--------------------------------------------------------
Earthquake
Disclaimer © Masashi Kishimoto
Sasunaru
Rating : T
Warning : Typo, Ide cerita pasaran, udah pasti BL. Hermaphrodite.
Summary : Naruto adalah penderita Ambigous genetalia yang menjalin hubungan backstreet dengan salah satu kakak angkatnya.
Suatu hari karena sebuah alasan, dia meninggalkan Jepang dan pergi ke Korea mengikuti seorang wanita kesepian.
Sepuluh tahun berlalu Korea diguncang oleh kemarahan alam.
Sebenarnya fic ini dibuat untuk event Naru birthday, tapi setelah dibaca berulang kali lepas dari tgl 10 okt, ternyata fic ini bener2 lebih baik tidak diikutkan event. Selain karena ternyata tidak nyambung dg sub tema fic ini juga kacau sekali bahasanya.
Hadeuh kecewa berat sama otak yg diriku punya.
Happy Reading ajalah ^^
--------------------------------------------------------
.
.
.
Tepatnya tanggal 29 Maret 2017 menjadi momok mimpi buruk bagi seluruh penduduk Seoul, Korea Selatan. Dimana kota yang berstatus sebagai ibu kota itu menjadi pusat gempa berkekuatan 8 SR.Gempa yang meluluh-lantahkan setiap bangunan menjadi rata dengan tanah hanya dalam hitungan menit. Siapa yang bisa menduga kuasa tuhan? Siapa yang bisa menyalahinya?
Beruntung sekali, Naruto sedang tidak berada di Seoul ketika gempa itu terjadi. Dia dibawa pergi oleh wanita yang tinggal dengannya ke China untuk liburan. Hal yang menurut Naruto adalah suatu keberuntungan besar.
Mendapat kabar buruk yang menimpa kampung halamannya, wanita bernama Sohee itu kembali ke Seoul untuk melihat keadaan tempat tinggalnya. Juga melihat para korban yang selamat.
Sungguh sangat tidak terduga dengan apa yang menimpa negara kecil itu.
Korban jiwa mencapai ribuan. Jangan hitung berapa kerugian mereka.
Banyak Negara yang berkabung atas apa yang menimpa Korea Selatan. Mereka berbondong-bondong memberi bantuan dengan menyalurkan bahan-bahan pangan dan obat-obatan atau pergi ke pusat gempa sekedar menjadi relawan disana.
.
.
.
Dua hari setelah gempa terjadi Naruto beserta anaknya juga Sohee, wanita yang telah merawatnya kembali ke Negeri Gingseng itu.Hal pertama yang mereka lakukan sesampainya disana adalah melihat rumah yang mereka tinggali.
Sudah tak berbentuk.
"Tidak apa-apa, jika keadaan sudah membaik kita akan bangun lagi rumah disini." Wanita bersurai pirang pucat berkata pasrah, senyumnya tetap terkembang. Naruto tahu bagaimana perasaan sang wanita. Rumah itu adalah peninggalan dari suaminya, dan Sohee sangat menyayangi rumah berlantai dua itu.
"Dimana Menma?" Sohee mengedarkan pandangan, mencari sosok bocah kecil berusia 9 tahunan. Naruto melakukan hal yang sama. Dia berjalan menyusuri reruntuhan untuk mencari keberadaan sang anak. Tadi anak itu berdiri disebelahnya.
"Papa!" Naruto agak terkejut saat kakinya dipeluk tiba-tiba. Bocah kecil bersurai hitam. Bola matanya yang juga berwarna sama dengan rambut tampak kecewa. Kedua tangannya melepas pelukan pada kaki Naruto lalu terulur keatas-minta digendong.
Seorang wanita mendekati mereka.
"Posko pengungsiannya tidak terlalu jauh dari sini. Lebih baik kita kesana dan melihat para korban selamat. Mereka memerlukan bantuan banyak tenaga."