Aku merasa berdiri diatas angin. Kupikir aku bisa mendapatkan semua yang kuinginkan. Namun ternyata aku salah.
Sangat salah.
Salah besar jika aku mendapatkan apa yang kuinginkan disaat kenyataan berkata bahwa aku malah kehilangan semuanya.
Aku kehilangan dirimu yang sudah dengan tulus mencintaiku.
Aku kehilangan dirimu yang selalu setia padaku.
Aku kehilangan dirimu.Dan duniaku menghilang bersamaan dengan hilangnya dirimu dari hidupku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku sedang bercanda dengan seorang gadis yang menarik perhatianku sejak 1 bulan yang lalu. Gadis yang perhatian padaku dan mampu menghiburku di saat aku lelah.Guan Xiao Tong.
Gadis bermarga Guan ini benar-benar selalu ada disampingku setiap saat, menemaniku dan mendengar semua keluh kesah ku seputar pekerjaan yang selalu membuatku pusing.
"Ge, tidak usah terlalu dipikirkan. Toh mereka akan diam dengan sendirinya nanti."
Hahh, rasanya aku ingin mencekik semua wartawan yang sudah membuat gosip buruk tentangku. Jika itu masih skandal masalah berkencan aku tidak akan mempermasalahkannya, tapi kali ini sudah benar-benar keterlaluan.
Aku digosipkan menghamili orang!
Heol!
"Tetap saja aku kesal dengan mereka."
Xiao Tong menepuk pundakku pelan kemudian tersenyum. "Aku yakin agensi kita akan membereskan masalah ini."
Yap! Gadis ini juga adalah seorang aktris baru di agensi yang sama denganku.
Aku hanya mengangguk pasrah, hendak memejamkan mata namun ponselku berbunyi, membatalkan niatku istirahat.
"Hmmm?" Gumamku mengangkat panggilan itu sementara Xiao Tong bangkit dan membereskan ruang tamu apartemenku.
"Hyung? Kenapa? Suara hyung terdengar lelah."
Aku hanya bisa menghela nafas. "Lelah karena pekerjaan. Sudah biasa bukan?"
Kudengar suara di sebrang sana terkekeh. "Hyung jika lelah jangan lupa istirahat, ne?"
"Aku baru saja akan istirahat jika kau tidak menelponku, Sehun-ah." Entah kenapa nada bicaraku jadi ketus padanya, namun aku terlalu lelah untuk peduli.
"E-eoh, geurae? K-kalau begitu istirahatlah Hyung."
Aku hanya membalas dengan gumaman seadanya sebelum memutuskan panggilan telpon itu.
"Siapa yang menelpon malam-malam begini ge?" Xiao Tong muncul dari dapur membawa sepanci mi instan yang terlihat sangat memggiurkan.
"Entahlah, hanya orang iseng mungkin."
Xiao Tong hanya mengangguk kemudian meletakkan panci itu di meja makan dan menarikku untuk berpindah ke ruang makan.
"Ayo makan. Aku tahu gege belum makan seharian ini."
Aku tersenyum kemudian mulai memakan mi instan itu. Aku berterima kasih pada kehadiran gadis di hadapanku ini.
Hingga tanpa sadar aku melupakan kehadiran seseorang yang begitu berarti bagiku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku mengernyit heran ketika melihat sebuah boneka rusa kesukaanku bertengger manis di ruang rias ku.