~Pagi Itu Hujan~

754 91 145
                                    

Pagi itu hujan, tidak ada badai tapi cukup basah luar dalam kalau berani menembusnya.

Pagi itu hujan, aku sudah duduk manis di salah satu kafe dekat sekolah. Menyesap secangkir coklat panas sembari menunggu mereka datang.

Pagi itu hujan, aku selalu suka. Suka di saat bau hujan merasuk ke dalam benakku. Menyentuh setiap sel-sel dan jaringan-jaringan yang semalam berkedut karna segunung tugas dan sekarang rileks kembali, seakan siap di hadapkan dengan tugas dua kali lipat banyaknya.

Pagi itu hujan, sudah cangkir ke dua. Mereka belum datang. Aku duduk di dekat jendela, melihat percikan air hujan menyentuh kaca jendela. Seperti mengajak ku ikut bermain bersama.

Mereka masih belum datang. Hujan sepertinya membuat mereka enggan kesini. Tapi aku akan sabar menanti.

Pagi itu hujan, hujan yang mengajarkan ku arti mengikhlaskan.

13 Desember. 20.05

"Aelah, gue belum nyampe rumah nih jangan hujan dong please," gumamku sambil memohon pada hujan. Ia tertawa, tawa yang dulu menjadi canduku.

Aku menatapnya sebal. Ia masih tertawa, bahkan semakin menjadi saat matanya menangkap raut sebalku. "Siapa sih? Ketawa kayak orang gila," sinisku.

Ia tidak tersinggung malah mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. "Dito, nama lo siapa?"

Setengah hati aku menerima uluran tangannya. Sedikit membentak. "Gue Sasa." Dan ia kembali tertawa geli. Aku sedikit sangsi kalau-kalau dia beneran gila. Bisa saja kan dia salah satu pasien rumah sakit jiwa yang menjadi buronan.

Seperti mengerti jalan pikiranku. Ia berhenti tertawa, menatap intens wajahku dan berhenti tepat di mata. Lama kami saling pandang, ia akhirnya buka suara. "Gue waras kok, gue ketawa karna lo. Lo lucu, gemesin sumpah." Ia mengangkat jari tengah dan jari telunjuk ke udara membentuk huruf 'v'.

Aku mendengus sebal dan sekali lagi ia terkekeh geli.

***

Masih segar di benakku. Ia tertawa geli karna tampang sebalku. Rasa hangat itu kembali menjalar, memasuki relung hati yang kosong, yang sudah lama tak tersentuh.

Malam itu aku hendak pulang habis membeli beberapa novel persiapan liburanku. Liburan semester pertama pada tahun ke dua di SMA 6. Sekolahku.

Kalian mungkin berpikir, liburan kok belinya novel? Aku hanya akan dirumah selama sekitar sepuluh hari. Tak ada acara jalan-jalan. Karna di rumah lebih nyaman bagiku. Bersama keluarga kecil ku tentunya. Mama, Papa dan juga Kakakku.

Sepuluh hari liburan akan ku habiskan hanya untuk membaca novel.

Kami sudah merencanakan pesta kecil-kecilan di halaman rumah. Bersama beberapa tetangga yang kami undang. Memeriahkan suasana tahun baru.

17 Desember. 19.55

Drrtt drrtt

08127777XXXX
Selamat malam

Aku yang setengah stres memikirkan UAS minggu depan enggan membalas pesan yang masuk.

UTS kemarin nilai ku selisih 0.2 lebih tinggi dengan teman sebangku ku. Shinta namanya.

Drrt drrt

08127777XXXX
Kok gak di bales?

Hello!!

Gak ada pulsa ya?

Tiga kali berturut-turut pesan kembali masuk, masih dengan nomor yang sama. Tak di kenal.

[HS] Pagi Itu Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang