Chapter 4

4.5K 427 35
                                    


"Bajingan, jangan pernah mengatai kakakku kau keparat!!"

PIP

Sehun mematikan sambungan telpon dengan penuh emosi dan melemparkan ponselnya ke sofa keras. Seperti ini Sehun jika marah. Ia menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya menahan emosi yang sedang menguasainya saat ini.

Diam diam Luhan mengamati sang suami yang sedang kacau dari balik pintunya, suara Sehun terlalu lantang untuk ia dengar dari balik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam diam Luhan mengamati sang suami yang sedang kacau dari balik pintunya, suara Sehun terlalu lantang untuk ia dengar dari balik pintu. Perlahan ia melangkahkan kakinya ke dapur untuk membuatkan Sehun teh herbal kesukaannya, the herbal adalah solusi tepat meredakan stress dan emosi. Luhan tau, Sehun tidak akan pernah berbicara dengan nada tinggi (mengingat dirinya sangat datar) dan berkata kasar jika sesuatu itu sangat membuatnya marah dan keterlaluan.

"Minumlah.."

Luhan meletakkan cangkir dengan aroma teh yang khas itu di meja.

Sehun hanya diam.

"Aku tau kau emosi, namun membentak ayahmu bahkan berkata kasar pada ayahmu sendiri itu sangat tidak sopan dan tidak baik, Sehun. Terlebih ayahmu yang membesarkanmu sejak kecil dan—"

Sehun mengangkat kepalanya lalu menatap kearah Luhan tajam dan membuat Luhan bergidik ngeri

"Diam, kau tidak tau apa apa"

Wow, kalimat itu berhasil membuat Luhan merinding. Sehun beranjak dari sofa dan masuk ke kamarnya setelah bantingan pintu keras yang menayapa telinga Luhan hingga ia sedikit tersentak

"Hmm.." Luhan menghela nafas panjang resah. Perlakuan Sehun mengartikan jika dia sedang ingin sendiri dan tidak mau di ganggu siapapun.

.

.

.

GLEK

Pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok wanita bername tag 'Irene Bae' dengan badan molek dan wajah cantiknya memasuki ruangan. Tangannya membawa sejumlah kertas penting yang sudah diminta oleh sang direktur. Langkahnya yang mantap akhirnya membawanya pada sang direktur.

"Direktur Oh, ini laporan keuangan yang anda minta dan—"

"Letakkan disitu, thanks"

"Letakkan disitu, thanks"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stupid Marriage [Hunhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang