BAB 2

20.5K 1K 17
                                    

"Mom, aku keluar," teriak Viona dari ruang tamu. Lisa saat ini sedang berada di dapur sedang membuat brownies.

"Iya, hati-hati, sayang," Lisa balas berteriak dari dapur.

Hari ini Viona akan pergi ke taman biasa untuk menemui Nathan dan memberitahukan tentang keadaannya. Viona harap, Nathan mau bertanggung jawab.

Baru saja Viona melangkahkan kaki keluar rumah, ponselnya berbunyi. Wanita itu merogoh tas selempangnya dan mengambil ponselnya.

Tertera nama Nathan di layar ponselnya. Langsung saja Viona menjawabnya, "Halo?"

"Kamu sudah di mana? Aku sudah sampai di taman."

Mendengar suara Nathan, Viona menjadi gugup. Dia takut. Bagaimana jika Nathan tidak mau bertanggung jawab?

"Aku sedang di jalan, sayang."

"Bisakah kamu lebih cepat? Aku tidak punya banyak waktu."

"Iya, sayang. Aku akan meminta supir taksi untuk lebih cepat. I love you."

Perasaan Viona kembali terasa tidak enak saat Nathan memutuskan sambungan telepone tanpa membalas pernyataan cintanya.

Sebenarnya ada apa dengan Nathan? Laki-laki itu terasa berbeda.

Selama di perjalanan menuju taman, Viona hanya memikirkan bagaimana jika Nathan tidak mau mengakui anak yang ada di dalam kandungannya? Dan bagaiman jika laki-laki itu menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya?

Tidak, Viona tidak akan pernah mau menggugurkan anak ini, bagaimana pun juga anak ini adalah bagian dari dirinya. Darah dagingnya.

Sesampainya di taman biasa. Viona langsung mencari Nathan. Dia melihat Nathan sedang duduk di bangku taman tidak jauh dari posisinya berdiri saat ini. Di tempat Nathan duduk terlihat sepi tidak ada orang hanya ada Nathan saja. Laki-laki itu terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

Viona tersenyum bahagia melihat laki-laki itu. Dia Nathan Devandra, laki-laki yang ia pacari dari kelas 10 hingga kini. Jujur saja, Viona sangat mencintai Nathan. Viona tidak bisa membayangkan jika harus hidup tanpa Nathan.

Mungkin Nathan sadar dari tadi ada yang sedang memperhatikannya. Laki-laki itu menoleh ke arah Viona sambil tersenyum...dipaksakan?

Viona lalu berjalan menghampiri Nathan sambil balas tersenyum. Sesampainya wanita di depan Nathan. Ia langsung memeluk Nathan erat. Sangat erat.

"Aku merindukanmu," ucap Viona. Wanita itu memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di dada Nathan dengan nyaman.

"Aku juga merindukanmu," balas Nathan sambil mengeratkan pelukannya.

Hingga beberapa menit ke depan mereka masih saling memeluk. Dan akhirnya Viona melepaskan pelukan mereka dan duduk di bangku taman.

"Kamu bilang ada yang ingin kamu sampaikan? Katakanlah. Setelah kamu aku akan mengatakan apa yang ingin aku sampaikan," Viona membuka pembicaraan setelah hening beberapa saat. Wanita itu menatap Nathan yang memandang lurus ke depan dengan penasaran.

Nathan menghela napasnya sebelum berkata, "Aku mau hubungan kita sampai di sini."

Viona menatap Nathan dengan mata membulat terkejut. Jantungnya terasa terhenti mendengar ucapan laki-laki di sampingnya, "Tapi kenapa?" tanya Viona terbata.

"Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku harus berangkat ke London. Aku mendapat beasiswa di sana. Aku mengakhiri hubungan ini agar kamu bisa mencari lelaki yang bisa membahagiakan kamu. Aku tidak yakin akan kembali ke Indonesia setelah aku lulus. Maafkan aku, ku rasa kita memang harus cukup sampai di sini," jelas Nathan panjang lebar yang membuat Viona sulit untuk bernapas.

My Baby TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang