I NEED YOU
Arik membuka matanya saat merasakan cahaya cerah menerobos masuk dan membuat matanya yang terpejam menjadi silau. Sesekali ia menutup matanya karena masih belum menyesuaikan dengan cahaya.
"Bangun! Kerja! Kerja!" seru altris sembari memakai sepatu pantopel yang tergeletak di bawah tempat tidurnya.
Perlahan arik bangun dengan mata menyipit, "mau kemana pagi-pagi begini?" tanya arik ke altris, altris menoleh sementara tangannya masih sibuk memakai sepatu.
"barusan ditelfon sama papah buat dateng ke kantor, katanya ada hal penting" jawab altris, arik menekuk wajahnya, lalu menggeser posisi duduknya agar duduk dibelakang altris, lalu melingkarkan tangan ke pinggang altris dan menyandarkan kepalanya di punggung altris.
"pulangnya jangan lama-lama ya"
Altris mengusap tangan arik, "iya, nanti kalo udah selesai langsung kesini, kenapa emangnya? Gak mau jauh-jauh? Mau ikut kerja?" tanya altris, arik mengeratkan pelukannya.
"entah kenapa hari ini rasanya gak mau lo pergi dari sini"
Altris melepas tangan arik, lalu membalikkan badannya dan menatap arik dengan senyum lembut. "mandi dulu, terus sarapan, terus kerja, terus makan siang, terus pulang, terus dateng kerumah orang tua lo"
Arik menghela nafas, "gue maunya kesana kalo sama lo", altris mengusap rambut arik dengan gemasnya, "coba dulu sendiri kesana, gue belum tentu nanti pulang. Hubungan kalian baru terjalin, perlu ekstra kesabaran untuk mempertahankan. Seburuk apapapun mereka, mereka tetep orang tua lo yang pernah membesarkan lo dengan penuh ketulusan dan kasih sayang. Mungkin kalo mereka gak sayang lo, lo sekarang gak ada, palingan dicincang kayak berita-berita di tv" jelas altris
"sadis ya perumpamaannya"
"udah gue berangkat ya. Jangan lupa sarapan"
"lo udah sarapan?" tanya arik
"palingan nanti sampe dikantor dibawain roti sama asissten papah" altris bangun dari kasur dan beranjak keluar, diikuti arik.
"hati-hati ya. Tunggu tris" altris membalikkan badan sebelum membuka pintu untuk keluar. Arik mendekat, lalu meraih dasi altris dan memperbaikinya. Altris tersenyum.
"belum jadi istri udah kayak gini, apalagi kalo udah?" arik langsung mengencangkan dasi altris sehingga altris merasakan lehernya dicekik.
"aduhhh" ringis altris, arik menampakkan senyum jahilnya.
"kalo berani selingkuh ya gue gantung" ujar arik lalu kembali mengendorkan dasi altris dan membuatnya terlihat rapi.
"Ya janganlah, dimana nyari cowok seganteng gue?" lanjut Altris
Arik memukul kecil bahu altris, "udah sana. keburu dimarahin papah"
"iya, iya. Jangan lupa kerumah papah lo ya" altris pun membuka pintu dan sebelum pergi ia mencium kening arik.
J J J
Seperti biasa arik memilih menghabiskan jam makan siangnya di kafe dekat kantornya sendirian, kalau dulu bersama nana, tapi sekarang ia lebih memilih sendiri daripada makan di kafetaria lantai bawah kantornya, karena menurutnya makan disana berisik, apalagi karyawan-karyawan lain yang baru datang dari menangani kasus, pasti ributnya minta ampun karena stres menangani kasus yang mereka dapatkan. Ditambah lagi karyawan-karyawan penerbit buku yang berada di lantai atas yang kalau jam makan siang itu rame.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATRAPADO (Belum Direvisi)
Novela Juvenil(vote+comment) Arik memerlukan uang! Dengan terpaksa dia menerima tawaran untuk menjadi pacar bayaran seorang homo yang ingin dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa oleh orang tuanya, karena ketahuan Homo. Tapi lambat laun Arik bukan lagi pacar bayaran. Apa...