Chapter 6 : Nyaman

337 34 0
                                    

Embun pagi yang masih melekat pada setiap dedaunan masih terlihat, membuat penglihatan terasa segar. Kubuka jendela kamarku dan Kuhirup udara yang masih segar. Hari ini hari Minggu jadi kuputuskan untuk menyirami tanamanku disamping rumah.

Hamparan rumput yang hijau membuat suasana semakin nyaman karna aku suka warna hijau. Akupun mulai menyirami berbagai tanaman disana mulai dari mawar merah, anggrek, melati, mawar kuning dan tanaman lainnya.

‡‡‡‡‡‡‡

Saat ini masih pagi dan kuputuskan untuk menonton TV dahulu.

"Kak, mama udah siapin sarapan dimeja makan, sarapan dulu gih, mama mau pergi belanja dulu ya." ujar mamaku

"Iya ma."

Saat menonton TV tiba tiba Aku menyempatkan membuka ponselku dan kulihat ada notif BBM dari Bara, Akupun kaget becampur senang.

Sebelumnya dulu Aku dan Bara juga pernah chatingan sampai malem, membahas hal yang bahkan tidak penting tapi sekarang sudah tidak pernah lagi.

Bara
"Selamat pagi, semangat ya!"

Viola
"Pagi juga, semangat juga ya 😊"

Bara
"😊"

'Kalau begini caranya gue susah move on dari lo Bar' batinku

Tolong jangan membuatku terbang tinggi jika sepersekian kalinya kau hempaskan lagi.

'Tok tok tok

Aku mendengar suara ketukan pintu dan kuputuskan untuk membukanya.
Saat aku membuka pintu aku tidak melihat siapa siapa, kulanjutkan langkahku kedepan rumah dan menyebarkan penglihatanku tetapi tetap tidak kutemukan satupun orang.

Lalu keputuskan untuk masuk kedalam rumah.
Saat aku sudah masuk, terdengar suara ketukan lagi. Dengan perasaan sedikit kesal aku membuka pintu lagi dengan cepat dan kedepan rumah dengan sigap meneliti setiap objek disana tapi tetap hasilnya nihil.

"Siapa sih yang iseng, bikes banget, bikin kesel." cibirku

Saat aku masuk kedalam rumah dan akan melanjutkan menonton TV.
Aku melihat seseorang tapi hanya dari belakangnya saja jadi tidak jelas wajahnya.
Akupun langsung mengambil sapu dan mengendap endap mendekatinya dari belakang.

"Ciaaa...." Aku sudah hampir memukulnya tapi tidak jadi setelah dia membalikkan wajahnya.

"Vio, apaan sih brisik ganggu orang nonton TV aja?"

"Loh, kok lo bisa ada disini kan tadi pintunya gue kunci, atau jangan jangan lo masuk dari jendela ya, atau jangan jangan lo yang ketok pintu tadi? Ayo jawab kenapa diem aja lo gak denger gue ngomong apa? Cepet jawab."

"Stop! Gimana gue mau jawab dodol, dari tadi lo nyerocos terus kek mercon."

"Yaudah sekarang gue diem, cepet jelasin." perintahku

"Oke, jadi tadi emang gue yang ngetok pintu tadi, dan saat lo jalan kedepan rumah gue langsung masuk aja deh kerumah." katanya sambil menujukan rentetan giginya.

"Ck, pake nyengir lagi, nyebelin banget sih lo gue kira siapa, taunya curut."

"Apa, lo bilang gue curut, wah ini bisa dilaporin kepolisi nih atas dasar pencemaran nama baik." kata Egy sambil mengarahkan telunjuknya kepadaku

"Ada apaan sih kok jam segini udah kerumah gue?" tanyaku dan tak menggubris omongannya tadi

"Oh iya,(menepuk jidat) sampai lupa gue, gue kesini buat ngajak lo jalan jalan, soalnya gue bosen dirumah, mau ya plisssss." ajak Egy sambil menunjukan matanya yang berkilau memelas.

"Iya iya, berhubung gue juga nganggur dirumah gue mau deh, gue ganti baju dulu ya." jawabku sambil berlari kecil menuju kamar

"Jangan lama lama." teriak Egy saat aku sudah sampai ditengah tangga.

Ya memang kamarku berada di lantai 2.

‡‡‡‡‡‡‡‡

"Yuk, gue udah selesai." kataku

Diapun melihatku tanpa berkedip.

"Lo kenapa? Terpesona sama gue?" tanyaku

"Ewh, ga lah, cuma penampilan lo beda aja dari biasanya."

"Emang biasanya gimana?" tanyaku

"Biasanya......." Egy menggantungkan perkataannya

"Yaudahlah gausa dibahas langsung jalan aja kuy." ajak ku sambil menarik tangan Egy, dan ia reflek mematikan TV nya.

Kamipun tiba didepan mobil Egy.

"Loh sejak kapan mobil lo ada disini? Perasaan tadi ga ada." kataku

"Tadi pas lo ganti baju, gue pulang ambil mobil, kan rumah kita deket." jawab Egy

"Yaudah kita jadi jalan ga sih" tanya Egy

"Ya jadilah."

"Kalo jadi, lepasin tangan gue dulu dong, terlalu nyaman ya megang tangan gue" kata Egy sambil menatapku dan tersenyum manis.

"Iiih apaan sih yang ada tangan gue gatel gatel tau." jawabku sambil manyun sambil melepas genggaman itu

"Berasa ulet bulu dong tangan gue."

Aku tak menggubris perkataannya dan langsung masuk kedalam mobil silver itu.

'Bodohnya gue kenapa gue lupa ya kalo sedari tadi gue megang tangan Egy' batinku


Hay, readers selamat bertemu di part selanjutnya..
Jangan jadi silent reader ya...

Thanks My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang