Prolog

54 3 2
                                    

Seorang wanita berusia 25 tahun sedang mengatur nafasnya yang sesak akibat sedang melahirkan sebuah anak.

"Dorong terus Ratu.Ayo sedikit lagi"
kata seorang tabib perempuan

"Hahh...Hahh...Hahh...Hnkkk!!!"
erang ratu kesakitan

Sedangkan di sisi lain,seorang laki-laki berusia 27 tahun sedang duduk di tahtanya sambil merasa cemas karena ratunya akan melahirkan seorang anak.Laki-laki itu menggunakan baju khas raja berwarna emas

Seorang tabib perempuan datang lalu menundukkan badanya sambil meletakkan tangan kananya ke dada kirinya
"Hadap hamba yang mulia"
kata tabib perempuan itu

"Ada apa?cepat katakan!"
kata pria itu yang tak lain adalah seorang raja

"Yang mulia,hamba kesini membawa berita baik bahwa ratu telah melahirkan seorang anak perempuan"
kata tabib perempuan itu

"Benarkah?dimana anakku sekarang?"
kata raja itu dengan bahagia

"Anak yang mulia sedang bersama ratu,yang mulia"
kata tabib perempuan itu

"Baiklah,kau boleh pergi sekarang"
kata raja itu

"Baiklah,yang mulia"
kata tabib perempuan itu lalu ia berdiri dan meninggalkan ruang raja

"Sebaiknya,sekarang aku ke ratuku yang kuat itu"
kata raja itu sambil tersenyum kecil

Lalu raja itu berdiri dari tahtanya dan berjalan menuju ke ruangan ratunya itu

Ketika raja sudah berada di depan pintu kamar ratunya,raja membuka pintunya dan terlihat seorang wanita berambut panjang sebahu abu-abu,matanya berwarna hijau,
wanita itu menggunakan baju khas seorang ratu yang berwarna putih,wanita itu sedang berbaring di kasur dan di tanganya terdapat seorang bayi

Raja menyuruh para tabib perempuan untuk pergi dari ruangan ini meninggalkan raja dan ratu sendiri bersama buah hatinya.

Lalu raja menghampiri ratunya yang sedang menggendong bayinya dan mengelus rambut ratunya itu sambil mengecup kepala ratunya itu

Sontak saja,ratu itu mendongakkan kepalanya dan melihat seorang pria berambut kuning pendek,
matanya berwarna kuning itu yang tak lain adalah suaminya sekaligus rajanya

"Anak kita terlihat sepertimu,ratuku.
Dia sangat cantik sepertimu"
kata raja sambil melihat anaknya

"Kamu juga terlihat sepertinya.
Lihat saja warna matanya itu,mirip sepertimu"
kata ratu itu sambil melihat mata anaknya itu

"Benar juga apa yang kamu katakan,ratuku"
kata raja itu sambil tersenyum

Tiba-tiba seorang prajurit datang,lalu menundukkan badanya sambil meletakkan tangan kananya ke dada kirinya
"Hadap hamba yang mulia"
kata prajurit itu

Melihat prajuritnya masuk seenaknya,membuat raja marah
"KENAPA KAU MASUK TANPA PERSETUJUANKU?!HAH!!!"
kata raja itu marah

Melihat rajanya marah,membuat prajurit itu ketakutan
"Ma...maafkan hamba yang mulia,ha...hamba membawa be...berita buruk,yang mulia"
kata prajurit itu ketakutan

"Cepat katakan!"
kata raja itu menahan amarahnya

"Para prajurit demon datang kesini sekitar 2000 prajurit,yang mulia"
kata prajurit itu

"Apa?!Cepat kumpulkan semua prajurit"
kata raja itu

"Baik,yang mulia"
kata prajurit itu lalu prajurit itu meninggalkan ruangan

"Kenapa ini bisa terjadi?Sial!"
kata raja itu kesal

"Bagaimana ini,rajaku?Apakah raja demon mengincar anak kita?"
kata ratu cemas

"Mungkin saja.Ratuku,kau harus ke ruangan bawah tanah dan untuk anak kita,aku akan mengirimnya ke dunia manusia"
kata raja itu menjelaskan

"Apa?!Bagaimana bisa kau tega memisahkan anakku dariku?!
kata ratu itu terkejut

"Ini untuk keselamatan anak kita dan juga keselamatanmu,ratuku"
kata raja itu meyakinkan

"Baiklah,tapi ijinkan aku memberikan nama untuk anakku"
kata ratu itu pasrah

"Hahh...Baiklah ratuku"
kata raja itu menghelah nafas

"Anakku akan kuberikan nama Liana.Tolong rajaku,tulislah nama yang kusebutkan tadi di kertas saat kau mengirimkannya ke dunia manusia dan pakaikan kalung ini di lehernya"
kata ratu itu memohon pada rajanya
sambil memberikan kalung berwarna silver,di tengahnya terdapat berlian berwarna biru

"Kalung ini untuk apa,ratuku?"
kata raja kebingungan

"Kalung itu agar anak kita tidak bisa dirasakan oleh raja demon,rajaku"
kata ratu itu sambil tersenyum

"Baiklah aku mengerti,ratuku"
kata raja itu sambil tersenyum

Setelah raja mengantar ratunya ke ruangan bawah tanah,lalu raja menuju ke kamarnya menggunakan baju perangnya dan juga senjatanya yang berwarna emas

Lalu seorang pria berusia 25 tahun datang ke ruang raja,pria itu memakai baju pelayan berwarna hitam putih.Lalu pria itu menundukkan badanya sambil meletakkan tangan kananya ke dada kirinya

"Hadap hamba yang mulia"
kata pria itu

"Zakar,bawa anakku ke dunia manusia dan tulislah nama Liana di kertas dan taruh di keranjangnya dan juga pakaikanlah kalung ini"
kata raja itu sambil memberikan kalungnya

"Baiklah yang mulia.Kalau begitu hamba permisi,yang mulia"
kata pria bernama Zakar itu lalu dia pergi dari ruangan

Setelah Zakar pergi,raja keluar dari kamarnya dan bersiap berperang melawan pasukan demon

Setelah sampai di luar,terlihat kota hancur lembur,rumah terbakar dan untung saja para warga sudah di ungsikan oleh para prajurit

Lalu terlihatlah seorang laki-laki menggunakan baju perang hitam, rambutnya hitam,
matanya juga hitam,
semuanya serba hitam

"Dimana rajamu?!Hah!"
kata raja sambil teriak

"Raja tidak perlu turun tangan.
Aku saja sudah cukup untuk menghabisimu.HAHAHA!!!"
kata laki-laki itu sambil tertawa

"Cih,jangan banyak omong kau!Prajurit...SERANG!!!"
kata raja sambil berteriak

"SERANG!!!"
kata laki-laki itu juga sambil berteriak

Terjadilah pertempuran dahsyat antara manusia dan demon

Sedangkan di sisi lain,terlihat seorang laki-laki sedang duduk di tahtanya.Laki-laki itu menggunakan baju khas kerajaan berwarna hitam,rambutnya hitam pendek,matanya berwarna merah itu sedang menatap cermin yang menampilkan peperangan antara manusia dan demon

Laki-laki itu menatap cermin itu hingga warna matanya merah menyala
"Kau harus bisa Zerf.Kau harus bisa membunuh anak kerajaan pandora yang baru terlahir itu karena dia ancaman untukku!"
kata laki-laki itu yang tak lain adalah raja para demon

Raja demon lalu tertawa jahat yang bagi siapapun mendengar tawanya itu akan merinding ketakutan

###

Liana The Princes PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang