BAB 9

10 1 0
                                    

Yura menatap takjub kamar yang akan ditempatinya.
"Wahhh"
Sebuah kamar yang luas dengan warna dinding perpaduan merah hati dan putih. Yura berlari kearah tirai besar dan membuka tirai itu, seketika ia tercengang dengan apa yang ia lihat. Laut! Ya kamarnya berhadapan tepat dengan laut benar-benar indah.
"Kau suka kamarnya?"
Sontak yura menoleh ke sumber suara. Ia mendapati minho berdiri didepan pintu dengan koper ditangannya.
"Aku suka sekali!!" jawab yura antusias.
"Baguslah jika kau menyukainya dan ya! Ini barang-barangmu"
Yura menghampiri minho dan meraih koper itu.
"Terimakasih"
"Hei.. Apa yang kau katakan? Kenapa berterimakasih?"
"Kalau bukan terimakasih, lalu apa?"
Minho menunjuk bibirnya.
"Apa?"
"Kumohon..." rengek minho.
"Tidak! Cepat keluar sana, aku mau mandi!"
Yura mendorong tubuh minho dan menutup pintu. Jantung berdegup kencang dan seperti ada kupu-kupu yang berterbangan diperutnya.
*********
Minho duduk disofa sambil memasukan beberapa camilan ke mulutnya. Tak henti-hentinya ia merutuk dalam hati kalau perjalanan kali ini benar-benar tidak romantis! Dia mengenal yura dengan baik, dan dia tau betul kalau yura bukan tipe wanita romantis. Yura itu pemalu.
"Kau sedang memikirkan apa?"
Minho tersentak melihat yura tiba-tiba sudah duduk disampingnya.
"Kau sudah selesai mandi?"
"Seperti yang kau lihat"
Minho menatap yura intens. Yura tampak cantik walau memakai celana jeans pendek dan baju kaos berwarna biru. Rambutnya yang masih agak basah dibiarkan tergerai.
"Aku jelek kan? Aku tau!"
"Aku tidak berpikir begitu!"
Minho merebahkan kepalanya kepangkuan yura.
"Eeh apa yang kau lakukan?"
"Astaga kau ini! Aku ini calon suamimu!"
"Lalu?"
Minho mendengus kesal dan kembali keposisi semula.
"Romantislah sedikit! Apa perlu ku ajari?"
"Kalau begitu ajari aku"
"Hei.. Kau dulu pernah menciumku kan?"
Yura mengangguk.
"Bagaimana caramu melakukannya?"
"Aku melakukannya begitu saja"
"Apa maksudmu?"
"Aku pernah melihat adegan itu di drama korea"
"Baguslah"
"Apa aku terlihat sebodoh itu?"
"Yura... Kau tidak bodoh, hanya saja kau terlalu polos"
"Benarkah?"
"Ayo kita mulai!"
"Apa?"
"Bukankah kau ingin belajar bagaimana bersikap romantis?"
Yura mengangguk.
"Jadi duduk saja dan jangan banyak komentar, ok?"
"Ok!"
Minho mengambil posisi menghadap yura. Dapat ia lihat wajah gadis itu mulai gugup. Minho mendekatkan wajahnya ke wajah yura tapi yura menjauhkan wajahnya dan alhasil dia kini terbaring dengan posisi kaki menjulur kebawah. Minho meletakkan kedua tangannya disisi wajah yura. Mata yura membulat sempurna ketika wajah minho semakin mendekati wajahnya. Minho tersenyum menggoda dan mendaratkan bibirnya tepat di bibir yura. Bukan ciuman biasa yang pernah yura lakukan dulu tapi kali ini lebih menguras tenaga.
**********
Yura mengerjapka matanya. cahaya sang surya sudah menerangi seluruh kamarnya lewat dinding kaca besar yang tirainya dibiarkan terbuka. Ia sedikit tersentak ketika tangan kokoh merengkuh pinggangnya. Dengan gerak cepat ia membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya dan minho. Ia menghembuskan nafas lega, pakaiannya masih lengkap. Seketika ia mengingat kembali kejadian tadi malam.
"Aku mencintaimu" bisik yura pelan. Yura ikut merengkuh tubuh minho agar semakin dekat dengannya. Ia menenggelamkan kepalanya didada bidang minho dan kembali terlelap.
'You have a messege, you have a messege'
Yura terbangun tapi minho masih tertidur pulas. Ia meraih smartphonenya.
From : mama
To : Kim yura
temui mama nanti siang! Tidak ada alasan!

Yura mendengus kesal. Dan kembali menatap minho. Matanya terus mengamati setiap inci wajah minho.
Cup
Kecupan sekilas mendarat tepat di bibir minho.
"Hei.. Kau menciumku tanpa izin" gumam minho yang matanya masih tertutup rapat.
"Eeh kau sudah bangun?"
"Setelah menikah aku ingin mendapatkan morning kiss darimu, ok?"
"Apapun yang kau mau, akan aku turuti"
"Kau janji?"
"Aku janji"
****************

Divote yaaaaaa pleaseeee

love has goneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang