0.1

47.2K 1.9K 26
                                    

"Sampai kapan gue jadi pengusaha coklat gini Nay?"

-Callesyia Ariandi-

Seorang wanita yang masih tampak cantik diumurnya mencoba membangunkan anak gadisnya. Sepertinya, ia tidur terlalu larut semalam terlihat dari buku-buku yang berserakan diatas meja belajarnya.

"Wake up honey!" Arina menepuk pipi Caca dengan pelan, ia bernafas lega ketika gadis itu sudah mulai mengerjapkan matanya.

Pasalnya, jam sudah menunjukan pukul enam pagi, biasanya Caca sudah selesai mandi dan tengah bersiap dengan seragam sekolahnya.

"Bangun lalu mandi. Mami tunggu dibawah sayang." Arina meninggalkan kamar Caca, membiarkan gadis itu untuk segera menyipakan keperluan sekolahnya.

Dengan langkah malas Caca berjalan ke kamar mandi, mengabaikan selimutnya yang ikut jatuh kelantai ketika ia beranjak dari tempat tidur. Biarkan mami nya bersenandung ketika membereskan kamarnya nanti.

Caca menatap cermin didepannya, dengan rok span selutut yang memperlihatkan kaki jenjangnya, ditambah polesan lip balm berwarna senada dibibirnya serta rambut yang ia biarkan terurai.

"Mi, aku langsung berangkat ya. Bye!" Caca mencium tangan orang-orang yang ada dimeja makan, lalu segera berlari keluar. Melupakan sarapannya.

"Sarapan dulu, sayang!" Arina berteriak memanggil Caca yang sudah berlari keluar rumah.

Dengan terburu-buru Arion mengejar adiknya, ia teringat tujuannya untuk mengantar Caca pagi ini "Aku juga duluan ya."

Arina dan Deon saling tatap "Anak itu." kemudian menggelengkan kapala.

- - -

Arion menepuk pelan kepala Caca ketika gadis itu ingin keluar dari mobilnya, sekolah masih tampak sepi. Pikiran Caca bercabang, antara dirinya yang telat atau semua murid yang terlalu malas dipagi ini.

"Duluan kak! Nanti gak usah jemput." Caca mencium punggung tangan Arion dan berlari memasuki sekolah dengan tergesa-gesa.

Dilain tempat,

Naya menatap tajam sang papa, sudah berapa kali ia mengingatkan Keynan akan janjinya untuk mengantar ia sekolah. Namun sekarang, dengan alasan adanya meeting penting membuat Keynan lagi-lagi mengingkari janjinya.

"It's up to you doing what now. Aku berangkat!"

Sebelum Naya beranjak dari meja makan, Keynan sudah terlebih dahulu menahan tangannya. Ia mengambil iPhone-nya dan menghubungi seseorang.

"Tolong gantikan saya dalam rapat sialan itu, saya ada urusan penting." Keynan menatap Naya yang sudah mengembangkan senyum sekarang.

"Puas sayang? Ayo sebelum papa-mu ini berubah pikiran,"

"Let's go dad!"

Dan disinilah Naya sekarang, berjalan melewati koridor sekolah yang masih tampak sepi, ia berlari kecil untuk segera sampai dikelasnya.

Marrying Mr. OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang