Pounding Heart

237 11 4
                                    

"Anak-anak itu bena-benar polos," sepasang iris hitam berlapis softlens menunduk. Memandang bidang catur hitam-putih dan mulai mengambil langkah menyerang lawan. "Mereka pikir, asal mereka belajar dan menang mendali emas, masa depan mereka sepenuhnya terjamin," Park Hyunbin menghela napas berat. Teringat dengan lima remaja yang mempengaruhi adik angkatnya untuk berbuat baik. Lawan mainnya—Li Yanjie—terlihat sama seriusnya menanggapi topik pembicaraan dengan jemari dan otak yang bekerja untuk saling menjatuhkan. Siapa yang berhasil menjatuhkan Raja terlebih dahulu, di dalam game ini, ia lah yang menang.

Sepasang mata terpejam. Menghela napas kecil guna mengusir penat. Sesak dan sedih di dada terasa, namun otak berjalan cepat dan tetap fokus akan permainan. Ah... Bagai permainan catur yang memerlukan strategi, bukankah kehidupan pun juga memerlukannya?

Sederet ucapan dari sosok yang menjadi lawan main dan lawan bicara mengalun. Pria keturuna Korea itu menghentikan pergerakan. Menatap ke depan dan merasakan keseriusan dengan nada posesive yang kentara. Diam-diam, hati kecil tergetar. Keputusan yang terucap dengan penuh keyakinan membuatnya mengagumi sosok yang telah menjadi adik angkatnya ini.

Senyuman kecil merekah. Wajah cantik berbingkai helai pirang gelap merasakan hangat di dada. Ia tahu, jalan yang dipilih adiknya, tidak akan mudah. Maka, sebagai sosok kakak yang pengertian, ia pun tidak akan ikut campur terlalu jauh. Li Yanjie dengan otoritas dan sifat keras kepalanya, tidak akan membiarkan Hyunbin ikut campur, itu sebabnya pria ini hanya akan bergerak seperlunya—membantu sang adik apabila sosok itu dalam masalah. Karena bagaimana pun, meski mereka tidak sedarah, mereka adalah keluarga.

.

.

.

Pounding Heart

Story by: Aoi the Cielo

304th Study Room © Felicia Huang

Pair: Park Hyunbin x Li Yanjie

Rated: T+

Genre: Romance, Slice of Life, Family

WARNING! YAOI! BOYXBOY! LGBT! Typo(s), Semi-AU, Dll...

.

.

.

Siapa yang tidak ingin menjadi seorang CEO? Terlebih menjadi pemimpin di perusahaan Dong Gwang Group. Oh, wow, dengan uang yang seolah tidak akan habis tujuh turunan, dihormati semua pihak, bisa ke luar negri kapanpun dan di manapun, kenal dan dekat dengan orang-orang terkenal, semuanya hanya hoax bagi pria berwajah mulus ini.

Park Hyunbin, sekali lagi, memijit pelipisnya. Pemimpin muda ini tengah pusing tujuh keliling. Serius, kata siapa enak jadi pemimpin? Setiap hari harus memeriksa laporan saham dan mencoba menyeleksi strategi terbaik demi meningkatnya keselarasan perusahaan. Ia yang masih muda dan berkulit kencang, terancam terkena penuaan dini karena stress. Serius, jalan-jalan dan ke salon dengan Hannie—si TOP Model terkenal—merupakan pilihan pertama untuk rileksasi kecantikan kulit. Atau main ke kamar adik angkatnya—Yanjie—saja? Kamar itu penuh dengan peralatan gym—membuat tempat yang seharusnya menjadi kamar malah terlihat seperti tempat gym pribadi.

Helaan napas terdengar. Tubuh ia sandarkan ke kuris dengan lemas. Sesak di dada kembali menghampiri—diiringi siluet wajah familier yang dirindu hati. Iris biru menatap galak layar yang ada di depan. Bayangan wajah sang adik angkat masuk ke dalam kepala. Li Yanjie izin pergi ke Indonesia untuk dua sampai tiga bulan. Ia memberi izin—meski pada awalnya melarang keras—namun toh mendengar apa yang terjadi membuat sosok yang dipanggil Hyunbin-oppa ini luluh.

Pounding HeartWhere stories live. Discover now