📍DUA PULUH DUA📍

3.6K 154 2
                                    

"Raa buruan dong!"Kata Rado saat memperhatikan gerakan Rara yang sangat lambat.
"Ihh sabar dulu! Sarapan itu harus dinikmati kale"Jawab Rara.
"Tapi gue mau kekampus Raa kerjaan gue bukan cuman nganter sama jemput lo aja!! Gue juga ada kerja yang lain kale!"Kata Rado kesal.
"Oke okee"Jawab Rara dan mengakhiri sarapannya.

Lalu,Rara pun menyusul Rado yang kini sudah ada diatas motor. Sedangkan Sheila sudah berangkat lebih dahulu dari Rara. Dia dijemput oleh Rafa. Katanya sih Rafa itu temen barunya tapi entahlah mungkin mereka sedang PDKT.

Selama diperjalanan,Rara hanya diam tidak mengeluarkan suaranya. Dia masih kesal karna disuruh sarapan cepat cepat.

"Tumbenan lo diem aja"Kata Rado mulai membuka suara.
"Gapapa"Jawab Rara cuek.
"Ngambek ya?"Tanya Rado.
"Tau"Jawab Rara.
"Jangan ngambek dong! Kan gue juga buru buru"Kata Rado. Namun Rara hanya diam tidak bersuara sedikitpun. Rado hanya mendengus dan sedikit menambah kecepatan motornya. Rara pun kaget dan langsung memeluk Rado dari belakang,dia takut terjatuh.

Setibanya disekolah,Rara turun dari motor dan memberikan helmnya kepada Rado.
"Makasih"Kata Rara singkat.
"Yee singkat banget sih! Jangan ngambek dong"Jawab Rado. Rara hanya diam tidak menjawab sedikitpun.
"Ya udah nanti gue traktir ice cream deh"Kata Rado. Rara yang mendengar kata Ice Cream pun langsung mengangguk dan menyunggingkan senyuman manisnya.

"Dari tadi kek senyumnya"Kata Rado mencubit hidung Rara.

"Iih jangan dicubit! Sakit tau!"Jawab Rara

"Biar idung lo makin mancung"Kata Rado dan memberhentikan aksi menyubit hidung adeknya.

"Emang nya hidung gue pesek apa? Hidung lo tuh yang pesek!"Jawab Rara.

"Ah udah capek ah debat sama lo. Lo masuk gih gue cabut dulu"Jata Rado sambil memasang helmnya.

Rara hanya mengangguk dan berjalan santai menuju kelasnya. Namun,saat tengah berjalan kekelas,mulut Rara disekap dengan sebuah tangan dan dirinya dibawa ke toilet.

"Mmphhh lepasinn!!"Teriak Rara dibalik tangan orang tersebut.

Setibanya di toilet,Rara didorong ke arah dinding toilet. Rara pun kaget saat melihat Oliv dan teman temanya.

"Mau lo apaan sih?"Tanya Oliv.

"Gue seharusnya yang nanya! Mau lo itu apa?!"Jawab Rara maju kedepan tetapi langsung didorong lagi oleh Tari.

"Gue tegasin sama lo ya! Jangan pernah deketin Daniel lagi! Atau?! Sepupu lo Sheila nggak bakalan pernah nyaman tinggal disekolah ini!"Tegas Oliv.  Rara keget. Darimana dia tau kalau Sheila adalah sepupunya?

"Lo kira gue takut?"Tanya Rara tak kalah sinisnya. Dia tidak akan pernah takut dengan ancaman siapapun.

"Dan lo kira gue main main? Atau?! Lo juga bakalan kehilangan Sheila untuk selama lamanya!"Tegas Oliv sambil memegang dagu Rara dengan sangat kuat. Rara pun memegangi dinding. Rara sangat takut dengan Oliv.

"Woii siapa sih yang ada didalam? Lama banget"Kata seseorang dari luar. Oliv pun melepaskan cengkramanya.

"Inget! Jangan deketin Daniel! Gue nggak pernah macem macem sama ancaman gue!"Tukas Oliv dan pergi meninggalkan Rara.

Rara terduduk dan menekuk kedua lututnya. Dia menenggelamkan wajahnya dibalik tangannya.

"Kenapa semua ini harus terjadi sama gue?! Gue nggak pernah ngedeketin Daniel! Dia aja yang deket deket sama gue! Kenapa harus Sheila jadi bahan ancamanya?!!!"Teriak Rara didalam kamar mandi. Rara menangis sejadi jadinya.

Setelah dirasa cukup,Rara bangkit dari duduknya dan membasub mukanya. Matanya sembab karna sudah terlalu lama menangis. Sekarang bel sudah berbunyi,tidak mungkin rasanya dia masuk kedalam kelas. Kalau dia masuk kedalam kelas sama aja dia menyerahkan dirinya untuk mendapatkan hukuman.

Suatu tempat pun terlintas dibenak nya Rara. Rara berjalan keluar kamar mandi dan berjalan gontai ke arah rooftop.

Daniel yang melihat Rara berjalan menuju rooftop pun mendengus. Lagi lagi tuh anak mau ngebolos lagi! Nggak mungkin gue susulin dia ke rooftop! Kan gue lagi ulangan!! -Batin Daniel saat melihat Rara.

Rara pun menaiki tangga kayu menuju rooftop. Kalau dia tidak hati hati maka dia akan terjatuh.

Setibanya di rooftop,Rara duduk. Dia duduk diujung rooftop dan menjuntaikan kakinya kebawah. Dia pun menikmati hembusan angin yang terus berhembus.

From:0813********
Lo kenapa cabut lagi? Gue tau lo punya banyak masalah Ra! Bukan berarti dengan cara lo bolos seperti ini lo bakalan nyelesain semua masalah dalam kehidupan lo Ra! Justru itu akan menambah masalah lo! Bukannya lo udah janji buat gak bolos lagi?

Begitulah isi pesannya. Rara pun mulai membalasnya.

To:0813********
Lo tau gue banyak masalah! Lo tau semua tentang kehidupan gue! Lo tau apa aja yang gue lakukan! Tapi kenapa lo nggak pernah bantu nyelesain masalah gue?! Lo cuma bisa SMS gue! Ya gue tau kok kalimat lo itu kalimat pendukung! Tapi apa dengan dukungan lo itu semua masalah gue selesai! Gue nggak sekuat yang lo pikir! Lo inget itu! Kalau lo gentle temuin gue di rooftop!

Rara membalas pesan tersebut. Perlahan air matanya kembali turun. Dia sudah terlalu muak,sudah terlalu cape.

Dan beberapa menit kemudian,ada balasan SMS.

From:0813********
Gue tau kok lo pasti mikir gue yang nggak nggak. Cuman gue belum siap aja buat datang ke kehidupan lo yang nyata. Gue emang cuman bisa menatap lo dari kejauhan. Gue cuman bisa ngerasain sakit lo tapi gue emang nggak bisa nyelesain masalah lo. Gue cuman butuh waktu buat nampilin diri gue ke lo

Begitulah balasannya.

"Sepupunya Deriel! Gue tai kok lo ada disini! Gue yakin lo denger perkataan gue! Gue cuman mau tau siapa lo!! Gue cape dengan semua ini! Gue udah capee!! Gue pengen nyerah! Tapi gue nggak bisa!!"Teriak Rara sekencang kencangnya.

"Gue cuman butuh seseorang buat tempat curhat! Gue nggak bisa curhat panjang lebar di SMS! Gue capeee!!"Teriak Rara lagi dan sambil meneteskan air matanya. Dia sudah terlalu lelah dengan semua ini.

Rarapun terus meneteskan air matanya. Menangis. Menangis. Dan menangis. Itulah yang bisa dia lakukan untuk saat ini. Entah kenapa,semenjak Deriel meninggal sangat banyak masalah yang menghampirinya.

"Lo ngapain kesini lagi?"Tanya Daniel duduk disamping Rara.  Rara pun kaget dan menghapus air matanya.

"Kalau ditanya itu dijawab"Kata  Daniel lagi.

"Lo! Gak usah peduliin gue lagi! Gak usah temuin gue lagi!"Tegas Rara dan bangkit dari duduknya.

"Lo kenapa sih Ra? Apa coba salah gue ke lo?"Tanya Daniel tak mengerti.

"Lo sama sekali nggak pernah salah Niel! Yang salah cuman masa lalu gue!"Jawab Rara dan pergi meninggalkan Daniel.

"Gue nggak bakalan tinggali lo Ra! Lo inget hal itu!"Kata Daniel. Rarapun berhenti berjalan. Dadanya sesak. Kenapa dia menangis lagi? Kenapa dengan ucapan Daniel bisa membuat dia menangis?

"Gue sayang sama lo! Demi lo gue rela ninggalin Oliv! Gue cuman pengen ngelindungin lo! Gue pengen ngehilangin rasa sedih lo!"Kata Daniel lagi. Rarapun menangis sejadi jadinya.

"Gue nggak pernah nyuruh lo buat putusin Oliv! Gue mohon tinggalin gue"Jawab Rara dengan suara bergetar dan berlari. Dia tidak ingin mendengarkan penjelasan apa apa lagi dari daniel.

"Kenapa Ra? Kenapa?! Apa alasanya?!"Tanya Daniel saat melihat Rara berlari menjauho dirinya. Daniel pun mengusap kasar rambutnya. Kenapa? Apa alasanya?

~~~

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang