BAB 1

550 33 6
                                    

Sasusaku fanfic

Out of Character
___

MARRY HIM

...
Gadis bernetra emerald itu tersenyum cerah saat kakinya berpijak di bandara internasional Konoha. Sejenak ia menyembunyikan gioknya seraya menghirup dalam aroma tempat penuh kenangan yang telah ia tinggalkan selama kurang lebih tiga tahun lamanya itu.

"Forehead!"
Ya, belum lama ia meresapi tempat ini, suara khas milik seseorang yang sudah tak perlu lagi ia tebak siapa, tampak membuat kelopaknya mau tak mau terbuka lebar.

"Bodoh, aku sangat merindukanmu." Kata perempuan bersurai pirang itu seraya menerjang tubuh mungil si merah muda.

Si merah muda, atau yang kita sebut Haruno Sakura hanya mendengus pelan seraya berusaha melepaskan pelukan kencang sahabatnya, Yamanaka Ino.

"Hei, aku butuh bernafas Ino. Kau mau membunuhku hm?" Tuduh Sakura, tentu hanya bercanda.

"Kau tak tahu betapa kesepiannya aku tiga tahun tanpamu. Dasar bodoh."
"Apa yang kau dapat setelah tiga tahun tanpa kabar mengarungi negeri Paman Sam itu heh?" Cerocos Ino setelah melepas pelukan kelewat kencangnya tadi.

"Tentu aku dapat ijazah Ino," ungkap Sakura tak mau bohong.

"Selain itu Baka Forehead! Bagaimana apa kau tak ingin mengenalkan satu teman bulemu padaku? Ayolah Sakura, kupikir kau sangat tahu kalau aku cukup memiliki antusiasme tinggi terhadap laki-laki western." Kata Ino disela-sela perjalanan mereka menuju cafetaria dekat bandara untuk sekadar melepas lelah. Terutama bagi Sakura.

"Bukankah kau sudah punya Sai, Ino? Juga aku tak tahu seperti apa tipemu Ino." Jawab Sakura asal seraya mendudukkan dirinya di kursi cafetaria.

Tak lama, pelayan datang seraya membawa buku menu ke meja dua sahabat karib itu.

"Cokelat panas dan--" Sakura melirik Ino, bermaksud agar gadis itu segera menyebutkan pesanannya.

"Lemonade." Balas Ino disusul perginya sang pelayan dari meja mereka.

"Kenapa kau tak pernah menghubungiku dasar baka!" Bentak Ino seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Ya, ia pura-pura jengkel dengan sahabat pinknya itu.

"Apa kau menemukan sahabat yang lebih baik hingga kau melupakanku?" Imbuh Ino disertai kerucutan di bibir tipisnya.

Sakura hampir saja terbahak kalau saja tak ada pelayan yang datang mengantarkan pesanan mereka.

"Tentu kau sahabatku yang paling baik, dasar Ino." Gerutu Sakura seraya meminum cokelat panas miliknya.

"Apa kau punya kekasih Sakura?" Tanya Ino yang membuat gadis di depannya hampir saja menyemburkan cokelat panas yang ada di mulutnya.

"Kau belum melupakannya ya?" Tebak Ino seraya menyodorkan air mineral untuk Sakura.

Gadis pink itu menerima air mineral dari Ino dan meneguknya.

"Sudah cukup Ino. Aku tak mau kau menjejaliku dengan pertanyaan itu saat aku baru saja tiba." Ujar Sakura tampak kecewa.

"Tapi dia akan menikah Sakura." Tutur Ino ragu. Ya, ia memang tak seharusnya membicarakan perihal sensitif seperti ini disaat kedatangan Sakura. Tapi apa boleh buat? Sakura harus tahu kebenarannya.
Bahwa sahabat lelaki yang ia cintai itu akan menjadi milik orang lain sebentar lagi.

Sakura tampak diam, menerawang jauh kedepan. Belum menanggapi ucapan Ino.
Ia tahu dan ia siap dengan segala pemberitaan yang akan membakar hatinya.
Namun ia tak punya pilihan. Konoha tetaplah Konoha tempat lahirnya, tempat dimana ia tumbuh besar bersama kedua orangtuanya. Tempat ia menempuh pendidikan sebelum bertolak ke Amerika. Konoha tetap menyimpan banyak kenangan menakjubkan bersama rekan-rekannya, walau pada akhirnya ia harus mau menerima kenyataan bahwa laki-laki idaman yang juga sahabat terbaiknya itu akan menikah.
Jangan ditanya dengan siapa ia menikah. Sakura tahu, tanpa Ino memberitahupun ia mampu menebak perempuan beruntung yang mendapatkan hati sabatnya itu.

Hinata Hyuuga.
Salah satu sahabatnya juga selain Ino.

Tanpa sadar, buliran bening menetes dari mata indahnya.

"Sakura maaf. Aku hanya bermaksud memberitahumu." Sesal Ino akibat perkataannya barusan.

"Hei, aku bahagia asal kau tau. Aku senang karena akhirnya kedua sahabatku bisa menikah." Ujar Sakura seraya mencoba tersenyum walau hatinya cukup teriris mendengar berita itu.

Ino tahu, Sakura hanya pura-pura tegar dihadapannya.

Bukankah aku datang disaat yang sangat tidak tepat?
Saat dimana aku harus melihat laki-laki yang kucintai melepas masa lajangnya bersama gadis lain yang ia cintai?
Bukankah itu menyakitkan?
Ya, Uzumaki Naruto dan Hyuuga Hinata.

Ia paham. Dari dulu ia yang salah.
Ia salah telah memiliki rasa yang melebihi rasa sayang untuk sahabat terhadap Naruto.
Ia salah terus menerus memendam perasaan itu.
Seharusnya ia tahu, Naruto tak akan meliriknya. Mengingat lelaki itu sudah terpesona dengan sahabatnya, Hinata.
Demikian juga Hinata. Jadi apa yang salah jika kedua insan yang saling mencinta menikah? Tidak ada yang salah.
Yang salah adalah ia, perasaannya.

"Aku mau pulang Ino, kurasa aku harus mempersiapkan diri untuk hari pertamaku bekerja besok." Ujar Sakura mengalihkan pembicaraan sekaligus hendak mengistirahatkan tubuhnya.

"Apa? Bekerja? Dimana?" Tanya Ino antusias.
Sakura bahkan baru sampai. Belum melamar pekerjaan, tau-tau ia bilang akan bekerja besok. Memangnya ia sudah ditempatkan? Pikir Ino.

"Uchiha Group." Balas Sakura seraya meraih tasnya dan meletakkan bill untuk minumannya barusan.

Ino menutup mulutnya terkejut.
"Uchiha Group? Perusahaan software terkemuka di Jepang? Bagaimana bisa?" Ino sungguh bingung dan --bangga.

"Aku mengikuti tes perekrutan di universitas Ino, lolos dan aku ditempatkan sebagai sekretaris di kantor Uchiha pusat yang berada di Jepang. Aku cukup bersyukur bisa kembali ke tempatku dilahirkan." Jelas Sakura.

Ya, ya Ino paham. Uchiha Group memang perusahaan software terkemuka yang cabangnya sudah banyak didalam dan diluar negeri. Namun siapa sangka karibnya bisa menjadi bagian dari perusahaan tersohor itu?

"Kyaaa.... Selamat Sakura!! Aku bangga padamu." Teriak Ino kembali memeluk sahabatnya haru.

Sakura kembali tersenyum. Ya, setidaknya ini bisa mengobati lukanya.

"Terima kasih Ino. Bagaimana dengan usaha butikmu? Sukses besar kan?" Sakura menanyai balik mengenai butik milik keluarga Ino.

Ino hanya tersenyum singkat.
"Kurasa aku butuh beberapa masukan dan saran darimu Sakura." Balasnya seraya berjalan beriringan menuju mobil Ino.


Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARRY HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang