Nathan Point of View
Hari ini hari Selasa, hari dimana waktunya gue dan temen-temen daftarin diri ke universitas, jadi mahasiswa maksud gue.
Rencananya sih kita berenam bakal barengan daftarnya, biar kita bisa sekampus bareng terus.
Sebenernya gue juga minder ngeliat nilai gue yang cukup, ya you know lah😆. Tapi gue positif thinking biar bisa masuk diuniversitas yang bakal kita daftar barengan.
Gue udah nunggu Vania dirumahnya. Gue berangkat bareng Vania, yang lainnya, udah pasangan sendiri-sendiri termasuk Bella dan Juna.
Gue tercengang sih ngeliat Juna dan Bella udah akur. Kenapa nggak dulu-dulu aja sih akurnya, gini kan enak.
Semoga nggak ada yang berantem lagi diantara kita berenam deh, adem ayem gitu aja terus, selamanya kalau perlu."Kamu yang pede ya, positif thinking aja ketrima disitu (universitas Jakarta)." dukung tante Kinan, mamanya Vania, calon mertua gue.
"Iya tante, saya juga yakin kok bisa keterima." balas gue penuh tekad.
Nggak lama, Vania turun dari kamarnya dan menghampiri gue dan tante Kinan.
Seperti biasa, penampilannya yang sederhana tapi terlihat cantik.Setelah berpamitan gue dan Vania langsung berangkat ke kampus buat pendaftaran. Karena kita langsung ketemunya disana.
"Kamu udah siapin berkas buat daftarnya?" tanya Vania care. Iyaiyalah cewek gue gitu, gimana nggak perhatian coba.
"Udah kok, kamu?" Vania mengangguk.
*
*
*Author Point of View
Sesampainya di Universitas Jakarta, Nathan dan Vania langsung memarkirkan motornya dan turun mencari keberadaan teman-teman yang lainnya.
Nathan dan Vania susah mencari keberadaan teman-teman yang lain karena di Universitas Jakarta sudah ramai dengan mahasiswa yang juga ingin mendaftarkan diri dikampus tersebut.
Dari kejauhan, terlihat Bima dan Nana yang lagaknya sedang mencari-cari orang.
Setelah melihat orang yang dicari, Bima langsung melambaikan tangannya pada Nathan.
Nathan dan Vania langsung berjalan menuju Bima dan Nana.
"Kalian udah daftar?" tanya Nathan.
Nana menggelengkan kepala.
"Kita tungguin lo dan yang lainnya." jawab Bima merapikan jambulnya yang bergerak-gerak terkena angin."Bella sama Juna belum keliatan batang idungnya?" tanya Nathan mencari-cari.
"Aku line aja deh." putus Vania.
Bella Clarani A
Bell kamu dimana?
Kita udah nyampe nih.
Kamu dimana? Sama
juna nggak?"Udah bales?" tanya Nathan. Vania hanya menggeleng sambil memicingkan matanya, silau karena panas matahari pagi sudah terik.
Ting!
"Bunyi tuh ponsel lo." Vania langsung mengecek ponselnya.
Bella Clarani A
Gue di lobi.
Sekarang aja, udah
ada Juna nih.
Kesini aja langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...