Woogyu's Golden Child (Oneshoot-End)

Woogyu's Golden Child

~Woogyu's Golden Child~

Judul: "Woogyu's Golden Child"

Genre: Family, Romance, Sad, Warm.

Cast: Woohyun, Gyu, Donghyun.

Author: Luksa Gyueren (Pudding_Lgk)

((PS: Cerita ini tidak ada hubungannya dengan FF Pudding ataupun Diary of Woogyu Family yang pernah kubuat sebelumnya))

WOOHYUN'S POINT OF VIEW

Langsung to the point saja, pertanyaan dariku;

"Apakah kalian pernah melihat hantu? Jika pernah, bagaimana perasaan kalian? Apa kalian takut? Gemetaran? Shock? Atau justru penasaran?" Mungkin sebagian dari kalian akan menjawab;

"Pernah", atau "Biasa saja" atau justru balik bertanya; "Memangnya kenapa?"

Aku bertanya seperti ini pun ada alasannya.

Namaku Nam Woohyun, 17 tahun, aku bisa melihat hal-hal ghaib sejak menginjak usia 7 tahun. Rasanya sangat kesal setiap kali teringat hal-hal jelek yang terjadi dalam hidupku akibat kemampuan ini. Orang-orang menganggapku aneh, wajar saja sih siapapun akan menganggapku aneh. Coba kalian bayangkan, di kelas... tiba-tiba ada hantu keluar dari papan tulis, spontan saja aku menjerit dan semua perhatian pun tertuju padaku karena hanya aku yang bisa melihat sosok menyeramkan itu. Sampai sekarang aku tak punya seorangpun sahabat apalagi pacar gara-gara kesialan yang diwariskan oleh Appaku ini, ya- Appaku juga bisa melihat hal-hal ghaib. Orang yang tahu tentang kemampuan ini hanya kedua orangtuaku saja (Aku anak tunggal). Menyebalkan sih, lantas aku harus bagaimana? Awalnya aku masih shock dan risih setiap kali melihat hantu, tapi sejak jadi murid SMA, aku mulai bisa bersikap tenang dan berpura-pura cuek saat melihat hantu berkeliaran.

Intinya... aku sangat membenci hantu! Mereka pembawa sial! Para hantu hidup di dunia hanya jadi benalu saja.

07 AM_

Rute perjalanan dari rumah ke sekolah lumayan jauh, harus naik kereta pagi-pagi lalu berjalan dari stasiun ke sekolah yang jaraknya sekitar 500 meter. Rutinitas ini sudah kulakukan sejak 3 tahun lalu. Kenapa aku memilih sekolah yang jauh? Kalau mau tahu, jawaban sederhananya adalah karena di sekolah inilah aku mendapatkan beasiswa. Sekolah yang dekat rumahku tak menjamin beasiswa, ya pokoknya begitu deh, terlalu panjang kalau harus kujelaskan detailnya.

Pagi ini di dalam kereta aku kebagian berdiri (jarang dapat tempat duduk, kalaupun dapat biasanya kuberikan untuk orang yang lebih tua).

Untuk orang-orang yang terbiasa menggunakan kereta sebagai transportasi sehari-hari, umumnya mereka sudah sering menemukan banyak hal di dalam kereta, misalnya saja; para mesumers yang colek-colek (mereka berhenti ketakutan setelah aku ataupun penumpang lainnya memergoki), rebutan tempat duduk, macam-macam deh. Ada yang sepertiku tidak? Maksudku, melihat penampakan wanita berwajah hancur dekat pintu kereta. HAL ITU KEMBALI TERULANG! Ah! Andwae! Aku tak sengaja bertatapan dengan si hantu wanita wajah hancur! Seluruh wajahnya dipenuhi darah dan luka lecet, bagian dagu terpotong, kelopak mata terpotong juga, pokoknya mengerikan!

Aku buru-buru memainkan ponsel, semoga hantu itu tak sadar bahwa aku bisa melihatnya, tapi aku mulai mendengar ia berbisik pelan mengatakan;

'Kau bisa melihatku?'

NO! Aku tidak bisa melihatmu! Jadi jangan Sok Ge-Er deh!

Eomma, Appa! Aku ingin pulang!

Kakiku gemetaran, begitu juga tanganku yang mulai terasa licin saat menyentuh touch screen, semua penumpang sibuk masing-masing, si hantu perlahan mendekatiku.