Mencintaimu itu seperti bermain hujan, pertamanya aku senang kemudian aku sakit. -Magic hour
***
Tatapan Fania masih setia dengan pemandangan yang sekarang ia lihat. Fania hanya berpikir bahwa semudah itu bagi Darka untuk membangun sebuah hubungan dan menghancurkannya kemudian meninggalkannya dengan goresan luka yang sulit disembuhkan. 'Darka lo emang manusia yang ga punya hati, gue jadi tau sifat asli lo seiring waktu berjalan dan gue ucapin terima kasih kepada waktu karna nunjukin siapa Darka sebenernya'-batin Fania.
---
Tak hanya tatapan Fania yang masih tertuju pada bangku yang diduduki oleh sepasang kekasih. Mata Felys terus mengintrogasi setiap detail wajah cewe yang bersama Darka. Mereka bertiga susah menebak siapa dia yang bersama Darka, posisi cewe itu sekarang membelakangi posisi dimana mereka duduk. Setelah mereka berdua selese makan Darka dan cewe itu berdiri. Tanpa sadar Darka melihat Fania berada disalah satu bangku cafe yang ia datangi saat ini dan dia menatap kearah mata Fania yang dipenuhi air mata yabg mengalir membasahi pipi Fania hati Darka merasa sakit tapi itu hanya dirasakan sesaat sekarang bukan Fania lagi yang ada dihati Darka. Lain dengan aksi tatap tatapan Darka dan Fania, Felys justru membulatkan matanya melihat sosok gadis yang bersama Darka 'ya tidak salah lagi cewe itu satu sekolah dengan ku kelas XI-IPA4,emm namanyaa siapa ya?? Ahaa!! Dia Deysa Putri Syafila'gumam Felys yabg sendari tadi mengintrogasi cewe yang bersama Darka, dan betapa terkejutnya dia kalo cewe itu satu sekolah dengan Fania, Ria, dan Felys. 'berarti seharusnya cewe itu tau bahwa Darka adalah cowo Fania kenapa dia bermesra mersaan di sekolah? Dimana ada Fania, apa mungkin ini sengaja?'gumam Felys lagi yang terus sibuk dengan pikirannya."Emm Fan, Ri? Gue mau ngomong"
"Ngomong apa si lo, awas kalo ga penting keadaan lagi gini juga"cerocos Ria yang kesal dengan Felys karena masih sempet sempetnya dia ngomong di keadaan seperti ini mending kalo penting kalo engga? Begitulah pikiran Ria sekarang. Sedangkan Fania masih menatap lurus ke arah Darka yang semakin menjauh dan menjauh dari cafe akhirnya hilang pergi bersama cewe itu.
"Tenang dulu gue mau ngomong kalo gue tau siapa cewe yang lagi bareng Darka ternyata dia itu---"belum sempat Felys menjelaskan sampai selese Ria langsung memotongnya.
"Siapa fel! Lo kok kenal si sama cewe itu? Jangan jangan lo temenan sama dia? Iih munafik bgt lo fel"sorot mata Ria dengan sedikit aura sinis menatap Felys.
"Heh! Kalo ngomong tuh dijaga! Dengerin orang ngomong sampe selese dulu jangan asal potong bego"sewot Felys yang tak terima dirinya dibilang munafik.
"Iyaa iyaa maaf, abis gue spontan sih"dengan nada kikuk dan menggaruk kepalanya yang tak gatal,Ria meminta maaf kepada Felys.
"Jadi gini nih, gue kenal sama cewe itu karena dia satu seko--"Ria kembali ingin memotong pembicaraan Felys tapi langsung Felys memelototi Ria dengan tajam dan akhirnya Ria memilih diam mendengarkan pembicaraan Felys selanjutnya.
"Ternyata dia satu sekolah sama kita dia siswi XI-IPA4 yang sebelah sama kelas gue dan Ria XI-IPS1"jelas Felys yang membuat Fania kembali ke alam sadarnya dan ikut menyimak pembicaraan Felys barusan.
"Masa sih fel? Ko gue ga pernah liat dia ya? Padahal kelas kita deket banget?"sahut Ria yang heran mendengar penjelasan Felys.
"Lo jadi orang makanya jangan kudet dia itu pindahan dari SMA NUSANTARA ke SMA BANGSA dua bulan yang lalu"kata Felys sambil nonyor kepala Ria.
"Isshh lo ga usah pake acara nonyor kepala gue sakit tau ga?!"protes Ria yang tak terima karena kepalanya jadi bahan tonyoran Felys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kau dan Dia
Teen FictionKita pernah sama-sama jatuh cinta, sama-sama mengetahui bahwa kita saling memiliki rasa yang sama. Namun pada akhirnya sekeras apapun mencoba semuanya tetap sama, hilang begitu saja. Darka:"Maafin gue Fa! gue janji ga bakal ngelakuin ini lagi. Gue...