Retak

2.6K 236 52
                                    

" Alfaaaaaa!!" Teriakan itu masih terdengar ditengah tidurnya. Lagi lagi, Alice terbangun dengan keringat membanjiri wajah. Diliriknya jam dinding menunjukkan angka 12 malam. Alice meraba sisi ranjangnya yang masih saja kosong. Vallen akhir akhir ini jarang menemani dirinya sejak Erick meninggal. Entah apa urusan yang membuatnya mengabaikan waktu demi Alice, pria itu menjadi sedikit lebih tertutup.

Alice mencoba turun dari ranjang dan merogoh gelas disisinya. Sialnya, tak ada air disana dan akhirnya, ibu dua anak itupun terpaksa keluar dari kamar.

Langkahnya terhenti didepan kamar Alfa, dia melihat Izika tampak berdiri disana dengan gaun tidur dan air mata yang meleleh turun tanpa suara.

" Izika." Sapanya hangat. Izika menatapnya sedih, ia memutar mutar cincin yang melingkar dijari manisnya

" Ibu..." Wanita itu berhambur memeluknya. Dia sudah tak tahan lagi

Flashback

" Alfa?" Izika menangis menatap sosok yang berdiri dihadapannya, mematung menatapnya tanpa sedikitpun ekspresi kerinduan ataupun cinta. Dia hanya berdiri dihadapan semuanya dengan tatapan datar seolah tak ada satupun yang dia kenal. Bahkan tangisan dan teriakan Alice yang histeris dipelukan Vallen juga tampak ia acuhkan saja. Dia benar benar seperti orang lain.

" Aku tidak mengenalmu." Jawab pemuda itu dibalik kacamata minus yang menghiasi wajahnya. Sebaliknya, Amanda mendekatinya dan menatapnya jeli

" Tidak mungkin ada orang dengan wajah semirip ini didunia. Ta..pi apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanyanya mengingat.

" Aku tidak mengingat semua orang yang pernah kutemui." Jawab Alfa dingin.

Izika memegang pergelangan tangannya
" Ini kamu kan Al, apa yang terjadi padamu. Ini aku... Alfa, jangan berpura pura tidak mengenalku." Air matanya meleleh turun menatap mata yang sangat ia rindukan. Sayangnya, Alfa hanya menatapnya dingin

" Maaf, sepertinya kalian semua salah mengenalku. Aku Jeffan Alexsander bukan yang kalian maksud, aku putra kepala dirumah sakit ini, namaku Jeffan dan aku tidak mungkin mengenal kalian semua." Dia menarik pelan tangannya dari genggaman Izika lalu berujar

" Aku benar benar tidak mengenalmu."

Dia membalik punggungnya dan beranjak pergi begitu saja setelah menoleh sekilas dan tersenyum manis. Sikap yang membuat Izika patah

" Alfaaaaaa.... kau alfa kan? Tolong jangan sakiti aku begini. Alfa aku janji aku tidak akan marah lagi, Alfa please." Izika mengejar dan menarik lengannya agar menoleh

Trevian berusaha menggapai pundaknya. Sementara Alfa, dia mematung saat Izika meletakkan tangannya diperut buncitnya dengan tatapan penuh harap. Pemuda itu terdiam beberapa detik

" Alfa... ini bayi kita, ini aku sayang.. aku istrimu." Tangisnya gemetar.

" Izika sudahlah." Trevian berusaha menariknya. Tapi Izika bergeming

" Alfa, my trouble maker. Aku yakin ini kamu kan sayang? Alfa please... please." Izika menggenggam jemari itu erat.

Jeffan menarik napas panjang, memang ada sedikit simpati dihatinya. Tapi dia berkata jujur, dia sama sekali tidak mengenal Izika.

" Maafkan aku." Dia menarik tangannya dari Izika

" Tapi siapapun yang kau maksud itu, bukan aku. Aku tidak mengenalmu." Senyumnya manis lalu beranjak pergi meninggalkan Izika yang menangis dipelukan Trevian sambil terus menyebut namanya

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang