gimana ga teriak si El malah ngasih film horor, malahan dia juga penakut, semua kita disini penakut tapi pada sok sokan semua.

Ga ngerti gue jalan pikiran nih bocah.

"Anjer El, serem amat"

"Setan lu, Serius Valak kembaran lu"

"Babik emang, kagak bisa tidur gue ntar"

"Duh mamah, adek tatut"

"Alah lu semua cemen amat gitu aja takut" kata si El sok berani pas udah selesai nonton.

"Emang lu berani?!" Tanya gue. Dia malah nyengir "enggak hehe"

Pletak!!

"Sakit anjir"

"Rasain lu"

"Udah ah udah gelap gue mau pulang, mau nonton moonhoney, bubay!" Kata Orel beranjak dari sini.

"Ehhh gue ikut Rel, seee youu guys!" Si El juga nyusul.

"Tungguin gue kali, gue luan ntar di cariin tante" Icha juga lari ngejar tuh 2 bocah.

Tinggalah gue, Mala dan Siska, dan kami juga memutuskan untuk pulang. Rasa mencekam terasa banget disini.

Di perjalanan kami bertiga juga diem aja, kayak musuhan. But something happen...

Sesuatu hal menyentuh bahu gue membuat gue berhenti dan mereka juga.

"Kalian...."

"SETANNNNNN!!!!!" Dengan kekuatan kuda kami berlari ke rumah masing masing.

Gue sampe di depan rumah malah ketemu papa yang mau keluar, untung ga tabrakan.

"Viny, kamu kenapa?kok teriak teriak?" Tanya papa, ngeliat gue dari atas sampe bawah.

"Ada... ada ... ada"

"Ada apa dengan Cinta"

"Ada... ada... ada"

"Ada ada saja tingkah laku wanita~"

"Ish bukan! Kok papa jadi nyanyi sih?" Kesel banget gue yak.

"Abisnya kamu ga jelas ada ada ada aja dari tadi" kata papa sambil ketawa.

"Au ah" gue pun masuk kedalam tanpa neghiraukan papa yang malah teriak

"Viny mandi! Udah bau kamu!"

***

Mandi kali ini sangat sulit Viny lewati yang biasanya dia akan melamun dan konser berjam jam, tapi kali ini dia hanya menghabiskan waktu 5 menit alias mandi bebek.

Rasa takut akibat nonton film horor tadi membuatnya saat mandi harus melihat sekeliling, atas bawah kanan kiri kepala pundak lutut kaki. Oke.

Jadi semua rangkaian aktivitas di jadikan satu sekali byurr. Selesai.

BOOM!!! DUARRR!!!

"Vidy suara gamenya bisa dikecilin ga sih?" Teriak Viny, yang sekarang ada di kamar Vidy, karena dia ketakutan sendiri di kamar.

"Ga bisa ka, jangan ribut ah lagi seru nih. Kalo ga kakak pindah aja sana" jawab Vidy tanpa mengalihkan perhatiannya pada PS di kamarnya itu.

"Ih kamu kan tau kakak takut"

"Udah tau takut sok sokan nonton horor" Vidy pun memasang headphonenya, supaya sang kakak tidak terganggu.

Viny membuang napasnya, tidak mungkin dia tidur di kamar mama papanya ntar malah menggangu acara buat adek baru(?).

Sedari tadi Viny mencoba menghubungi Shani tapi sinyal Viny selalu memutuskannya. Viny pun mencoba menutup matanya untuk ke alam mimpi dan segera bertemu pagi.

In coming call Shani..

Klik!

"Shaniii!!"

"Iya kakak kenapa sih???"

"Kamu sibuk??"

"Baru selesai belajar kenapa ka?"

"Aku takut"

"Takut kenapa kakak sayang?"

"Takut kehilangan kamu"

"Ish apaan sih gembel, serius deh"

"HAHAHA, Jadi tadi tuh si El ngasih kami nonton film horor, jadi keinget sampe sekarang hiks"

"Tunggu deh, bukannya kalian takut horor semua ya 'kan?"

"Iya tapi dia ngasih tadi, jadinya aku sekarang tidurnya di kamar Vidy. Karena takut"

"Jadi dia sekarang denger kita teleponan?"

"Ga, dia lagi main game pake headphone kok, dan Volumenya pasti max"

"Yaudah, berdoa dulu kakak sebelum bobo, aku temenin sampe bobo deh"

"Wish you were here"

"I know... oya aku ada cerita nih ka"

"Jangan horor tapian"

"Iya ga horor jadi gini...."

Dan berlanjutlah cerita Shani sampai Viny tidur.

Memang bersama seseorang yang kita sayang kita menemukan rasa damai disana, meskipun tidak secara langsung bertemu.

Udah ah ngantuk.

-------------------------------------------------------------

Voment! Bh-ay!

Dunia MayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang