Konyol tapi lucu

355 11 0
                                    

Cinta datang bukan untuk mengajarkan kita bahagia melainkan mengajarkan kita luka yang timbul karena cinta itu.

***

Hanya ada kegugupan dan kebingungan yang menyeruak dikamar Fania. "Lo beneran suka ke Junio?"tanya Felys mengintrogasi Ria sambil meneliti secara detail muka Ria untuk memastikan bahwa dia tak berbohong. "Ehh emm eng---ggak koh"sahut Ria dengan nada yang terputus putus. "Hmmm lo bohong ya?! Lo suka kan ke Junio? Ayo jawab jujur ri"cibir Felys seraya menatap mata Ria seakan akan dia menemukan kebohongan. "Hii apaan si kalian" desis Ria sambil menonyor kepala Felys agar menjauh dari mukanya. "Udah deh ri gpp kali kalo lo suka ke Junio, ga usah pake di sembunyiin segala, kita kan sahabat harus saling terbuka"kata Fania sambil menepuk pundak Ria. "Tapi kan dia sahabat sekaligus salah satu anggota gengnya Darka fan? Gue takut kalo gue bilang suka ke Junio hubungan persahabatan kita akan hancur gue takut itu"sahut Ria dengan kesedihan dan kebingungan yang terpancar jelas di raut wajahnya. "Tenang aja ko, yakali gue harus ngorbanin perasaan sahabat gue demi kebahagiaan gue? BIG NO!"seru Fania yang tak terima bila sahabatnya harus mengorbankan perasaannya demi dirinya. "Nah itu Fania udah setuju jadi lo ga perlu ada alesan takut bingung ataupun gelisah dengan perasaan lo ke Junio"cibir Felys disertai dengan gaya menggoda Ria agar terlihat gugup dan salah tingkah. Efek kata kata dan prilaku Felys yang menggoda Ria berhasil seratus persen membuat Ria gugup dan blushing sekarang pipinya semerah kepiting rebus "Aapp-an sih jangan gi-tuu deh-ih" tawa Fania dan Felys pecah melihat ekspresi dan tingkah Ria yang menurut mereka berdua sangat lucu. Seperti badut ancol hanya kata itu yang bisa digambarkan Felys dan Fania untuk Ria. "Ya ampun gitu aja udah blushhh, ngajakin aja HAHAHA!"teriak Fania yang sedang tertawa terbahak-bahak dan memegangi perutnya yang berasa ngilu. Begitupun aksi Felys yang tak beda jauh dan Fania. Sedangkan Ria hanya mencebikkan bibirnya karena kesal jadi bahan tertawaan oleh dua sahabatnya itu. "Udah deh kayanya lo seneng banget liat gue sengsara ya!" ucap Ria dengan nada yang sedikit ketus menandakan bahwa dia sedang marah. "Ceiilah tuan Putri kita yang lagi jatuh cinta cemberut ni yee, senyum napa entar pangeran Junio tambah jatuh cinta ke tuan Putri Ria"ledek Felys dengan nada yang dibuat buat. Setelah itu tawa Fania dan Felys kembali pecah. Terpancar keceriaan diraut wajah Fania lama sudah tak terlihat diraut Fania terpancar kebahagian. Ria membiarkan semua itu karena ia ingin melihat Fania kembali ceria dan tertawa lepas. Dan membiarkan dirinya untuk sementara jadi bahan bullyan oleh kedua sahabatnya. "Hahaha udah udah perut gue sakit ogeb!"seru Fania sambil memegangi perutnya yang semakin berasa ngilu dan sakit akibat tertawa begitu heboh. "Haha iya sama fan gue juga! Perut gue pusing bgt ini haha!"teriak Felys dengan setengah kewarasannya. "Bego lo! Yakali perut pusing? Otak tuh taruh dikepala jangan dipantat dasar manusia jelmaan dugong!"sinis Ria kepada Felys. Dan tiba tiba pintu kamar Fania dibuka dengan keras sehingga menghasilkan suara yang begitu keras dan menggema di setiap sudut kamar Fania. "Woy! Berisik amat sih! Gue lagi main ps jadi keganggu! Dasar cewe cewe jomblo! Makannya punya pacar jadi bisa jalan bareng pacar bukannya ngumpul di kamar jadi orang gila kaya gini" seru Randi dengan suara serak nya dan sedikit nada mengejek mampu membuat ketiga bola mata cewe itu membulat dan melotot melemparkan tatapan begitu tajam ke Randi. "Eh lo abang gue yang terrr-ogeb! Ngaca dong! Lo juga jomblo kali makanya kalo ngomong itu mikir, dasar kagak laku makanya jomblo mulu"sinis Fania dengan nada tajam khasnya ketika ia merasa tersinggung dengan ucapan kakaknya itu. "Loooo!!! Kalo mau one to one kita ke halaman belakang sekarang!"kata Randi yang tidak terima perkataan adiknya barusan. "Ayoo siapa takut lawan manusia setengah sandal jepit kaya lo!"sini Fania sambil menunjuk muka Randi dan itu semakin membuat Randi naik pitam. "Ayo turun sekarang!" perintah Randi. "Eh fan mending lo ga usah ladenin kakak lo itu deh"sahut Ria yang merasa cemas dengan keadaan Fania bila ia melawan kakaknya itu. Ya jelas Ria khawatir Fania cewe sedangkan kakaknya cowo. "Udah lo berdua tenang aja gue gapapa, jangan khawatir"ucap Fania berusaha menenangkan sahabatnya itu,lalu turun ke lantai bawah. "Woii cepetan turunya lelet amat si lo!"teriak Randi yang tak sabar. "Bawel lo kaya emak emak rempong"gerutu Fania. "Udah ayo cepet ke halaman belakang!"perintah Randi dan segera diikuti Fania dari belakang tak lupa pula Ria dan Felys pun mengikuti kedua kakak beradik itu. Setelah sampai dihalaman belakang rumah. Fania dan Randi segera bediri ditengah tengah halaman dengan tangan disamping pinggang dan muka sadis serta sorot mata yang tajam dari Fania dan juga Randi. "Lo mending nyerah deh! Lo udah kalah 3 kali lawan gue!"seru Fania sambil menunjuk muka Randi. "Jangan sombong dulu lo! Saat ini akan gue buktiin gue yang layak menang lawan lo!"sahut Randi dengan memicingkan matanya. Tiba tiba Ria yang sedang berada dipinggir halaman belakang teriak dengan suara khasnya "Fan mending lo bedua ga usah gini selesein baik baik aja"pinta Ria yang semakin khawatir dengan kakak beradik itu. "Iya fan bener mending kita masuk kedalam duduk dan selesein ga usah pake acara ginian"seru Felys yang mesetujui usul Ria. "LO BERDUA DIEM!" teriak Fania dan Randi sambil melotot ke Ria dan Felys secara bersamaan mampu membuat Ria dan Felys membungkam mulutnya dengan tangan mereka masing masing. "Ayo kita mulai sekarang!" perintah Randi yang langsung mendapat anggukan dari Fania. "Hiaaa kena lo kak! Haha" tawa Fania dengan penuh keyakinan. "Awas lo gue bales!" teriak Randi yang tak mau kalah. "Wlee kagak kena haha!" ejek Ria sambil menjurkan lidahnya.

Hiiaaa mampus lo

Hiaaattt
Haha syukurin lo

Rasain pukulan macan joget

Hiaa kekuatan pukulan nenek peot
Haha makan tuh

Awass lo gue bales hiaatt

Hahaha kagak kena

Teriakan teriakan Fania dan Randi menggema di halaman belakang. Sedangkan Ria dan Felys tertawa ngakak melihat tingkat konyol kakak beradik itu. Bagaimana tidak tertawa terbahak-bahak melihat Fania dan Randi? Mereka bukan bermain perang pukul pukulan atau lebih tepatnya bermain fisik melainkan bermain pistol air dengan biji jeruk yang dicampur pewarna. "Kalo tau gini ga usah gue larang tadi haha"seru Ria disela tawanya. "Iya bener ri lumayan tontonan gratis haha"sahut Felys yang sangat menikmati pertunjukan itu. "Hahah iya jarang jarang kita gini fel"kata Ria dan kembali fokus ke pertunjukan kakak beradik itu. Seruan Fania dan Randi terus menggelegar di halaman belakang.

Hiaaattt
Mampus lo

Rasain pukulan bencong jalanan
Hahaha
Syukurin lo haha

Awass terima balesan dari gue

Hiaaattt mampus lo

Rasain nih pukulan gajah terbang

Hiaa pukulan Fania lagi pup

"Woii kalo namain jurus tu ga usah pake nama gue! Apalagi ada kata pup bangke lo kak!"sinis Fania yang tak terima bila namanya menjadi bahan sasaran kakaknya. "Suka suka gue la! Mau namain jurus gue apa, toh buktinya manjur haha"sahut Randi dengan santai tanpa dosa. "Sialan lo kak rasain serang gue selanjutnya"seru Fania. Yang hanya dijawab oelh Randi dengan menaik turunkan alisnya. Dan kemudian teriakan kakak beradik itu kembali menggema.

Hiaaatt rasain ini hiiaattt

Hahaha
Mampus lo


Lo terima nih balesan dari gue

Pukulan Randi dicium nenek peot

Bangke lo! Terima pukulan maut gue

Hiaattt pukulan Fania lagi kentut

Kagak kena wleehhh

Rasain ini haha
Pukulan Randi jadi bencong

Pukulan Fania lagi ngupil
Hiaatt

Ga mempan untuk gue haha

Rasain pukulan dari Randi ganteng
Ga kena haha

Pukulan Fania cantik kaya bidadari
Mampus
Matii kauu haha

Perang perangan itu terjadi sampai sore hari. Fania dan Randi mulai kelelahan dan akhirnya mereka berdua memutuskan untuk tidak melanjutkannya lagi. Sedangkan Ria dan Felys duduk santai dipinggir halaman dengan cemilan ditangan seakan akan sedang berada dibioskop. Memang permainan kakak beradik itu seperti ini sejak kecil karena keduanya tak mau menyakiti satu sama lain dari mereka. Makanya sejak dari kecil mereka memutuskan untuk tidak bermain fisik. Meskipun memiliki sifat nakal jahil dan reseh dari keduanya yang sama sama dipergunakan untuk menggangu satu sama lain. Namun dibalik itu semua tersimpan rasa sayang yang begitu besar yang terpancar dari kakak beradik itu tentunya. Rasa tanggung jawab untuk menjaga satu sama lain telah melekat pada diri Fania maupun Randi.

***
Heeii maaf part kali ini biasa biasa aja dan pendek author lagi ngejar waktu kepepet sama tugas,les dan berbagai kegiatan lainya. Jadi sebisa mungkin author sempetin buat part ini.
Happy reading!!!
See youu 😘

Jangan lupa vote dan komen ya 💓

Salam,
Nanaa❤

17-10-2017

Aku Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang