Happy Reading
5 tahun kemudian...
Aku berada di antara mobil-mobil yang terjebak di sini. Memang tidak pernah berubah Jakarta ini. Ketika jalan sudah renggang, aku kembali mengendarai mobilku memutari panasnya kota ini. Sudah 5 tahun aku meninggalkan negara dan kota ini. Tak ada yang berubah sedikitpun.
Aku mengendarai mobilku untuk menuju ke tempat dulu biasa aku nongkrong bersama Karin. Dengar-dengar, 2 minggu lagi Karin akan melaksanakan pernikahan.
Saat sudah sampai parkiran, aku segera memarkirkan mobilku lalu berjalan masuk ke dalam kafe. Aku mengarahkan mataku ke penjuru kafe untuk mencari orang yang aku cari. Saat Karin melambaikan tangannya ke arahku, aku langsung menghampirinya. Saat aku sudah berada di depannya, aku langsung memeluknya.
"Oh my God Karin. Wie geht's?"
"Lo baru pulang dari Aussie apa dari Jerman sih sebenernya?" tanya Karin heran.
Aku hanya terkekeh mendengar ucapan Karin tadi.
"Gimana kabar lo Rin?"
"Ya yang seperti lo liat. Oh iya btw jangan lupa lo harus dateng ke pernikahan gue. Gue nggak nerima penolakan,"
"Dari malem pas gue baru tiba di Indonesia itu mulu yang lo omongin Rin. Bosen gue dengernya,"
"Ya bodo amat. Abisanya lo it--"
"Iya Karin sayang. Gue bakal dateng. Ya kali di hari pernikahan sahabat gue, gue nggak dateng,"
"Nah, gitu 'kan enak,"
"Oh iya, btw lo mau nikah sama siapa sih? Dari kemaren gue nanya nggak pernah dijawab," ucapku sedikit kesal.
"Nanti juga lo bakal tau kok.'kan biar suprise,"
"Alah gaya-gayaan lo segala pake suprise-suprise segala. Bikin gue penasaran aja,"
"Ya 'kan biar seru aja gitu hahaha,"
"Bodo amat dah Rin,"
"Oh iya lo janji sama gue kalo lo mau cerita kenapa satu tahun kemarin lo nggak langsung balik ke Indonesia,"
Ya memang, seharusnya aku pulang tahun kemarin. Tapi karena ada suatu masalah yang membuat aku ragu pulang ke Indonesia tahun kemarin.
"Mmm--" ucapku ragu-ragu, "gue masih belom siap aja Rin," lanjutku.
"Belom siap kenapa?"
"Belom siap nerima kenyataan kalo gue--" baru aku ingin menjelaskan tetapi Karin sudah memotong ucapanku.
"Tunggu-tunggu, lo belum bisa lupain Andra? Right?"
Aku hanya menundukkan kepalaku pasrah. Ya memang selama ini aku belum bisa melupakannya. Entah kenapa semakin aku menjauh darinya, malah semakin membuatku susah untuk melupakannya.
"Iya gue ngerti kok Na. Untuk melupakan seseorang itu emang nggak mudah. Tapi gue yakin, bahwa lo bisa ngelewatin ini semua,"
"Makasih Rin," ucapku sambil memeluknya.
"Oh iya, kita jalan yuk sekarang. Ke mana kek, udah lama juga kita nggak hangout bareng,"
"Ayo ayo. Tapi ke mana?" tanyaku bingung.
"Yaudah yuk ikut gue aja,"
Aku hanya mengangguk dan mengikuti langkahnya.
Sudah 1 jam aku dan juga Karin menempuh perjalanan. Tapi entah ke mana Karin membawaku. Saat aku bertanya, Karin enggan untuk menjawabnya. Aku hanya tau jika Karin akan membawaku ke Bogor. Karena aku melihat bahwa Karin tadi sedang memasuki tol menuju ke Bogor.
"Rin, kita mau ke mana sih?" tanyaku sekali lagi tanpa menyerah.
"Udah mending lo diem aja. Bentar lagi kita nyampe kok,"
Aku hanya menghelakan napas dengan kasar. Lagi, lagi dan lagi Karin menjawab seperti itu.
Aku melihat mobil Karin berhenti di depan kebun teh. 'untuk apa Karin ngajak gue ke sini?' batinku.
"Kita ngapain ke sini Rin?" tanyaku.
"Ya liburan lah. Gimana? Bagus kan viewnya?"
"Gue kira lo mau ngajak gue ke mall. Eh tau-taunya ke sini,"
"Bosen tau apa-apa mainnya di mall mulu. Sekali-kali kita hirup AC alam dong. Jangan AC mall mulu,"
"Oh iya, gue punya sesuatu buat lo. Sekarang tutup mata lo dulu ya,"
"Sesuatu? Apaan?" tanyaku penasaran.
"Mangkanya tutup mata lo dulu biar rasa penasaran lo hilang,"
Aku hanya mengangguk pasra dan Karin menutup mataku dengan sapu tangan yang dibawanya.
"Sekarang lo pegang tangan gue ya. Lo ikutin gue,"
Aku hanya mengangguk.
Aku terus berjalan entah ke mana. Sampai Karin mengintruksiku untuk berhenti.
"Nah sekarang lo diem di sini dulu sebentar,"
"Lo mau ke mana? Jangan tinggalin gue,"
"Nggak. Sebentar doang kok,"
"Yaudah cepetan jangan lama-lama. Gue nggak bisa ngeliat nih,"
"Bawel amat,"
"Bodo amat,"
Setelah aku sudah tidak lagi merasakan genggaman tangan Karin, aku merasa ada tangan yang ingin membuka sapu tangan yang menutupi mataku ini.
Saat sapu tangan itu sudah terlepas dari mataku, aku kaget melihat seseorang yang membuka sapu tangan itu berada di hadapanku.
Tanpa basa-basi, aku segera melangkahkan kakiku untuk meninggalkan tempat itu. Tetapi saat aku ingin membalikkan badan, ada sebuah tangan yang menahan tanganku dan berucap agar aku tidak pergi dari tempat ini.
"Tunggu."
***
Jakarta, 14 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You [Compeleted]
ЧиклитKetika semesta mempertemukan sifat yang saling bertolak-belakang. Ketika semesta merubah segalanya yang kelam menjadi indah dan sebaliknya. Akankah semesta mempersatukan mereka di balik badai yang tak kunjung usai? *** banyak banget kesalahan peng...