Fate - Meet Again

379 59 45
                                    

*****






Woohyun POV




Kenyataan memang pahit. Tapi hidup harus terus berjalan. Sulit menerima semua hal buruk yang terjadi padaku dalam waktu yang singkat. Aku belum siap. Bahkan mungkin aku takkan siap.

Calon pengantinku meninggal di satu bulan menjelang pernikahan. Kecelakaan membuatku lumpuh sementara. Belum lagi pemberitaan yang makin mengusik ketenanganku. Hanya mengunci diri dalam kamar yang dapat kulakukan untuk menghindar.

"Hyunnie, buka pintunya, nak."

Eomma adalah satu-satunya yang terus berusaha untukku. Appa, dan hyung, mereka seolah lupa kalau aku juga sudah terlahir ke dunia. Appa hanya muncul saat hari pertama aku pulang ke rumah. Begitupun hyung. Mereka sibuk dengan dunia masing-masing. Beruntung ada eomma yang sangat menyayangiku.

"Kalau kau tetap tidak mau membukanya, Eomma akan tunggu di depan pintu."

Mustahil aku tega membiarkan wanita mulia ini berkorban lebih banyak untukku. Aku pun memutar roda, menjalankan kursi bodoh yang jadi bantuanku mengarah ke pintu. Benar saja, ibu sudah duduk bersimpuh di depan.

"Eomma, bangunlah. Jangan lakukan itu dan membuatku makin merasa berdosa."

"Akhirnya kau membukanya. Eomma yakin putra eomma tak mungkin tega."

Kulihat mata dan hidung Eomma memerah. Pasti habis menangis lagi. Anak macam apa aku yang terus menerus menyusahkan eommanya.

"Masuk dan tunggulah sebentar. Perawat barumu akan datang dengan membawa makan siang. Janji, harus dihabiskan ya?"

"Aku tidak butuh makanan."

"Jangan membuat eomma makin khawatir, Hyun ah. Kita cuma berdua, siapa yang akan menguatkan Eomma kalau kau terus lemah seperti ini?"

"Baiklah."

Aku kembali masuk ke kamar. Mengarahkan kursiku ke pinggir dekat jendela. Dari sini aku bisa melihat seseorang baru saja datang. Posisi kamar dengan jendela kaca yang bening membuatku bisa melihat dengan jelas siapa yang baru saja turun dari taksi dengan menenteng tas besarnya.

Seorang namja, kulitnya putih pucat, rambutnya berwarna coklat kehitaman. Wajahnya tidak terlihat jelas karna dia mengenakan topi.

Kalau tidak salah dengar, tadi eomma bilang perawatku akan segera datang. Apa mungkin namja itu?

Seseorang mengetuk pintu kamarku. Sudah pasti bukan eomma, karna itu bukan kebiasaannya.

"Tuan, Makan siang Anda sudah siap."

"Masuk."

Pelayan baru, batinku. Suaranya seperti seorang bocah. Masih sangat muda. Perawakannya bagai gadis usia limabelas tahun. Wait, gadis? Eomma bilang akan datang perawat, apa ini orangnya? Seorang yeoja?

"Letakkan saja disitu."

"Tapi Tuan..."

Aniya! Dia seorang namja. Wajahnya memang cute tapi nada rendah pada suaranya dan terlihat ada jakun di lehernya, dia seorang namja.

"Nanti, aku bisa makan sendiri."

"Baiklah."

Mungkin pelayan baru itu berniat segera meloloskan diri, tapi berhasil kucegah.

"Siapa namamu?"

"Nde?"

"Kau perawat baruku?"

[DISCONTINUED] Fate On Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang