BAB 14 : Lunch

1.1K 138 3
                                    

Mumpung aku hari ini lagi libur jadi aku sempetin buat update. 
Jangan lupa pencet tanda bintangnya yaaa 😘😘

Happy Reading

****


TAEYEON POV

Aku tadi terkejut saat nenek jatuh pingsan. Aku berusaha membangunkan dengan memanggilnya beberapa kali dan ia tak merespon. Aku panik dan khawatir sampai mataku menatap seorang pria yang berdiri kaku di ujung ruangan. Aku bahkan sampai tak bisa merasakan oksigen di seluruh tubuhku saking paniknya. Nenekku dibawa dan dibaringkan di ranjang rumah sakit yang tepat berada di depan toko bungaku. Aku terus menggenggam tangan nenekku sambil terus memanggilnya. Wajahnya terlihat sangat pucat. Seharusnya aku tidak membiarkan nenekku kelelahan sampai jatuh pingsan begini. Seharusnya tadi aku langsung menyuruhnya istirahat saja. Nenekku sudah cukup tua untuk melayanin pembeli yang jumlahnya cukup banyak pada hari ini. Aku terus menerus menyalahkan diriku hingga tak menyadari pria yang telah menolong nenekku. Aku berdiri dari tempat dudukku dan berbalik lalu mengucapkan terima kasih pada pria yang berdiri di belakangku yang sudah menolong nenekku. Saat keheningan melanda, tiba-tiba ia mengulurkan tangannya padaku. Keningku berkerut. Apa yang akan dia lakukan?

"Ehmm... Perkenalkan namaku Kim Joon Myeon. Tapi biasanya orang-orang memanggilku Suho."

"Aku Kim Taeyeon"

"Emm.. apa kau sudah makan? Ini sudah masuk waktunya makan siang."

"Ahh tidak Anda duluan saja saya ingin disini menunggu nenekku siuman."

"Suho. Panggil aku Suho saja nona Taeyeon. Jangan terlalu cemas mengenai keadaan nenekmu. Dokter tadi bilang nenekmu hanya perlu istirahat. Dan ayo makan sianglah denganku. Kau juga tidak boleh sakit. Aku akan mentraktirmu makan siang."

Pria yang baru kuketahui namanya itu mengajakku untuk makan siang. Aku bahkan lupa jika belum makan siang karena melayani pembeli yang cukup banyak tadi di toko. Aku mencoba menolak permintaannya namun, ia terus menerus membujukku akhirnya aku mengalah. Aku memang enggan untuk berdekatan apalagi sampai duduk berdua untuk makan siang bersama dengan orang asing. Ahh seharusnya aku cepat kembali, aku lupa tokoku tidak ada yang menjaga. Tapi nenek bahkan belum siman, jadi aku tak mungkin meninggalkannya sendirian.

"Oh iya mengenai tokomu, tadi aku sudah meminta seseorang untuk menjaganya selama kau belum kembali kesana. Dan tenang saja orang itu dapat dipercaya. Aku jamin itu." Ucapnya sambil tersenyum padaku.

" Terima kasih. Aku sudah banyak merepotkanmu hari ini"

"Sudah kubilang tidak apa-apa. Sudah sewajarnya aku membantu."

Pria ini memang kelihatan cukup baik. Ia juga ramah. Beberapa kali ia tersenyum ramah pada orang-orang yang melewati kami saat berjalan menuju kantin rumah sakit untuk makan siang. Yahh sepertinya tidak terlalu buruk menerima ajakan makan siang pria ini.

**

Kami duduk di salah satu meja setelah mengambil makanan. Beberapa kali ia mencoba mengajakku bicara dengan bertanya beberapa hal padaku yang aku jawab dengan jawaban yang singkat. Bukannya menjadi orang tidak tahu diri ataupun jual mahal. Aku hanya ingin membatasi pergaulanku dengan orang lain. Apalagi dengan orang yang baru saja aku kenal. Aku terkejut saat seseorang mendatangi meja kami dan tambah terkejut lagi saat aku melihat wajahnya. Ternyata itu adalah pria yang mencoba sok akrab denganku dahulu. Untuk apa lagi ia kemari? Dan apa yang ia lakukan disini?

Wajahku tidak berhenti terkejut saat ia langsung saja mendudukkan diri saat Suho menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia memperbolehkan pria itu bergabung bersama di meja kami. Aku mendengus kesal. Dan pria itu menatapku sambil tersenyum lebar. Kelewat lebar menurutku. Aku menggelengkan kepalaku tak habis pikir.

Tiba-tiba ada suara telepon berdering dan ternyata itu adalah suara dari ponsel milik Suho. Ia lalu pamit untuk menjawab panggilan dari telponnya yang sepertinya cukup penting karena kulihat dahinya berkerut saat melihat layar ponselnya. Ia berdiri dan berjalan menjauh dengan ponsel yang melekat di telinganya. Dan ya ampun bagaimana ia bisa meninggalkan kita berdua disini? Aku sungguh tak nyaman berada di dekat pria ini. Ia selalu menatapku dengan intens. Aku berdehem karena suasananya tiba-tiba canggung.

"Oh iya nona Kim Taeyeon bunga yang ada di tokomu itu apakah semuanya impor ?"

Aku tersentak saat pria yang sok akrab itu bertanya padaku. Dan apa dia bilang tadi? Bagaimana ia bisa tahu namaku? Sepertinya aku tak pernah mencoba berkenalan dengannya. Ahh tunggu dulu. Aku ingat waktu itu kami bertemu di kafe dan ia lagi-lagi sok akrab denganku. Dan siapa nama pria ini? Ahh aku tidak ingat namanya.

"Tidak semua. Ada beberapa yang ku tanam sendiri dan ada pula bunga dari produk lokal." Aku mencoba menjawab pertanyaannya

"Ahh begitu. Tapi aku suka dengan bunga yang ada di tokomu. Bunganya selalu nampak masih segar seperti baru saja dipetik"

"Hmm ya begitulah. Aku dan nenekku memang sebisa mungkin menjual bunga yang masih segar."

Dan blaa blaaa blaaaa

Ia masih bertanya-tanya mengenai toko bunga milikku. Dan ya ampun kenapa Suho lama sekali meninggalkan kami berdua. Dan kenapa juga aku selalu menimpali pertanyaannya. Ini seperti bukan diriku saja.

***
Bagaimana?? Makin gak jelas apa gimana nih sama chapter ini?

Jangan lupa vote + comment-nya yaaa 🙏🙏

Salam Kkaebsong

13 October

HUG ME ONCE (Completed) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang