~Kouha's POV~
Aku dan Edenia telah sampai ke gedung internasional aliansi, di luar sana sungguh buruk sekali. Aku bergegas mengambil metal vesselku, Leraje. Aku larut dalam pikiranku sendiri tentang hidup yang selama ini aku jalani sejak aku terlahirkan.
"Hei, Edenia..." aku memanggilnya dengan lembut.
"Ada apa Kouha?" Edenia membalas panggilannya dan mendekat.
"Aku ingin berkata, selama ini aku hidup dengan membenci ayahku sendiri yang telah menyudutkan aku dan ibuku seolah kami tidak pernah ada. Dia memalingkan wajahnya dari kami. Kemudian, En-Nii dan Mei-Nii mendatangi ku dan menganggapku sebagai adiknya. Ku pikir aku selama ini, aku melindungi kakak-kakak ku dan seluruh saudara-saudariku. Tetapi, semuanya terasa berubah sejak kau datang dalam hidupku, Aku mengetahui arti cinta dan kasih sayang sesungguhnya dari mu. Saat itu, aku mulai sadar bahwa kau adalah untukku." balas Kouha dengan tidak ragu.
"......" Edenia terdiam tidak berkata-apa.
"Kau mengikutiku walaupun aku bukan pangeran lagi, kau sangat mencintaiku. Aku tak tahu harus berkata apa, wanita yang selalu dekat denganku terkadang ibuku, Junjun, Jinjin, Reirei dan Kougyoku. Tetapi semua berbeda dengan kehadiranmu. Kau beri aku hidup, aku ingin berterimakasih kau selalu disisiku tanpa memandang status dan derajatku. Mungkin, aku harus berterimakasih kepada Raja Solomon, Ayahnya Aladdin kau tahu dia kan?" balas Kouha lagi.
"Ya, dia teman lamaku. Aku tahu itu. Aku juga berterimakasih di pertemukan olehmu. Takdir terkadang membuat kita penasaran apa yang terjadi selanjutnya, iya kan? Aku merasa senang bertemu denganmu, menikahimu, mempunyai Kouran juga. Inilah yang terbaik dalam hidupku." balas Edenia berpelukan di dadanya.
"Aku juga begitu, aku mencintaimu daripada siapapun. Tidak ada wanita lain bisa menandingimu, sayangku. Edenia, kau memberikanku hidup. Kita harus melindungi masa depan demi Kouran. Dia masih terlalu kecil, tapi aku tahu masa depan dan hidupnya masih panjang." Kouha mengelus kepala wanita berambut pink itu dan mencium keningnya.
Mereka berpelukan kurang lebih 10 detik. Akhirnya Edenia melepaskan pelukannya dan menatap Kouha.
"Ayo kita pergi. Semuanya menunggu." balas Edenia.
"Aku tahu. Kita pergi bersama melindungi masa depan dunia ini. Leraje!" sahut Kouha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rukh of Destiny [COMPLETED]
FanfictionCerita ini diangkat dari magi chapter 116, dan diambil dari prespektif Kou Empire. Tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Just for fun.