Saat tiba dilantai bawah,Rara berlari sekencang mungkin kemana pun dia mau.
"Ra!! Rara!!"Panggil Fani saat melihat Rara berlari melewati koridor sekolahan. Kebetulan Fani sedang izin keluar kelas.
Namun,Rara sama sekali tidak menghiraukan panggilan dari Fani. Justru dia menambah kecepatan larinya.
"Raraaa stop!!!"Pekik Fani sambil terus mengejar Rara.
Rara pun berhenti dan terduduk dilantai. Dia semakin menumpahkan air matanya.
"Ra.. Ra lo kenapa?"Tanya Fani saat duduk disamping Rara. Rara pun langsung memeluk Fani. Entah kenapa hatinya sangat tersentuh akan ucapan Daniel? Apakah ada rasa cintanya terhadap Daniel sudah tumbuh? Tapi apakah secepat itu rasa ini tumbuh?
"Lo kenapa Fan?"Tanya Fani sambil mengelus elus tengkuk Rara agar Rara sedikit tenang.
"Gue nggak tau kenapa Fan. Tadi gue di seret ketoilet sama Oliv terus dia ngelarang gue buat dekat dekat dengan Daniel! Gue bingung banget! Terus dia ngancam gue buat ngusik kehidupan nya Sheila. Terus tadi di rooftop gue ketemu Daniel. Gue suruh dia ngejauhin gue tapi dia nggak mau! Gue bingung!"Jawab Rara menjelaskan semua perasaan yang ada didalam hatinya. Fani pun mengeratkan pelukannya kepada Rara.
"Gue bingung Fan,gue nggak tau harus bagaimana"Kata Rara lagi.
"Udah lo tenang aja ya Ra. Lo nggak usah pikirin itu lagi. Lo sabar,lo harus tenang,lo harus tabah"Jawab Fani.
Rara pun sudah sedikit mulai tenang. Dia pun menguraikan pelukanya dengan Fani. Dia pun mengusap air matanya.
"Lo sabar ya"Kata Fani.
"Gue nggak tau harus bagaimana. Apa gue udah mulai suka sama Daniel? Apa gue udah mulai sayang sama Daniel? Tapi kok secepat itu banget?"Jawab Rara.
"Mungkin aja Ra. Karna perasaan itu bisa datang kapan saja,dimana saja dan juga keadaan kita juga Ra. Sekarang lo harus lebih memakanai arti cinta dan sayang lo itu. Gue nggak mau lo itu salah tafsir tentang cinta dan sayang itu. Kalau lo salah tafsir selamanya lo bakalan tersesat sama perasaan lo Ra"Jawab Fani menasehati Rara.Hati Rara pun mulai tenang mendengarkan penjelasan dari Fani. Memang benar. Cinta itu datang kapan saja,dimana saja,siapa saja dan dalam keadaan apa pun.
"Udah sekarang kita balik kesekolah ya"Kata Fani. Rara mengangguk
Lalu,mereka bangkit dari duduk dan berjalan menuju kelas. Sepanjang perjalanan,Rara terus menundukan kepalanya karna dia sangat malu jika orang orang melihat matanya yang sembab dan mukanya yang sangat kusam.
"Fan,temenin ke toilet gue mau bersihin muka gue dulu"Kata Rara. Fani pun mengangguk.
Kemudian,mereka berjalan menuju toilet. Setibanya di toilet,Rara membasuk mukanya dengan air mengalir. Rasanya sangat tenang,sejuk.
Setalah itu,Rara melap mukanya dengan tisu.
"Udah?"Tanya Fani. Rara mengangguk. Lalu,mereka berdua pun berjalan kekelas. Mereka sama sekali tidak berniat untuk kekantin.
Setibanya di kelas,Rara dan Fani langsung duduk ditempat duduk mereka. Rara memilih untuk tidur sejenak sedangkan Fani memilih untuk memainkan handphonenya.
Kring!!!
Bel tanda masuk berbunyi. Fani pun menyimpan handphonenya dan berusaha membangunkan Rara."Ra,bel udah bunyi bangun yuk"Kata Fani. Rara pun mengangkat kepalanya dan menguap. Setelah itu,ia mengucek ngucek matanya yang sedikit mengantuk.
"Masih ngantuk?"Tanya Fani.
"Ini ada titipin dari seseorang buat lo"Kata Fani dan memberikan sebuah kantong kresek berisi coklat."Wahh coklat dari siapa?"Tanya Rara.
Nggak mungkin gue jawab kalau itu dari Daniel. Kalau gue bilang itu dari Daniel pasti Rara nggak bakalan terima ini coklat tapi Daniel maksa banget. Batin Fani."Fan? Ini dari siapa?"Tanya Rara lagi.
"Mmm tadi ada yang nitipin ini ke gue tapi gue nggak tau juga siapa dia"Jawab Fani berbohong.
"Ooh gitu. Ya udah ini buat lo"Kata Rara memberikan 2 bungkusan coklat kepada Fani."Nggak usah Ra,gue nggak boleh makan coklat"Jawab Fani menolak.
"Ooh gitu"Kata Rara.
"Rara! Fani! Jangan bercerita! Saya sedang menerangkan pelajaran!"Kata Bu Sesil.
"Iya maaf buk"Jawab Fani dan Rara. Lalu,mereka pun berkonsentrasi untuk mendengarkan penjelasan dari Bu Sesil.
Disisi lain,Daniel sama sekali tidak mendengarkan penjelasan dari gurunya. Daniel masih memikirkan Rara. Tadi kenapa bibir gue ngucapin kalau gue sayang sama dia ya? Apa sebenarnya gue memang sayang sama dia? Tapi kenapa tiba tiba banget? Kenapa baru sekarang gue sadar saat Rara kepengen ngejauh dari gue? Kenapa cinta dan sayang gue datang terlambat? Kenapa? Batin Daniel lagi.
"Daniel!! Kamu tidak mendengarkan penjelasan dari saya?"Tanya Mister El.
Namun Daniel tidak menjawab sama sekali."Woi Dan,lo ditegur!"Bisik Rafa.
"Daniel!!!"Pekik Mistet El. Daniel pun tersentak kaget dan langsung melihat kearah Mister El.
"Kamu tidak mendengarkan penjelasan saya?"Tanya Mister El.
"Maaf Mister,kepala saya sakit Mister"Jawab Daniel.
"Ya sudah!"Kata Mister El sambil melanjutkan menerangkan pelajaran IPS.
"Niel,gue nggak yakin kalau lo lagi sakit kepala"Bisik Rafa kepada Daniel saat Mistef El sudah sibuk menerangkan pelajaran.
"Ntar aja gue ceritain. Lo kerumah gue"Jawab Daniel.
"Tapi gue anterin Sheila pulang dulu ya. Soalnya tadi pagi gue udaj janjian sama dia"Kata Rafa. Daniel hanya mengangguk dan meletakan kepalanya diatas meja bertumpu dengan kedua tanganya yang sudah siap menjadi alasnya.
"Kenapa gue segitunya saat denger kalau Rara mau ngejauhin gue? Kenapa sih cinta itu terlalu rumit? Lebih rumit dari rumus matematika yang selama ini gue pelajarin,lebih rumit dari rumus fisika,lebih susah memahaminya. Apa betul kata dia kalau cinta itu sulit dipahami? Sulit dibayangkan? Kenapa saat gue putus dari Oliv gue keliatan gapapa? Rara yang notabene nya bukan siapa siapa gue kenapa gue jadi galau kayak gini? Atau memang rasa sayang gue ke dia memang beneran ada? Bukan cuman dimulut aja?" Batin Daniel yang terus bertanya tanya kepada dirinya meskipun jawabanya juga ada pada dirinya itu.
Sedangkan dikelas,Rara sudah fokus untuk belajar. Sejenak,dia bisa melupakan kejadian tadi dengan dia belajar secara fokus. Jarang jarang sekali Rara bisa sefokus ini belajar. Bahkan sangat jarang sekali.
"Baiklah anak anak sekian pelajaran untuk hari ini kalian boleh pulang. Jangan lupa kerjakan tugas kalian dan kumpulkan minggu depan. Terimakasih atas segala perhatianya dan selamat siang"Kata Bu Sesil keluar dari kelas.
Semua siswa dan siswi pun langsung berhamburan keluar kelas. Jam yang ditunggu tunggupun akhirnya datang yaitu pulang sekolah. Surga dunia sekali rasanya.
"Ra,lo pulang sama siapa?"Tanya Fani.
"Gue dijemput Bang Rado tuh udah dijemput"Jawab Rara sambil menunjuk kearah Rado yang sudah menunggu diatas motor.
"Terus Sheila pulang sama siapa?"Tanya Fani.
"Dia pulang sama Rafa"Jawab Rara. Fani hanya mengangguk.
"Dahh"Kata Rara dan naik keatas jok motor abangnya. Rado pun memberikan helm kepada Rara. Saat hendak memakai helm,Rara melihat Daniel berjalan gontai kearah motornya dan parahnya motornya itu terparkir tepat disamping motor Rado. Daniel yang melihat Rara berusaha menutupi wajahnya berpura pura tidak melihat Rara. Dia yakin bahwa Rara belum siap menerima kenyataan itu yaa walaupun takdir itu tidak bisa ditentang tapi kita sebagai manusia harus berbuat bagaimana lagi?
~~~
Pengumuman!! Semuanya sekarang rencananya aku mau slow update. Maksudnya biasanya setiap hari aku bisa update 3 part sekaligus namun sekarang kayanya cuman bisa 1 part aja soalnya udah mulai belajar dan tugas yang selalu datang... Jadi jangan lupa buat vote and commet cerita ini. Bagi yang ingin berkenalan bisa lewat line yaitu maulanifatya dan lewat instagram melalui akun fatya.firmansyah sekian dan terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUELLA (END)
Genç KurguProses Revisi!!! Kehilangan adalah hal yang paling dihindari dalam hidup. Kehilangan,yang dapat merubah karakter seseorang. Bisa menjadi karakter yang baik dan bisa pula menjadi karakter yang buruk. Kehilangan,juga telah mengajarkan betapa pentingny...