Chapter 17

212 21 1
                                    

Autumn mendengus sebal melihat pemandangan yang menghalangi jalannya pagi ini. Disana, tepat didepan ruang osis, Winter dan Spring sedang asik mendiskusikan sesuatu.

Dilihat dari raut wajah Winter yang serius, ini pasti berhubungan dengan exart, tapi jika melihat raut wajah Spring yang tak ada habis-habisnya tersenyum, semua orang pasti mengira mereka sedang mengobrol biasa atau bisa saja orang mengira mereka sedang berpdkt.

Autumn membesarkan volume earphonenya dan melenggang melewati kedua sejoli itu dengan cuek.

Hati Autumn seketika mencelos ketika melihat Winter sama sekali tidak perduli dengan kehadirannya. Tangan gadis itu terkepal, baiklah, mari ikuti permainan sang musim dingin.

"Autumn!" Seru Gibran tiba tiba dengan nafas terengah-engah, ia berlari mendekati Autumn.

"Ya Gibran?" Tanya Autumn dengan nada lembut, gadis itu melepas sebelah earphonenya dan ia sengaja mengecangkan volume suaranya agar Winter bisa mendengarnya juga.

"Nanti pulang sekolah lo ngga ada janji kan? Bisa temani gue ketemu sama EO kita buat exart nanti?" Tanya Gibran sambil mencekal lengan Autumn.

"Lo ngga sama Jibran emang?" Tanya Autumn lagi, sekedar basa-basi sambil menaikan kedua alisnya sembari melirik kearah Winter yang kini tatapannya tengah tertuju pada dirinya dan Gibran.

Ha! I got you!, sorak Autumn gembira dalam hati.

"Jibran ngga bisa, dia mau cari sponsor sama Dean dan Sekar nanti sore. Lo mau kan, Tumn?" Tanya Gibran sambil berharap-harap cemas.

Gadis itu terdiam, tampak pura-pura berfikir sejenak hingga akhirnya mengangguk
"Iya tenang, gue temenin deh!" Ujar Autumn sambil menepuk-nepuk kepala Gibran yang kala itu tengah menunduk, sengaja dilakukannya semata-mata hanya untuk Winter melihat bahwa ia juga bisa mengikuti permainan pemuda itu.

"Yosh! Thanks a lot! See you then!" Ujar Gibran sambil mengepalkan tangan lalu melambaikan tangan dan berlari kembali meninggalkan Autumn.

Sepertinya pemuda itu sedang dikejar deadline, pikir Autumn.

Autumn menoleh menatap Winter yang tatapannya masih terkunci pada dirinya. Gadis itu sengaja memasang senyum lalu melambaikan tangan kearah sang musim dingin.

Game starts from now, batin Autumn sambil melangkah menuju kelasnya sendiri.

Sedangkan Winter? Pemuda itu tengah mengeraskan rahangnya, ada sesuatu didalam dirinya yang seolah-olah ingin membuncah keluar ketika melihat Autumn bersikap manis pada Gibran. Dan dia tidak suka itu.

"Kak Winter?" Panggil Spring sambil menarik lengan bajunya.

Winter menoleh menatap gadis manis didepannya. Ia menghela nafas
"Kita lanjut nanti" ujarnya singkat lalu pergi meninggalkan Spring sendirian.

***

"Seperti yang kalian tahu bahwa Sosiologi itu adalah termasuk ilmu yang sangat penting, pada dasarnya Sosiologi pelajaran yang sangat gampang. Tapi pas itu saya bingung sama kalian kenapa selalu nilai ujiannya jelek?" Ceramah Pak Suwondo dengan kalimat yang agak tak karuan.

Berbicara tetapi hanya ia yang bisa mengerti kalimatnya. Beberapa anak bahkan sedang bertopang dagu sambil terlelap, seperti Gilang, ia bahkan dengan santainya mendengkur halus.

"Hoaaam!" Seru Jibran keras sambil menutup mulutnya yang tengah menguap lebar.

"Jibran! Kamu itu kan sudah saya bilangin, berlakulah yang sopan. Kamu mau empat tahun disini? Saya mah terserah wong sekolah kamu yang bayar ini, pas itu juga saya untung kamu rugi" cerocosnya lagi

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang