Aku selalu suka saat melihatmu tersenyum.
Aku selalu suka caramu memperhatikanku.
Aku suka melihatmu yang kesal saat aku lupa tidak sarapan, atau lupa membawa payung saat hujan.
Aku suka caramu mengkhawatirkanku dari hal-hal yang kecil,caramu bertingkah lucu untuk menghiburku.Aku suka melihatmu mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak begitu lucu, dan setelah itu kita akan tertawa bersama. Aneh memang, tapi aku suka itu.
Aku suka saat kita duduk bersama, menunggu senja. Melihat senja bersama. Menautkan harapan yang sama. Lalu,apakah ada yang lebih indah dari itu?
Aku suka menyiapkan bekal untukmu,
walau aku tahu masakanku tak begitu enak,tapi kamu akan memakannya dengan lahap, dan mengatakan jika masakanku yang terbaik.Aku suka saat kamu memarahiku karena aku begitu pelupa,mengingatkanku banyak hal hingga akupun terbiasa mendengar omelanmu,seperti alarm. Tapi, sekali lagi aku menyukainya.
Aku suka saat kamu mengikat tali sepatuku,dan menasihatiku agar berjalan hati-hati, karena aku mudah dan sering terjatuh. Aku suka saat kita mengayuh sepeda bersama, kau akan mengayuh sepedamu kencang, meledekku yang tertinggal dibelakang, aku mendengus kesal dan setelah itu kamu akan membelikanku es krim coklat favoritku. Aku suka saat melihat wajahmu saat kubangunkan dipagi hari, ya walau hanya lewat panggilan video. Melihat wajahmu yang berantakan, tapi sekaligus menggemaskan. Aku suka itu.Aku suka saat kamu mengatakan merindukanku, aku sangat suka.
Aku suka menunggu pesanmu dipagi hari walau sekadar mengucapkan selamat pagi dan selamat malam saat hendak tidur. Ya, setidaknya aku ada dipikiranmu saat kamu akan terlelap dan bangun diesok paginya.
Aku suka mengetahui bahwa ada aku didalam hatimu. Setidaknya itu yang aku pikirkan.
Lalu, bagaimana lagi aku harus mendeskripsikan tentang kamu.
Semua yang aku ceritakan tentang kamu. Dirimu.Mungkin itu karena aku selalu suka semua hal tentang kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja
PoetryKamu itu seperti senja. Butuh waktu untuk bisa sekadar melihatmu, walau hanya sebentar... lalu kamu pergi lagi ditelan gelapnya malam. Dan aku harus menunggumu, lagi. Seperti itu seterusnya. Menunggu senja sama halnya seperti menunggu untuk melihatm...