Mansion Choi
12 FebruariMansion berwarna cream, megah nan mewah yang dikelilingi pagar kokoh yang menjulang tinggi. Penjaga berada di setiap penjuru mansion.
Lampu chandelier menggantung di tengah ruangan megah. Para maid berlalu lalang kesana kemari untuk membersihkan porselen-porselen antik.
"Bibi buatkan aku minuman!" Perintah seorang gadis kuncir dua, tanpa menunggu jawaban ia naik ke atas menuju kamarnya. Saat melewati pintu yang tertutup rapat ia berhenti, kemudian mengetuk pintu tersebut. Sudah lama ia mengetuk, tapi masih belum ada jawaban. Merasa kesal gadis itu, menendang pintu dengan keras sambil terkekeh.
Cklek...
"Apa?" Suara ketus menyambut saat pintu terbuka. Yang mengetuk hanya tersenyum lebar.
"Tidak apa, aku hanya ingin tahu kamu masih hidup atau tidak," raut jahil terpampang di wajah gadis yang baru saja berusia lima belas tahun itu.
Yang membuka pintu mendengus, "tck … saudara sialan!"
Blam..
Suara berdebum ketika pintu di tutup.
Sunhi cekikikan melihat kakaknya tadi. Kemudian bergegas ke kamarnya sendiri.
Sedangkan di dalam kamar, Luna, menggerutu tak jelas sambil berjalan ke ranjangnya. Sungguh sialan … Ia baru tidur pukul satu setelah mengerjakan tugas, dan adiknya malah mengganggunya di pagi buta seperti ini.
Kamar bernuansa ungu begitu berantakan buku dan kertas berhamburan di lantai dan ranjang karena ulah pemiliknya semalam.
"Tck … sialan aku tidak bisa tidur lagi," Luna bangkit dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi. Dia perlu air untuk menyegarkan kepalanya yang berdenyut. Setelah melakukan segala ritual paginya, sekarang Luna terlihat lebih segar. Dia memandangi kamarnya yang berantakan, "oh astaga kamarku!"
Luna membuka pintu kamarnya, kepalanya menyembul keluar, "Mrs. Jang!" Teriaknya.
Tak lama wanita paruh baya berjalan tergopoh-gopoh dibelakangnya diikuti beberapa maid.