"Mom!! Akuuu lulus," teriak seorang gadis berseragam SMA sembari berlari memasuki rumah. Di tangan gadis itu terdapat amplop putih hasil kerja kerasnya selama tiga tahun di SMA.
Seorang wanita setengah baya datang menghampiri dari arah dapur, "Serius sayang? Wahh selamat deh," ucapnya sambil memeluk gadis berseragam SMA itu dengan senang.
Gadis itu hanya tersenyum bahagia menanggapinya.
"Viona, kamu sudah memilih mau masuk Universitas mana?" tanya Lisa, wanita setengah baya yang merupakan Ibu dari gadis itu.
"Belum, Mom. Rencananya aku akan satu Universitas dengan Nathan," Viona tersenyum mengingat jika akan satu Universitas dengan Nathan.
Nathan adalah pacar Viona. Mereka sudah berpacaran sejak kelas 10. Viona sangat mencintai pacarnya itu.
"Nathan lulus, sayang?" tanya Lisa dengan senyum jahil yang tersungging di bibirnya.
"Lulus, Mom. Asal Mom tahu, dia lulus dengan nilai terbaik," Viona tersenyum bangga ketika mengingat Nathan berdiri di atas podium untuk menyampaikan beberapa kata sebagai lulusan dengan nilai terbaik.
"Wah hebat dong calon mantu, Mom," Lisa menatap Viona dengan kerlingan mata dan senyuman menggoda.
"Oh ya, Mom---" ucapan Viona terhenti ketika gadis itu merasakan perutnya bergejolak dan ingin mengeluarkan seluruh isi perutnya.
Viona langsung berlari menuju kamar mandi terdekat. Perutnya benar-benar terasa sangat mual.
Viona langsung berjongkok di depan closet dan memuntah seluruh isi perutnya. Namun yang gadis itu muntahkan hanya cairan bening.
Viona merasa seseorang memijit tengkuknya dari belakang. Gadis itu yakin, itu adalah Lisa, ibunya.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Lisa khawatir sambil memijit tengkuk Viona
Viona masih terus memuntahkan isi perutnya, "Viona tidak tahu, Mom. Mungkin Viona hanya masuk angin." jawab gadis itu lirih. Perutnya terasa sangat perih.
Tubuh Viona lemas. Gadis itu bahkan sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk menopang tubuhnya sendiri jika tidak ada Lisa yang membantunya.
"Ya sudah, kamu istirahat ya, sayang. Kalau kamu masih merasa mual kita akan pergi ke rumah sakit," kata Lisa sambil menuntun Viona menuju kamarnya di lantai dua.
"Tidak usah, Mom. Aku baik-baik saja," tolak Vona sambil memaksakan seulas senyum.
"Baiklah, lebih baik kamu sekarang istirahat," Lisa menyelimuti Viona. Kemudian wanita setengah baya itu keluar dari kamar Viona.
Setelah Lisa keluar dari kamarnya. Viona tidak memejamkan matanya untuk beristirahat seperti yang dikatakan Lisa. Gadis itu sibuk dengan pikirannya. Bertanya-tanya apa yang terjadi pada dirinya.
Saat Viona tidak sengaja melihat kalender kecil di atas meja belajarnya. Gadis itu mencoba mengingat-ngingat kapan terakhir kali ia kedatangan tamu bulanan.
Seingatnya, ia kedatangan tamu bulanannya itu sekitar satu bulan yang lalu dan bulan ini belum. Gadis itu menggelengkan kepalanya ketika sebuah pikiran mengenai dirinya yang mual melintas dalam kepalanya.
Tidak. Tidak mungkin dia hamil. Dia dan Nathan melakukan 'itu' hanya sekali. Jadi tidak mungkin langsung hamil.
Viona menenangkan dirinya dan mencoba berpikir positif.
•••
Sudah tiga hari Viona muntah-muntah setiap pagi. Selama itu juga Nathan tidak pernah memberinya kabar. Mencoba berpikir positif. Mungkin Nathan tengah mencari Universitas yang bagus untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Twin
RomanceViona tidak menyangka jika Nathan akan setega itu kepada dirinya. Dia tahu laki-laki itu meninggalkannya untuk demi masa depan. Tetapi, tidak maukah Nathan bertanggung jawab atas janin yang ia kandung? MY BABY TWIN © 2015 SYINTAM...