Second part - Magic Necklace

35 6 0
                                    

Dia membuatku terkejut karena dia langsung mengambil tindakan untuk duduk disebelahku tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, setelah beberapa saat kemudian dia mengatakan ;

"Hei Arthur, kalungmu bagus boleh kulihat sebentar?"

Sengaja tak kujawab, aku ingin melihat respond anak yang dingin itu.Dia langsung menatapku tajam seperti serigala yang mau menikam mangsanya.Aku sempat ketakutan, tapi aku mencoba untuk tetap tenang.karena prilakuku tadi, dia mungkin sangat kesal.Dia langsung memalingkan wajahnya dariku kearah pintu bis.

Kulepas kalungku kemudian ku tarik pergelangan tangannya dan kuletakan kalungku di telapak tangannya sambil mengatakan :

"Jangan marah, aku hanya bercanda"

Aku sempat terkejut karena tangannya yang begitu dingin. Aku mulai merasa ada yang aneh dari Florence.Tapi aku tak mau memikirkan hal itu dalam-dalam.Karena itu merepotkan saja.

Dia mengamati kalungku dengan detail entah mngapa dia sangat serius dalam mengamati benda tersebut, padahal itu hanya sebuah kalung kayu pemberian Ayahku.

"Kau dapat darimana kalung ini?" tanyanya dengan wajah penasaran.

"Dari ayahku" Jawabku sambil menatap matanya.

"Lalu dapat darimana ayahmu?" tanyanya lagi.

"Aku tidak tau" jawabku singkat.

Ada apa ini? Kenapa dia bertanya kepadaku dengan sangat detail seolah-olah dia mengetahui sesuatu tentang kalungku.Aku tidak tau apa yang terjadi saat ini.Semoga saja hal itu tidak berakibat buruk bagiku.

Setelah itu kami tidak berbicara sama sekali hingga bis kami sampai di sekolah.Rumah,pohon, dan jalan hanya itu yang dapat menghiburku diperjalanan.

Dikelaspun aku masih memikirkan mimpiku tadi,gigi dan tangan Florence, dan kalungku.Entah kenapa 3 hal itu selalu berputar-putar dikepalaku.Karena aku terlihat melamun, aku ditegur sama Mr.Svya.Akhirnya aku dihukum mr.syva disuruh menulis kata maaf dipapan tulis hingga penuh.Itu menyebalkan.

Shawn menemaniku hingga aku menyelesaikan hukumanku.Dan kami pergi ke resto kebab lagi.Tapi kali ini aku yang bayar.Dia sangat senang karena sekarang dia lagi ga bawa uang.Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami menuju asrama.

"Arthur,Dia kok lewat situ lagi?" tanya Shawn penasaran.

"Kau banyak bicara, ayo kita kejar dia" jawabku dengan nada pelan dan cepat.

Kami mengejarnya hingga kedalam hutan.Tapi kami tidak menemukannya.Tiba-tiba dibelakang kami ada yang mengatakan sesuatu.

"Kenapa kalian mengikutiku?"
Tanya Florence yang membuat kami berdua kaget.

"Maaf kami mengikutimu,Kami hanya ingin tau kamu mau kemana" jawabku dengan wajah pucat.

"Pulanglah,jangan mengikutiku lagi,Ini bukan urusanmu!!!" sahutnya.

"Kami minta maaf telah mengikutimu,oke kami akan pulang" ucapku menyesal.

Tak lama kami berpaling darinya.Ku mencoba menengok kebelakang.Ternyata Florence sudah tidak ada di tempat tersebut.

"Ehh Shawn,cepat sekali dia pulang" tanyaku pada Shawn.

Dia tidak memjawab.Wajahnya pucat sekali.Mungkin Shawn sangat ketakutan.Tak pikir panjang aku langsung mengajak Shawn pulang kerumah.Dia hanya mengangguk saja dan meneteskan beberapa butir keringatnya.

Setelah sampai dirumah dia bertanya padaku "Arth,Florence itu makhluk apa sebenarnya sih?, gigi taringnya panjang, matanya merah, bisa menghilang dengan cepat, semoga saja itu hanya halusinasiku saja"

The World Of MythTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang