"Hahahahaha... pasti kakak sengaja melebihkan ceritanya supaya terdengar lebih keren kan? Soalnya kalau kakak beneran membunuh 5 orang sekaligus pasti kakak masih menjalani hukuman di penjara sekarang" Ujar Rick yang tidak percaya dengan ucapan Raizei.
Di tengah tertawaannya, Raizei dan Hans menatapnya dengan sangat tajam seakan mereka berdua ingin mengulitinya yang menganggap semua perkataan Raizei hanyalah bualan.
"Kak jika dia bukan sahabatku mungkin sekarang aku akan mengizinkan kakak untuk menyiksanya sekarang juga" ucap Hans dengan nada ketusnya
"Iya iya maafkan aku, aku hanya mencoba mencairkan suasana kok soalnya kak Raizei ceritanya sedih banget jadinya ku kira sedikit lagi dia bakal nangis".
Raizei menatap Danzel yang masih tidak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit.
"Dan, jika kau mendengar ini, bolehkah aku membunuh seseorang di ruangan ini sekarang juga?" Tanya Raizei yang setelah itu langsung menatap Rick dengan tatapan mengerikannya.
Perlahan Rick tertawa canggung dan menggeser kursinya hingga ke belakang Hans.
"Aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf....." Pinta Rick yang ketakutan karena ancaman Raizei
"Hahahahahahaha.... semenakutkan itukah diriku? Tenanglah aku hanya bercanda kok. Tapi, kalau kau mengatakannya lagi aku akan benar-benar membunuhmu"
Rick menjadi anak yang penurut setelah diancam oleh Raizei.
"Baiklah akan ku lanjutkan tapi sebaiknya biarkan aku menyelesaikannya"
Mereka berdua mengangguk
"Saat itu aku baru saja pulang sekolah dan aku berencana singgah makan di tempat biasa aku makan. Di perjalanan ke sana, aku bertemu beberapa murid di kelasku yang selalu membully dan memeras murid-murid lain. Jika kalian berpikir saat itu mereka akan memerasku maka itu salah. Aku bersembunyi dan mengamati apa yang mereka lakukan. Aku sengaja melakukan hal itu untuk menghindari masalah."
"Lalu?" Tanya Rick
"Anak-anak tersebut ternyata memeras seorang pria dan membawanya ke sebuah gang kecil. Aku mengikuti mereka. Di gang tersebut, mereka mengancam akan menganiaya pria tersebut jika pria tersebut tidak memberikan uangnya. Sayangnya itu adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh anak-anak tersebut."
"Kesalahan besar? Memangnya yang mereka peras anak seorang polisi ya? Atau mungkin seorang polisi yang menyamar?" tanya makin penasaran.
"lebih buruk dari itu, pria tersebut adalah anggota dari sekelompok preman yang terkenal sangat sadis di daerah itu. Dan parahnya lagi, ternyata pria tersebut tidak sendirian. Ternyata dia sengaja memancing murid-murid tersebut untuk memerasnya dan membawa mereka ke gang tersebut dan saat sudah berada di dalam gang, semua anggotanya akan keluar lalu memeras semua murid-murid itu."
Rick dan Hans memasang wajah yang sangat serius seakan-akan mereka sedang didongengi oleh Raizei.
"Murid-murid tersebut dihajar tanpa ampun karena sudah berani memeras anggota kawanan preman tersebut. Aku awalnya ingin membiarkan mereka dihajar bahkan aku rela jika mereka mati saja karena itu adalah ulah mereka sendiri, namun kaki-kakiku malah tidak bergerak sesuai perintahku dan datang menghampiri mereka."
"hmmm, tidak heran jika kakak juga langsung turun tangan ketika melihat kami dalam keadaan terpojok saat itu. Mungkin jiwa keadilan kakak lebih bisa mengendalikan tubuh kakak dari pada kakak sendiri hahaha." Hans memberi komentar mengenai keterangan Raizei.
"Hahaha sepertinya begitu. Tanpa bicara sepatah katapun aku malah langsung memukul mereka satu persatu. Setelah itu aku juga mengejek mereka dengan mengatakan kalau itu adalah hal yang sangat lucu dan ironis ketika melihat sekumpulan kotoran yang menginjak-injak sampah."

YOU ARE READING
PLUTONIUM
FantasyKata jenius menjadi dipertanyakan ketika IQ yang dimiliki manusia golongan tertentu melampaui batas normal yang membuat mereka mampu mengakses "Blank Spot" dalam otak mereka sehingga mereka mampu memaksimalkan kemampuan mereka melampaui manusia bias...