ONE : 11. A Mom And The Ritual

1.1K 101 0
                                    

Sorry for another late!! kena demam tipus, jadi nya kudu bedrest total!! But!

sebagai gantinya, aku bakal update langsung untuk End Of BOOK ONE LAST CHAPTER!!

dan Book TWO untuk chapter 1!!! so enjoy it!!

Keep reading guys, It just a prolog!! hohoho~

don't forget to vote, comment dan baca ff aku yang lain ya~

komawo <3

 don't forgetr to follow my twitter, @ mdmmnstr

enjoy the story

Previously


Pandangan mereka beralih ke suara mobil yang singgah di depan rumah Bang Tan. Jin melepas pelukannya, dan wajah Namjoon mengeras. Hoseok langsung berdiri tegak, dan berdiri di samping sang rubah. Tak lama, seorang yang familiar keluar dari pintu penumpang. Seorang wanita yang cantik dan anggun, bertubuh mungil namun terlihat sangat gemulai. Junlee menghela nafas dan akhirnya menaruh gitarnya, Jimin yang melihat semua sikap mereka langsung berdiri tegang.

*_*_*_*_*_*_*_

"Eomma, apa yang Ibu lakukan disini? Kenapa tidak menelpon dulu kalau mau datang?" Ucap Jin terdengar riang dan memeluk Ibunya.

"Ayahmu akan melakukan ritual penting malam ini, dan Mamamu ini ingin bersama anak satu-satunya. Apa itu salah?" Ibu Jin menyolek hidung Jin lembut. Jin menggeleng, Ibu Jin melihat mereka satu persatu, para anak muda lainnya menunduk hormat setiap mata mereka bertemu. Namun, alis Ibu Jin berkerut saat melihat Junlee masih terlihat santai.

"Kau belum siap-siap? Sudah jam 7 lho. Apa kau ingin bersama pamanmu?" Tanya Ibu Jin kepada Junlee.

"Tidak usah, nanti saya bawa mobil sendiri. Dan, karena paman sudah ada, sepertinya saya harus siap-siap. Permisi." Pamit Junlee memasuki rumah.

Jin dan Ibunya duduk di teras, sedang taehyung masuk dan menemani Jungkook untuk bersiap. Hoseok masuk ke kamarnya di bawah tanah. Jimin merasa sedikit malu, dia tidak memiliki Ibu, lebih tepatnya tidak mengingatnya, atau mungkin sosok perempuan dalam hidupnya. Dia dititip saat orang tuanya memilih untuk meninggalkan di Silver House.

"Eomma, ini Jimin yang selalu kukatakan di telepon. Yang dikirim Paman Bang PD-nim untuk menemaniku." Jelas Jin. Jimin berdiri dan menunduk formal.

"Annyeonghaseo, nama saya Park Jimin mahasiswa Dance di Fakultas Dance and Art di BigHit College. Senang bertemu dengan anda, Jin-Eomma." Ucap Jimin.

"Kau tidak perlu menggunakan Jin di depan Eomma. Sini, duduk di samping Eomma. Biar Eomma bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki 2 anak omega pria yang tampan dan imut seperti kalian berdua." Ucap Ibu Jin menepuk kursi yang kosong disampingnya.

Pipi Jimin memerah, tapi dia ragu. Dia bahkan tidak pernah dipeluk perempuan sebelumnya. Tapi, karena kepalanya mulai terasa sakit, dan dia tiba-tiba merindukan sentuhan seorang ibu, dia akhirnya duduk dengan hati-hati. Dia tidak ingin Ibu Jin merasakan bahwa suhu tubuhnya menghangat. Dia hanya ingin bersandar di lengan seorang ibu.

"Omo, kamu demam sayang. Apa kau flu? Lihat kamu keringatan." Ucap Ibu Jin yang merasakan hangat di tubuh Jimin. Ibu Jin mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan menyeka keringat yang meleleh di dahi Jimin.

Jimin menitikkan air mata. Dia sama sekali tidak pernah diperlakukan dengan penuh kasih sayang seperti ini.

"Ayo, sebaiknya kita masuk, angin malam membuat demammu semakin tinggi. Kamu harusnya tahu. Omega itu paling mudah sakit. Terutama setengah manusia sepertimu. Ayo sayang, masuk. Kamu langsung masuk kamar saja nanti Jin dan Mama yang akan menyiapkan makan malam untuk kalian." Ibu Jin memegang kedua lengan Jimin dengan lembut.

1ST ARC : The Begin Of Silverbolt [Compelete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang