Beberapa menit yang lalu yura dan minho sudah dipindah kekamar rawat mereka masing-masing.
"Yura... Bangun sayang" ucap nyonya kim lirih. Ia menatap putri semata wayangnya itu pilu. Mata yura masih tertutup rapat. Dokter han mengatakan kalau dia tidak bisa memastikan kapan yura sadar.
"Istriku, kau belum makan sejak kita sampai di rumah sakit" tuan kim membujuk.
"Aku tidak akan makan sebelum yura sadar!"
Tuan kim menghembuskan nafas berat. Nyonya kim benar-benar keras kepala jika itu menyangkut putrinya.
"Jika tidak kau akan sakit?" tuan kim kembali membujuk Istrinya.
"Tidak"
Nyonya kim terus menggenggam tangan yura.
**********
Sepasang mata sayu dan ada begitu banyak kerutan disekitar matanya menatap nanar kearah cucunya yang terbaring lemah dengan kepala berbalut perban. Ya! Dia adalah kakek dari pria yang sedang terbaring dan tak kunjung membuka mata.
"Minho.. Hanya kau yang ku punya. Sadarlah dan berikan kakekmu ini obat yang biasa kau berikan" tuan choi shin woo menyeka air matanya.
**********
"Yura.." panggil nyonya kim entah keberapa kalinya. Tiba-tiba tangan yura bergerak pelan. Sontak nyonya kim mendongak dan mendapati putrinya sudah membuka matanya.
"Yura kau sudah sadar?"
"Mama, kenapa lampunya dimatikan? Aku takut gelap"
Nyonya kim menatap putrinya, bingung.
"Apa mama ingin memberiku kejutan?? Tapi hari ini kan bukan hari ulang tahunku. Ayo nyalakan lampunya! Aku ingin tau ada siapa lagi disini"
"Dokter han!!! Dokter han!!" teriak nyonya kim.
"Dokter han ikut juga ya?? Wahh pasti menyenangkan" yura tersenyum ceria.
"Ada apa, nyonya kim?" Tanya dokter han.
"Tolong periksa keadaan yura! Dia sudah sadar tapi dia tidak bisa melihat apapun"
"Apa??" tuan kim seketika shock dan melangkah lebar menuju istrinya.
"Aku buta?" batin yura.
"Tuan kim, tolong ikut saya sebentar" dokter han keluar lebih dulu disusul oleh tuan kim.
"Tuan kim, putri anda mengalami kebutaan pada matanya mungkin kepalanya terbentur cukup keras saat kecelakaan" Jelas dokter han. Seketika tuan kim roboh terduduk di kursi Disampingnya. Kakinya lemas mendengar keadaan putrinya. Dokter han menggenggam tangan tuan kim.
"Jangan putus asa"
"Dokter!!" panggil seorang perawat.
"Dokter choi sudah sadar!"
"Tuan kim, aku akan kembali"
Dokter han melangkah lebar menuju kamar rawat minho tepat disamping kamar rawat yura. dokter han membuka pintu dan mendapati minho terbaring dengan mata terbuka.
"Hei.. Moonbin!" sapa minho.
"Oh.. Hai!"
Kakek minho menatap cemas kearah dokter han.
"Sepertinya kau sibuk sekali?" tatap minho menyelidik.
"Yaa.. Tadi aku memeriksa kekasihmu"
"Kekasihku?? Siapa?"
Sontak dokter han dan kakek minho saling tatap.
"Kim yura!"
"Kim yura??"
"Kau pasti bercanda!"
"Aku tidak ingat kalau aku pernah menjalin hubungan dengan gadis itu"
"Kakek, ikut saya keluar sebentar"
Kakek mengangguk pelan.
"Kalian mau kemana?"
"..."
Kakek dan dokter han pergi tanpa menjawab pertanyaan minho.
"Kakek.. Benturan di kepala minho sangat keras dan ini sudah kedua kalinya dia kecelakaan yang juga menghantam kepalanya cukup keras membuatnya kehilangan ingatannya"
Kakek minho diam, mulutnya tertutup rapat tapi matanya tak henti-hentinya meneteskan air mata.
"Apa dia juga lupa dengan kakek?"
Kakek minho menggelengkan kepalanya pelan. Dokter han menghembuskan nafas lega.
"Aku pergi dulu" dokter han melangkah menuju kamar rawat yura.
"Dokter han?" ucap nyonya kim.
"Dokter han ada disini?" tanya yura.
"Iya" jawab nyonya kim
"Bagaimana keadaan minho?"
Deg
Entah kenapa disudut hatinya terasa sangat perih.
"Dia baik-baik saja" bohong dokter han. sebuah senyum tipis terukir di wajah yura. Seorang pria menatap yura dicelah pintu yang sedikit terbuka.
"Tolong jangan beritahu minho tentang keadaanku"
Dokter han mengangguk sembari terus menahan air mata yang memberontak.
"Aku akan melanjutkan perawatan ku di jepang"
"Apa?" batin pria dibalik pintu.
"Jika itu yang terbaik, maka pergilah dan Semoga cepat sembuh" dokter han mengusap pelan kepala yura.
*****************
KAMU SEDANG MEMBACA
love has gone
FanfictionKim Yura aku kehilangan kekasihku setelah aku sudah melewati begitu banyak rasa sakit. Dia memintaku untuk tetap bahagia walau bukan bersamanya, bagaimana itu mungkin?? Choi Minho Aku mencintainya tapi kurasa Tuhan berkehendak lain. Aku pergi, sete...