7. I don't understand everything

3.2K 171 2
                                    

"Luka, semua orang pernah terluka bahkan aku pun salah satu diantaranya. Luka ku menggores hatiku hingga kini hatiku sendiri menjadi beku"

Blueberry Pov

Aku memasuki ruangan kerjaku dengan semangat entah kenapa hari ini mood ku sedang sangat baik. Mungkin karena hari ini adalah hari ulang tahun ayahku.

Aku menaruh tas dan beberapa berkas penting diatas meja. Aku menghela nafasku lelah karena lupa akan kewajibanku yang satu ini, dengan malas aku berjalan keluar dari ruang kerjaku dan menuju dapur untuk membuat teh.

Entah kenapa selama dua minggu bekerja dengannya, aku selalu diperlakukan seperti budak yang harus menuruti semua keinginannya. Padahal dia mempunyai asisten pribadinya sendiri, kenapa harus menyuruhku coba? Dia kan bisa menyuruh asistennya untuk membuat teh!

Aku lupa memberitahu kalian tentang yang satu ini. Selama dua minggu ini, Ceo laknat itu telah mengganti beberapa kali asistennya aku pun tidak tahu alasannya dan tidak berniat untuk mencari tahu.

Aku mengambil saringan kecil diatas pantry. Aku menaruhnya diatas gelas dan menuangkan teh yang telah aku buat secara perlahan, takut-takut tanganku melepuh karena tersiram air panas. Setelah selesai aku menaruhnya diatas nampan dan berjalan keluar dari dapur.

Beberapa orang yang berpapasan denganku mencoba menawarkan diri untuk membawa teh yang telah aku buat. Aku menolaknya secara halus, lagi pula aku tidak berniat mereka membawanya karena aku yakin jika bukan aku yang membawanya maka Ceo laknat itu akan memarahiku habis-habisan.

Aku mengetuk pintu ruangannya dengan keras, siapa tau sajakan dia tidak mendengar karena terlalu sibuk dengan berkas-berkasnya. Aku memutar kenop pintu secara perlahan saat mendengar perintah untuk masuk. Aku berjalan kearahnya lalu menaruh teh yang telah aku buat secara perlahan kemejanya. Aku tidak mau mengambil resiko jika nanti teh.itu tumpah kesetelan jas mahalnya

"Apa kamu melupakan sesuatu?" tanyanya datar tanpa mengalihkan pandangannya dari layar tablet nya

Aku mengernyit bingung setahu ku aku tidak melupakan apapun "Memangnya apa yang saya lupakan Sir?"

"Bodoh" ucapnya

"Saya tahu anda pintar, jadi tidak usah memamerkan kepintaran anda dengan mengatakan bahwa saya bodoh" entah kenapa bekerja dengannya membuatku berani untuk membalas kata-kata pedas yang selalu dia lontarkan untuk mencaciku

"Kau yang mengatakannya sendiri"

Percuma berdebat dengannya pasti tidak akan pernah selesai "Kalau begitu saya permisi"

"Siapa yang menyuruhmu untuk pergi?!" Oh kalau sudah begini aku tau apa yang akan terjadi

"Maaf sir saya rasa tidak ada yang harus dikerjakan lagi" ucapku mencoba santai

Dia menatapku tajam membuat nyaliku menciut "Katakan apa yang kamu lupakan!"

Aku mencoba menimang-nimang apa yang aku lupakan hingga membuatnya kesal seperti ini. Aku memutar otakku lalu melirik teh yang berada ditangannya dan nampan yang berada ditanganku. Memangnya apa yang aku lup-

Oh Damn!! Aku melupakan satu hal penting itu. Seakan bisa membaca fikiranku dia tersenyum miring dan berjalan mendekatiku. Aku berjalan mundur saat tubuhnya semakin mendekatiku. Aku menelan ludahku saat melihatnya masih tersenyum miring.

Mr GavynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang