Pelajaran pertama berlalu seperti biasa dan bel istirahat berbunyi dan dengan wajah girang anak-anak remaja itu pun berhamburan keluar. Ada yang ke kantin,ada yang ke perpustakaan ada juga yang mojok dengan pacarnya. Tapi tidak dengan Dinda, dia harus menemui Dylan di lapangan basket. Dinda pun menghampiri Dylan karena dia tidak mau jika suratnya disebarkan keseluruh teman-temannya.
"Nah,dateng juga loe."
"Udah nggak usah basa-basi cepet bilang apa syarat dari loe?"
Teman-teman Dylan memandangi Dinda dengan tatapan genit dan ada juga yang terang-terangan menggodanya.
"Siapa nih Dy? fans loe lagi? cakep juga, boleh nih buat gue" Kata salah seorang teman Dylan.
"Ayo neng sama abang aja ntar abang beliin kerak telor deh" Tambah teman yang satunya lagi.
Dinda yang semula berani dan bicara lantang pada Dylan sekarang menjadi ciut dan gemetar karena digoda teman-teman Dylan. Ia menggigit bibir bawahnya.
"Udah-udah, nih cewek urusan gue."
"Tumben loe mau berurusan sama cewek, udah puber loe? hahaha..."
"Diem loe cumi,eh loe cewe mending kita bicara disana deh biar nggak digangguin sama berandal-berandal ini."
"Cie Dylan sekarang punya cewek, hati-hati neng Dylan itu suka nggingit loh, hahaha"
Dylan menarik tangan Dinda dan membawanya kesebuah tempat dan tidak memperdulikan omongan temanya.
"Sekarang loe bilang apa yang harus gue lakuin?" Tanya Dinda.
"Oke, yang pertama loe harus lakuin adalah loe harus menjadi asisten gue dan temen-temen gue baik saat latihan maupun di luar latihan jadi loe harus siap siaga kapanpun gue membutuhkan."
"What? jadi asisten loe? ogah!!"
"Kalau ga mau ya udah, dengan terpaksa gue....."
"Eh jangan, jangan...yaudah deh gue mau, terus loe sekarang nyuruh gue apa?"
"Gitu kek dari tadi, nah sekarang beliin gue snack dan soft drink buat gue dan temen-temen gue, ntar bawa ke kelas gue! cepet!"
"Tapi?"
"Udah jangan kebanyakan tapi-tapian."
"Gue mau nanya kelas loe dimana?"
"Oh iya gue lupa, kelas gue di XI IPA 2, udah paham?"
"Iya udah, tapi duitnya mana?"
"Minta apa? duit? kalau loe minta duit ada syaratnya Din,loe mau?" Tiba-tiba tatapannya berubah.
Dylan mendekati Dinda selangkah demi selangkah sampai Dinda mundur beberapa langkah sampai mentok di sebuah dinding. Dinda gemetaran.
"Ma, mau apa loe? mundur sana!"
"Katanya mau minta duit?" Tanya Dylan sambil menaruh tangan kanan nya di samping badan Dinda.
"Yaudah mana?"
"Kalau loe mau duit loe harus mau......"
Dylan semakin mendekatkan wajahnya ke Dinda. Dinda takut dan memejamkan matanya.
"Kenapa loe merem? gue cuma mau bilang kalau lo mau duit ini loe harus mau ngangkat telfon gue disaat gue butuhin tenaga loe, kapanpun dan dimanapun!"
"Huft...oke"
"Loe mikir gue mau cium loe ya?"
"Apaan sih? udah gue mau pergi dulu beliin loe jajan."
"Sip, jangan pake lama."
Akhirnya Dinda pergi ke kantin dan segera membelikan makanan untuk Dylan dan teman-temannya, selain itu dia harus berpacu dengan waktu supaya dia kembali ke sekolah sebelum jam istirahat selesai.
Terimakasih sudah membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [On Going]
Dla nastolatków[Belum revisi] Pernahkah kamu suka sama seseorang tapi jatuh cinta dan berakhir sama orang lain? Berawal dari ketidaksengajaan membawa Adinda Putri, siswa kelas X pada cinta sejatinya. Ikuti kisahnya.