bangunan hijau yang berdiri
kokoh di pertigaan jalan pernah
menjadi tempat singgah
kala malam telah larut
serta hujan tengah
menggenangi aspal-aspal nan
berlubang. dingin.dingin bayu yang bersiul-siul
manja di kulit wajah kita saat itu
masih terngiang dan terasa nyatahujan, hujan terjun dari
cakrawala yang pekat
ditutupi mega-mega kelabuberteduh di sana sembari
berbincang sana-sini
lantas berakhir
dengan nasihatmu
dasar, manusia positifselalu berselip nasihat
atau pesan-
pesan ketika
kita bersetor mukakini, tiap kali aku
lewat di sebuah
bangunan hijau
yang hijaunya telah
usang dan kusam,
selalu ada
kamu berdiri
di pelataran
mengenakan jaket
hijau army
sambil terdiam.
lalu tertawa
dan melambaiseolah meminta kukembali atau
justru mengucap selamat pergi?/b·r/
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Rasa Perihal Kita
PoesíaSebab, siapa yang patut disalahkan untuk segala luka dan derita? Mengenai patah dan putus asa? 🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸 © 2019 Belviara