"Rein, lo ngapain bengong?" Tanya Arka pada sahabatnya yang melamun menatap lapangan basket.
"Hah? Kaga papa" Rein menghela napas lalu menyeka keringat di dahinya setelah bermain basket seharian bersama sahabat-sahabatnya.
Rein merupakan seorang anak lelaki dengan wajah badboy yang membuat gadis-gadis selalu meleleh melihatnya sekedar lewat. belum lagi karena ia jago didalam pelajaran dan basket. Rein sendiri belum pernah berpacaran karena berpikir pacar adalah masalah besar, melihat bagaimana teman-temannya putus dan diperbudak oleh pacar masing-masing.
"Yuk pulang, keburu sore. Nanti ibu lo nyariin kita" kata Arka membetulkan kacamatanya.
Arka merupakan sahabat Rein semenjak TK, karena rumah mereka yang sebelahan jadi kemana mana mereka selalu berdua dan kadang membuat orang salah paham dengan mereka. Namun jika diledek pacaran, Rein dan Arka akan langsung berpelukan dan sok bermesra mesraan sehingga semua teman mereka tertawa. Arka merupakan ketua osis SMA Silabus dimana mereka bersekolah dan untuk sekedar informasi, Arka memiliki seorang pacar bernama Tabitha yang hobinya ngerecokin kalo Arka lagi sama Rein. Arka bilang, Tabitha itu cemburu karena Arka lebih sering sama Rein dibanding Tabitha.
"Ih ngapain ibu gue nyariin lo?" Tanya Rein sebal.
"Kan gue anak keduanya" kata Arka meletakkan kedua tangannya dipipi berusaha seimut mungkin.
"Kaga sudi. Setelah gue lahir, ibu gue langsung angkat rahim, biar gak muncul manusia manusia rese kayak lo. Gue sih bersyukur jadi anak tunggal." Jawab Rein sekenanya.
"Sialan lo. Yuk ah cabut. Guys kita duluan ya" kata Arka pada teman-temannya yang masih sibuk bermain basket.
"Duh pasangan muda, udah mau pulang aja" kata Aryo menghentikan permainan basketnya.
"Papahh mau makan apa hari ini?" Kata Arka langsung menggandeng tangan Rein yang sedang mengambil botol minum.
"Arka sumpah lo ahhh" kata Rein sebal yang diikuti tawa seluruh temannya.
"Halo? Tabitha? Iya?" Arka menghentikkan tawanya dan langsung mengangkat telpon dengan sigap diiringi tatapan seluruh temannya.
"Iya iya. Sekarang pulang. Engga, gak main. Buat tugas" kata Arka menjawab telepon sambil berjalan.
"Ka, rokoknya matiin." Kata Aryo setengah berteriak.
"Ka, celananya dipake dulu" kata Bima yang tak mau kalah.
"Sayang. Kok aku ditinggal" Rein sebisa mungkin bersuara seperti perempuan lalu berlari lari kecil mengikuti Arka. Arka menoleh ke arah teman temannya lalu menunjukkan jari tengahnya dan membuat semua temannya tertawa.
...
"Bu, Rein pulang" kata Rein melepas sepatunya lalu masuk rumah dan mencari ibunya.
"Makan dulu Rein" kata ibu Rein dengan senyuman simpul dibibirnya. Ibu Rein adalah wanita setengah baya yang masih terlihat muda dengan rambut cokelat dan kulit putihnya. Didaerah tempat tinggal ibu Rein dulu, ibu Rein adalah kembang desa. Sering jadi rebutan pemuda pemuda di desa. Namun ibu Rein bilang tidak mau menikah dulu dan pergi merantau ke kota untuk kuliah, dan disitulah ibu Rein bertemu dengan ayah Rein dan jatuh cinta.
"Ayah mana?" Tanya rein sambil mengambil piring.
"Biasa, ada urusan dikantor. Katanya hari ini lembur."
"Ibu gak ke hotel?"
"Iya nanti agak maleman. Kenapa?"
"Engga papa, tumben aja dirumah"
"Uh anak ibu kesepian yaa" kata ibu Rein memeluk anak tunggalnya dari belakang.
"Ibu.." Rein meletakkan piringnya diatas meja lalu berbalik dan memeluk ibunya erat.
"Ada sesuatu Rein?" Tanya ibu yang menyadari ada hal aneh pada Rein.
"Engga ada apa apa, Rein cuma mau bilang kalau Rein sayang ibu." Kata Rein pelan.
"Ibu juga sayang Rein. Udah sana makan, anak SMA kok manja banget" kata ibu mengacak acak rambut Rein.
"Biarin" kata Rein tertawa.
"Rein gak ada rencana nyari pacar gitu?" Tanya ibu Rein geli.
"Untuk apa?" Tanya Rein balik sambil meletakkan nasi dan lauk dipiringnya.
"Kok untuk apa. Biar ada yang merhatiin Rein lah"
"Ada ibu. Ibu tiap hari merhatiin Rein" kata Rein polos.
"Ih ni anak diajakin serius. Diluar aja nakalnya minta ampun, sampe dirumah malah jadi anak ibu"
"Terus ibu maunya Rein jadi anak siapa? Bu Sayuti tetangga sebelah? Yaudah Rein pindah" kata Rein berdiri memegang piringnya.
"Iya sana pindah" jawab ibu Rein sambil tertawa.
"Iya Rein pindah. Asal ibu jangan nyesel kalo anak gantengnya ilang."
"Ih pede ya."
"Harus. Kan anak ibu"
"Rein, tapi ibu serius loh. Setidaknya kamu harus nemuin cinta pertamamu di SMA. Sebelum kamu lulus. Ibu jadi seriusan curiga sama hubungan kamu sama Arka. Kemana mana berdua terus." kata ibu Rein menatap anaknya lekat lekat sambil berusaha menyembunyikan tawa kecil di bibirnya.
"Astaga ibu jahat banget. Masa sama Arka. Kalau soal cinta pertama, Rein udah punya" kata Rein dengan wajah serius.
"Beneran? Siapa?" Tanya ibu Rein penasaran.
"Ibu. Ibu cinta pertama Rein. Dari awal Rein buka mata, belajar jalan, belajar ngomong, dan belajar belajar belajar hal lain sampai sekarang. Ibu tetep orang yang paling Rein sayang." kata Rein tersenyum
"Gombal. Dasar anak SMA" kata ibu Rein mengacak acak rambut putranya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan & Matahari
Teen FictionHujan turun semakin deras, Rein mengernyit dan menghentikan langkah kakinya. "kenapa gak mati sekarang aja? Apa bedanya sama mati besok?" Kata Rein pada dirinya sendiri. Rein menghela nafas panjang lalu berjongkok dirumput, menghela nafas panjang se...