Hari seluruh siswa SMA Garuda Perkasa sedang bersiap-siap karena malamnya mereka akan mengikuti acara pelepasan dan kelulusan seluruh kelas 12.
"Lo jadi perform Nath?" tanya Nana.
"Jadilah. Biar ngebanggain kelas dikit. Biarpun kelasnya dicap terribut sesekolah, tapi anak-anaknya berprestasi." ucap Nathan bangga."Kamu serius?" tanya Vania ragu.
"Iya serius, Vania sayang." jawab Nathan memcubit kedua pipi tembem Vania.
"Ih mesti nyubit deh." gerutu Vania merengut. Nathan hanya terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu."Kita bakalan support lo bro, tenang aja." dukung Bima dengan menaikkan kepalan tangan diatas.
"Gue juga, Nath. Kita bakal teriak paling kenceng deh buat lo." tambah Bella.Nathan tersenyum bangga. Begitu juga dengan Vania. Mereka berdus tidak menyangka akan mempunyai teman, ralat, sahabat yang begitu setia dan menyayangi mereka seperti mereka menyayangi keempat sahabatnya.
"Thanks guys, kalian udah semangatin gue. Gue bangga punya kalian. Kalian bener-bener sahabat sejati gue." puji Nathan.
"Sama-sama, Nath. Memang gunanya sahabat itu saling membantu ketika susah, mendukung ketika jatuh, mengisi ketika sedang kosong, menyayangi antar sahabat, menghibur ketika sedih." jelas Bima tersenyum.
Nathan dan kelima sahabatnya langsung berdiri dan berpelukan. Mereka begitu saling membutuhkan. Mereka sahabat sejati sampai mati.
"Nanti kita cari baju bareng yuk buat acara nanti malem." ajak Nana."Setuju gue!" seru Bella semangat.
"Boleh tuh setuju." tambah Vania.
"Jamberapa?" tanya Bima.
"Gue yang kabarin nanti digrup aja ya." jawab Nana.
"Oke seperti biasa cowoknya jemput ceweknya." ujar Nathan.
"Gue jemput Nana, Nathan jemput Vania dan--""Nggak!" potong Bella.
Semua yang mendengarnya langsung menoleh kearah Bella dengan dshi berkerut seolah bertanya 'kenapa memangnya?'"Gue nggak mau barengan sama dia." ketus Bella menujuk Juna yang asik memakan batagor kesukaannya.
"Loh kenapa, Bell? Terus lo bareng siapa?" tanya Nana bingung.
"Gue bisa kok naik taksi, atau ojek." timpal Bella dingin."Bell--"
"Udahlah guys, biarin dia mau naik apa. Yang jelas kita udah atur berangkatnya. Dia mau berangkat sama gue atau nggak itu urusan dia itu haknya dia." jelas Juna datar.
Bella memutar matanya malas."Jelas lah itu hak gue. Terimakasih udah ijinin gue menilai sikap lo dari awal kenal sampai akhirnya gue tau kalo lo orangnya resek, nyebelin." gerutu Bella.
Nathan dan yang lainnya semakin bingung dengan penjelasan Bella barusan. Kenapa sama Bella? Apa yang sebenernya terjadi sama Bella dan Juna?
"Bell, bisa kita ngomong sebentar?" tanya Vania memegang tangan Bella.
Bella hanya mengangguk lalu menarik tangan Vania yang tadi memegangnya.Bima dan Nana yang bingung menoleh kearah Nathan sambil bertanya-tanya ada apa lalu menggedikkan bahu, Nathan yang sama tidak pahamnya juga menggedikkan bahunya tak tahu.
"Ada apa sih, Bell sebenarnya? Kamu boleh cerita kok sama aku." ucap Vania mengawali.
Bella mendengus nafas kasar lalu duduk dikursi yang ia lihat, Vania pun mengikuti Bella."Gue sebel sama Juna, Van."
"Kenapa? Emangnya dia ngapain kamu?" tanya Vania memegang bahu Bella. Bella menatap Vania yang juga sedang menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya."Dia itu ngeselin, bikin jengkel, resek, nyebelin. Gue benci sama dia, Van." rengek Bella dengan bibir yang dilengkungkan kebawah, mewek.
"Lo inget nggak saat kita berenam belajar bareng dirumah Nana malam itu?" tanya Bella. Vania mengingatnya lalu mengangguk."Dia kan nganterin gue pulang tuh, lo yang nyuruh atau siapa gue lupa. Ternyata dia pura-pura baik doang didepan lo dan temen-temen sama gue, Van." cecar Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...