MIRROR

17 3 0
                                    

            'Ciiitttttt!'bus berhenti dan aku melangkah turun menuju ke kelas untuk mengambil cerminku yang tertinggal di loker tempat dudukku. Saat aku mengambil cermin BOOM! Aku terkejut dengan reflek aku melihat ke arah jendela. Aku mendapati bus yang seharusnya aku tumpangi di selimuti api yang berkobar-kobar. Kakiku membeku saat memperhatikan bus tersebut. Terlebih lagi melihat teman-temanku terbakardengan tangan menjuntai di kaca jendela bus. Tiba-tiba aku merasa gelap.

            Aku terbangun di sebuah ruangan serba putih dengan seorang perawat bertanya, "kamu sudah siuman?". Ketika menyadari aku sedang berada di rumah sakit, akumenganggukan kepala kepada sang perawat. Aku menyadari aku menggenggam sebuah benda dan setelah ku lihat aku menggenggam cerminku.

            Aku terbaring di ranjang dengan papan yang tertempel di ujung ranjang bertuliskan, Nama : Sheila Francescha Diana Putri. Umur  : 16tahun. Sekolah : SMA Harapan bangsa. Alamat : Jl. Feteran Jakarta Utara. Ya, itulah aku. Aku hanya seorang gadis biasa yang sedang mengalami musibah sehingga di larikan ke rumah sakit.

            Seminggu kemudian aku di bolehkan keluar dari Rumah Sakit, aku mengalami shock dan trauma atas kejadian seminggu yang lalu. Ketika bus meledak dan api berkobar-kobar melalap bus tersebut. Teringat juga dengan teman-temanku yang hangus di dalam bus tersebut. Seminggu yang lalu tepatnya hari senin tanggal 20 September kelasku berencana mengadakan karya wisata, semua sangat gembira mendengar kabar tersebut. Diduga kejadian tersebut di akibatkan oleh seorang teroris yang dengan sengaja menanam sebuah bom di dalam bus. Seluruh teman-temanku telah damai disisi-Nya.

            "Sheila!Hari ini kamu berangkat sekolah kan?" ibu bertanya kepadaku saat aku turun dari kamar.

 "Iya bu,"

 "Semangat sayang!, ibu yakin kamu anak yang kuat.". seluruh berita tentang teroris yang menaruh sebuah bom di bus, telah menyebar luas dan tak luput aku menjadi artis dadakan karena satu-satunya yang selamat dari kejadian tersebut.

            Seluruh teman sekelasku telah tiada,di kelas hanya tersisa diriku. Ketika bell berbunyi seluruh siswa memasuki kelas masing-masing, sementara aku duduk termenung didalam kelas, tak lama guru masuk dengan seseorang yang mengikuti dibelakangnya.

"Pagi Sheila, ibu bawakan teman baru untukmu." Aku bernafas lega ketika mengetahui bahwa ada murid baru di kelasku, sehingga aku mempunyai teman di kelas walaupun seorang saja. Diandra Veronika Saputri namanya, dia anak yang baik. Selalu ceria dan suka menolong sesama, aku sangat senang bisa berteman dengan Dian.

             Hari-hari berlalu, aku dan Dian semakin dekat dan kita menjadi sepasang sahabat. Ketika selesai membasuh muka aku mengambil cermin yang ku bawa di dalam sakuku. Aku mengarahkan cermin ke depan mukakudan,

"AAAARGHH!" Dian dengan tergesa menghampiriku

"Apa yang terjadi?".Aku melihat bayanganku di cermin dalam keadaan yang sangat menakutkan. Tubuhku berlumuran darah dan sekilas aku melihat bahwa aku akan tertabrak bus saat hendak menyebrang jalan sepulang sekolah. Di bayangan tersebut aku terlihat tergesa-gesa menyebrangi jalan dan tidak melihat bahwa sebuah bus tengah melaju dengan kencang. Aku menceritakan hal tersebut kepada Dian dan dia berkata,

"Mungkin hanya halusinasimu saja.". aku harap benar begitu.

            Aku takut, bayangan yang kulihat di cermin seperti nyata. Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Apa benar yang ku alami hanya halusinasi semata?. Kuharap apa yang Dian katakan padaku benar adanya. Aku hanya terlalu shock dan sedikit trauma sehingga membayangkan hal yang tidak-tidak. Sekalipun aku sudah berusaha menghilangkan bayangan menakutkan itu dari dalam pikiranku, aku tetap tidakmampu menghilangkan rasa takut ku. Aku mengikuti kelasku dengan gelisah, berbagai pikiran yang buruk menghiasi pikiranku.

MIRROR✔(One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang